Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Makin Miris, Sehari Ini 17 Pasien Covid-19 Kembali Meninggal di RSUD Sragen. Belasan Pasien Berkondisi Parah Masih Ngantri di IGD, 4 Pasien Meninggal Karena Tak Kunjung Dapat Bed

Ilustrasi deretan jenazah Covid-19 di kamar jenazah. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Situasi kematian pasien Covid-19 di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen masih mengkhawatirkan. Setelah meledak dengan 27 jenazah pasien Covid-19 yang meninggal pada Jumat (9/7/2021), hari ini Sabtu (10/7/2021) jumlah kematian juga masih tinggi.

Hingga petang tadi, pihak rumah sakit melansir sudah memulasarakan 17 jenazah pasien dengan kondisi positif Covid-19.

Jumlah itu dimungkinkan bertambah mengingat aliran pasien yang masuk ke IGD juga terus bertambah.

“Sampai habis magrib tadi, sudah 17 jenazah (covid-19) sejak pagi. Tadi pagi saja yang meninggal di IGD atau ngantri ICU ada empat pasien,” papar Wakil Direktur Bidang Pelayanan dan Mutu, RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Joko Haryono kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (10/7/2021) malam.

Joko menguraikan 17 jenazah itu sebagian meninggal di RSUD Sragen dan sebagian lainnya kiriman dari pasien yang meninggal saat isolasi mandiri di rumah.

Hanya saja ia tidak merinci berapa pasien isoman meninggal di rumah dan jenazahnya dikirim ke RSUD. Sementara untuk pasien yang meninggal di RSUD sendiri mayoritas adalah pasien yang berada di ruangan ICU dan di IGD.

Mayoritas pasien itu meninggal karena kondisi awal saat tiba di RSUD memang sudah buruk. Bahkan beberapa di antaranya meninggal sesaat usai tiba di RSUD karena kondisinya yang sangat sulit terselamatkan.

“Rata-rata saturasinya (kadar oksigen dalam darah) sangat rendah. Bahkan tadi ada yang baru tiba di depan IGD, lalu meninggal. Karena saturasinya hanya 50 persen,” urainya.

Dijelaskan, beberapa pasien meninggal saat berada di IGD menunggu antrian ke ICU. Joko menyebut kondisi 17 tempat tidur atau bed di ruang ICU untuk pasien Covid-19 saat ini memang penuh.

Akibatnya, pasien dengan kondisi agak parah terpaksa harus mengantri di IGD. Hingga malam tadi, jumlah antrian pasien covid-19 di IGD masih sekitar 16 sampai 17 pasien.

Menurutnya tren dalam beberapa pekan terakhir, ruangan ICU covid-19 selalu penuh dan antrian di IGD juga cukup banyak.

“Tadi pagi meninggal di IGD ada empat. Lalu datang lagi dan antri lagi. Kapasitas ICU kami hanya 17 tempat tidur dan penuh terus. Untuk pasien yang parah memang di ICU,” terangnya.

Joko menyampaikan sebenarnya kapasitas kamar atau bed untuk isolasi di bangsal masih ada beberapa yang kosong.

Hanya saja untuk pasien dengan kondisi yang parah tidak bisa langsung dipindah ke isolasi karena memerlukan pengawasan ketat sehingga masih ditempatkan di IGD.

Jika kondisi pasien sudah layak dipindah ke isolasi, maka akan dipindah ke ruangan isolasi.

“Mengapa kami nggak pindahkan ke isolasi. Karena di depan atau di IGD itu masih pengawasan. Mereka di IGD itu semua ngantri ke ICU. Cuma karena sebagian kondisinya buruk, belum dapat ICU sudah meninggal. Untuk yang parah memang di ICU karena ada ventilator dan peralatan untuk pernafasan,” imbuhnya.

Disinggung ketersediaan oksigen, Joko menyampaikan hingga malam tadi stok oksigen masih ada. Ia memastikan tidak ada kendala pada oksigen.

“Tadi langsung dapat kiriman oksigen liquid. Pokoknya tiap mau habis, kita ketar-ketir juga. Tapi pas mendekati habis, biasanya langsung dipasok jadi masih relatif ada,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version