JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Kasus Amplop Bansos di Karanganyar Ditumpangi Nama Bupati dan Istri, Siap-Siap 2 Pihak Bakal Diperiksa. Bobby Sentil Jangan Diganduli Kepentingan!

Ilustrasi uang. Pixabay
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus dugaan pencatatan bantuan sosial untuk PKL dari dana Baznas namun diamplopi bertulis bupati dan istri, menuai reaksi dari DPRD setempat.

Komisi B DPRD berencana memanggil pejabat di Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UKM serta Baznas, perihal amplop bansos tunai PKL terdampak PPKM darurat tercetak nama bupati dan istri bupati itu.

Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD Karanganyar, Bobby Aditya Putra. Kepada wartawan, Bobby mengatakan saat ini pihaknya tengah menyiapkan undangan.

Pemanggilan pejabat OPD dan Baznas dijadwalkan digelar pada pekan depan.

“Kemungkinan pekan depan baru dihadirkan. Ini mengirim undangan dulu,” kata Bobby dihubungi wartawan, Kamis (22/7/2021).

Bobby menjelaskan pemanggilan dipandang penting untuk meminta keterangan dari Kepala Disdagnakerkop Martadi.

Yang bersangkutan akan dikorek perihal alasan memasukkan uang bansos tunai ke amplop yang tertulis nama Bupati dan Hj Siti Khomsiyah A.Md yang notabene istri Bupati Karanganyar Juliyatmono. Sementara sumber dana bansosnya disebut dari dana Baznas Karanganyar.

Sedang Baznas perlu dihadirkan karena selaku lembaga yang memiliki dana itu dan penyalur dana bansos tunai. Dari keterangan dua pihak tersebut, diharapkan bisa diperoleh gambaran jelas untuk menentukan sikap tegas dari DPRD terkait kasus itu.

“Saya ditanya apa tanggapan soal itu (amplop bansos tercetak nama istri bupati). Yang nanya ada dari wartawan juga dari LSM. Padahal Komisi B belum tahu duduk permasalahannya. Maka, akan kami panggil pihak-pihak terkait,” katanya.

Baca Juga :  Tolak Tegas Keputusan KPU, TPN Ganjar-Mahfud Minta Prabowo-Gibran Didiskualifikasi

Bobby belum bersedia berkomentar perihal indikasi motif penggunaan nama pribadi atas bantuan bersumber dana umat.

Namun ia menilai pencantuman identitas pengirim bantuan mestinya disesuaikan dengan asal dananya. Misalnya, institusi Pemda tertulis di amplop bantuan bersumber APBD.

“Misalnya itu uang pribadi, sudah sepantasnya ditulis pribadi yang bersangkutan atau malah hak yang bersangkutan mau mencantumkan atau tidak. Biasanya kalau bantuan dari kolektif, tercetak nama organisasinya,” katanya.

Ia mengingatkan pejabat daerah lebih mementingkan urgensi pemberian bantuan, alih-alih punya maksud terselubung.

Terlebih di saat warganya membutuhkan uluran tangan pemerintah di tengah pandemi Covid-19.

“Mari secara pribadi berperan. Jangan diganduli kepentingan. Karena masalah pandemi Covid-19 adalah force majoure,” katanya.

Kepada para pejabat di OPD, ia meminta lebih peka menyerap aspirasi masyarakat tentang kebutuhan mendesak. Misalnya logistik penopang hidup yang dibutuhkan warga selama menjalani PPKM darurat.

Bansos tunai yang dibagikan di kantor Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM (Disdagnakerkop dan UKM) Karanganyar, sejak Senin (19/7/2021) itu kini ramai menuai sorotan lantaran diduga terjadi pembegalan atas nama pemberi bansos.

Tak kurang dari 840 PKL terdampak PPKM Darurat mendapatkan bantuan masing-masing Rp 300.000.

Saat diterima para pedagang, amplop berisi bantuan tunai tersebut bertuliskan nama Bupati Karanganyar Juliyatmono, serta istri bupati yang juga anggota DPRD Karanganyar Siti Khomsiyah.

Sedangkan anggaran bansos tunai tersebut, berasal dari anggaran Baznas Karanganyar.

Baca Juga :  Tolak Tegas Keputusan KPU, TPN Ganjar-Mahfud Minta Prabowo-Gibran Didiskualifikasi

Selain tulisan nama bupati dan istri, hanya tertera keterangan alamat dan kantor bupati di sisi kiri kanan amplop. Baznas sebagai pemberi bantuan anggaran, justru tidak disebutkan dalam amplop berwarna putih tersebut.

“Iya sumbernya dari Baznas. Totalnya Rp 300 juta. Memang ada pos untuk penanggulangan bencana, karena Baznas juga diinstruksikan supaya kita tanggap terhadap bencana ini,” ujar Ketua Baznas Karanganyar, Sugiyarso, kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (21/7/2021).

Sugiyarso menjelaskan dana bantuan tersebut memang dicairkan usai Baznas berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar.

Meski begitu, pihaknya mengaku tidak tahu menahu terkait pencantuman nama istri bupati dalam amplop bantuan tunai tersebut.

“Saya belum ngecek. Saya belum tahu. Kalau Pak Bupati, beliau kan memang ketua Penanggulangan Covid-19. Yang penting perjanjiannya dari Baznas, kalau menyerahkan kan orang lain boleh menyerahkan,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Disdagnarkerkop dan UKM Karanganyar, Martadi mengakui soal amplop bertuliskan nama bupati dan istri tersebut.

Pihaknya mengaku keliru dan sudah mengganti amplop yang digunakan untuk membagikan bansos tunai tersebut.

“Saya akui saya kurang mengontrol. Saya tidak mengontrol sejauh itu. Saya terimakasih sudah diingatkan,” ujarnya.

Ia menguraikan sewaktu pembagian bansos Senin (19/7/2021) kemarin, begitu tahu tentang amplop tersebut dirinya mengaku langsung mengentikan.

“Saya ganti. Jadi tidak semua dapat amplop (bertuliskan nama bupati dan istri) tersebut,” imbuhnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com