SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengingatkan kader-kader Golkar yang menjadi pemimpin di daerah agar mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Yang menjadi Pimpinan DPRD di daerah maupun sebagai Bupati, Walikota atau Gubernur, harus mendorong kebijakan pusat,” ujar Airlangga dalam pembukaan program Executive Education Program For Young Political Leaders (program pendidikan bagi para pemimpin muda) angkatan ke-2 secara daring, Senin (5/7/2021).
Airlangga yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu meminta semua kader pemimpin daerah satu langkah agar bangsa ini selamat dari pandemi Covid-19.
Setelah selamat dari pandemi, Airlangga berharap ada pemulihan perekonomian nasional, demi menekan angka kemiskinan yang merupakan efek karambol dari pandemi Covid-19.
“Kita berharap agar angka kemiskinan tetap bisa di level single digit. Berikutnya adalah penciptaan lapangan pekerjaan menjadi hal yang terpenting dari seluruh skenario yang ada,” terang Airlangga, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Di luar itu, Airlangga Hartarto juga menyinggung peran kader-kader muda Golkar dalam ikut memajukan tanah air. Dalam hal ini, Airlangga berharap kader muda Golkar mampu membuat terobosan bagi Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid 19.
Airlangga berharap, program yang berjalan secara daring itu bisa menjadi momentum agar semuanya satu langkah, satu pengetahuan dan mampu mencari langkah-langkah terobosan.
“Agar kiga bisa keluar dari pandemi Covid-19 dan ke depannya kita perlu merangkai kebijakan publik berikutnya,” kata Airlangga.
Dalama kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily menjelaskan, dengan diberlakukannya PPKM Darurat, pendidikan kali ini sepenuhnya dilaksanakan secara daring.
Ia memastikan, meski dilakukan secara daring, pendidikan kader-kader muda itu akan tetap menarik bagi peserta.
“Maka yang sedianya akan diadakan di DPP Partai Golkar dan bersifat tatap muka, akhirnya tidak jadi kita laksanakan,” ujar Ace Hasan.
Akan tetapi, demikian Ace, atas arahan dari Ketua Dewan Pembina Golkar Institute, kader-kader muda harus tetap beraktivitas dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
“Karena itu, tanpa mengurangi substansi dari tujuan penyelenggaraan kursus singkat untuk para pemimpin muda, acara ini tetap kami gelar dalam bentuk daring,” kata Ace.
Ace menjelaskan, acara yang akan berangsung enam hari ke depan itu diikuti 33 peserta yang telah melalui proses seleksi dari 140-an peserta yang mendaftarkan.
Panitia melakukan seleksi ketat, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah peserta dibatasi maksimal berusia 40 tahun serta memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.
“Dan yang paling penting adalah keinginan yang kuat untuk mengikuti acara ini,” lanjut Ace.
Dikatakan Ace, pelatihan tersebut menghadirkan narasumber-narasumber yang memiliki reputasi, baik nasional maupun internasional.
Di antara narasumber yang hadir adalah Prof Kishore Mahbubani dari Singapura, Prof Eko Prasodjo, Prof Hamdi Muluk, Menteri Perindustrian Dr Agus Gumiwang, dan para Kepala Daerah serta para politisi senior.
Acara pembukaan pendidikan Golkar Institute juga dikemas dengan dialog publik mengusung tema The World of Politics From the Perspective of Indonesian Youth. Dalam dialog tersebut hadir tiga narasumber yakni Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan, Philips J. Vermonte, Direktur Eksekutif CSIS dan Andhyta Firselly Utami, Co-Founder Think Policy Society.
Kepada kader-kader muda Golkar, Jerry berbagi pengalaman. Menurutnya, politik adalah pengabdian kepada negara.
“Konsep politik bagi saya adalah bagaimana kita bisa memberikan kontribusi. Kita memberikan pengabdian. Jangan jadikan politik sebagai karir. Jadikan politik ini sebagai lahan mengabdi,” tegas Jerry.
Jerry juga mengingatkan agar politisi-politisi muda Golkar tidak hanya berkecimpung di dunia politik saja. Menurutnya, mereka harus memiliki aktivitas lain seperti berwirausaha ataupun sebagai akademisi.
“Selain sebagai politisi, harus ada aktivitas lain. Saya selain sebagai wakil menteri, juga sebagai dosen, akademisi,” papar Jerry.
Sementara Philips J Vermonte menyebut bahwa politik kita saat ini banyak dijalankan oleh orang-orang muda. Oleh karena itu, penting bagi Partai Golkar untuk memperbanyak tokoh-tokoh partai dari orang-orang muda.
Menurutnya, Partai Golkar perlu menangkap aspirasi orang-orang muda. Kepada para kader-kader muda Golkar, Philips berpesan tentang hakikat politik.
“Kita berpolitik untuk menyejahterakan Indonesia, kita berpolitik untuk mendemokrasikan Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan Andhyta Firselly Utami, Co-Founder Think Policy Society menyebut bahwa saat ini telah banyak anak-anak muda yang berkecimpung di politik. Ia bahkan menyebut anak muda adalah poros di banyak hal.
“Orang muda adalah poros semuanya. Orang muda banyak sebagai staf ahli, staf ahli di kepala daerah, sebagai PNS dan profesional,” terangnya. Suhamdani