JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Dengar Bansosnya Diblokir Kalau Belum Vaksin, Nenek-Nenek di Sragen Langsung Nangis Histeris. Bupati Akhirnya Tak Tega

Satgas Covid-19 Desa Tanon, Dawam, saat membopong salah satu emak-emak lansia yang ingin divaksin, Jumat (23/7/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen akhirnya membatalkan wacana menahan bantuan sosial (bansos) bagi warga yang belum atau ogah disuntik vaksin Covid-19.

Faktor kemanusiaan dan tidak tega, menjadi alasan wacana pemblokiran bantuan PKH hingga BST itu terpaksa urung diterapkan.

Bahkan ada warga yang langsung nangis histeris ketika tahu bantuan mereka tidak akan dicairkan jika belum divaksin.

“Iya, kemarin yang terdata menerima bantuan BPNT, PKH dan lainnya, sempat saya sampaikan pokoknya yang belum vaksin tidak dikasih. Begitu dengar gitu saja langsung pada nangis gero-gero (histeris). Allah ya piye meneh. Wah ampun Bu (ditahan bantuannya),” papar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin.

Bupati mengatakan sebenarnya wacana menunda pencairan bansos sebelum divaksin itu semata-mata untuk menyehatkan mereka juga.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Sebab realitanya dari beberapa desa, banyak lansia yang enggan dan belum mau divaksin.

Akan tetapi, masukan dinas sosial memang meminta tidak dilakukan penundaan pencairan karena bantuan itu sudah menjadi hak mereka.

“Kemarin Dinsos katanya tak tega. Karena itu hak dia dapat (bantuan). Akhirnya ya diberikan juga. Karena mbah-mbah wis tuwa (nenek-nenek sudah tua) gitu, ya akhirnya nggak jadi (ditahan). Lebih ke sisi kemanusiaan (alasannya),” urai Bupati.

Bupati menyebut kendala untuk menahan bantuan sebelum vaksin itu memang tak serta merta bisa dilakukan.

Sebab antara pembagian bantuan dengan lokasi vaksin tidak bisa beririsan atau berdampingan.

“Masalahnya nggak bisa beririsan. Kita bagi bansos di sini, harusnya di sebelahnya DKK melakukan vaksin. Tapi kan nggak bisa begitu karena vaksin harus disimpan di cooler,” terangnya.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Sebagai pengganti, Bupati mengaku akan melalukan serbuan ke desa-desa yang capaian vaksinasinya masih rendah.

Ia mencatat ada delapan desa yang sejauh ini capaian vaksinasi untuk pra lansia, lansia, pelayan publik dan risiko tingginya masih di bawah 10 persen.

Delapan desa itu di antaranya Pilang, Dawungan, Gebang dan Jirapan di Kecamatan Masaran. Lalu Kecik, Suwatu dan Jono di Kecamatan Tanon. Serta Desa Jenar di Kecamatan Jenar.

“Meminjam istrilah TNI, nanti mulai Minggu depan kita akan lakukan serbuan vaksinasi ke desa-desa yang cakupannya masih rendah. Ada yang baru 6 persen ada juga yang 9 persen. Padahal harusnya per desa itu sudah bisa 30 persen,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com