Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Singapura Tegaskan Komitmen Investasi ke Indonesia, Pemerintah Beri Apresiasi

Airlangga Hartarto (kiri) / Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Pemerintah Singapura senantiasa mendorong para pengusaha di negara tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.  Hal itu tidak lepas dari kondisi dan iklim berusaha di Indonesia sudah semakin baik.

Demikian salah satu yang mengemuka dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan sejumlah Menteri Singapura dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.

Secara umum, pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah komitmen antara kedua negara untuk membangun kerja sama dengan Indonesia di bidang perekonomian.

Melalui rilisnya ke Joglosemarnews, Menko Airlangga menjelaskan, Pemerintah Singapura mendorong pengusaha Singapura untuk terus berinvestasi di Indonesia.

”PM Singapura menyatakan iklim berusaha di Indonesia sudah semakin baik, sehingga Pemerintahnya terus mendorong pengusaha Singapura untuk berinvestasi di Indonesia,” bebernya.

Pertemuan tersebut, jelas Airlangga bertujuan membantun membantun komitmen kedua negara untuk bersama-sama mengembangkan energi hijau. Salah satu realisasinya, Pemerintah Singapura akan segera meresmikan pembangkit listrik tenaga Surya terapung di Singapura dengan kapasitas 60 MW.

Di samping itu, Pemerintah Singapura juga mendukung pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada 2016 silam.

Diketahui, KIK merupakan ikon kerja sama bilateral antara Indonesia dan Singapura dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Prioritas (KIP).

PM Lee Hsien Loong juga mengapresiasi keputusan Pemerintah yang menetapkan Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), karena keputusan tersebut akan semakin mendorong investasi Singapura ke Indonesia.

“Bahkan dari Batam akan bisa dibangun IT Center yang andal dan melatih tenaga-tenaga terampil di bidang digital,” ujar Airlangga.

Secara terpisah, pertemuan Menko Airlangga  dengan Wakil Perdana Menteri Singapura, Heng Swee Keat membahas potensi kerjasama antara kedua negara, yang dapat menjadi modal untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19.

Berbagai tantangan global juga diselesaikan dengan meningkatkan kolaborasi di antara kedua negara.

Wakil PM Singapura meyakini, Indonesia akan segera pulih karena memiliki perekonomian kuat yang didukung oleh sumber daya mumpuni untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dalam perhitungannya, Menko Airlangga mengatakan, perekonomian Indonesia akan bisa tumbuh positif di kisaran tiga persen pada tahun 2021 ini.

Hal itu karena didukung oleh konsumsi dalam negeri Indonesia yang masih kuat serta ekspor yang juga masih bisa tumbuh baik pada tahun ini.

Harga produk pertanian, perkebunan dan pertambangan yang cukup baik, menurut Airlangga akan menjadi modal yang menguntungkan.

“Di samping harga komoditas yang juga baik, termasuk produk pertambangan seperti tembaga dan emas, itu akan sangat membantu,” paparnya.

Pengendalian Covid-19

Upaya penanganan Covid-19 utamanya terkait varian Delta yang penularannya sangat cepat, tak luput pula menjadi materi bahasan antara Menko Airlangga dengan Wakil PM Heng Swee Keat.

Airlangga mengatakan, pemerintah Indonesia berupaya keras mengendalikan penyebaran virus Covid-19 varian ini dengan mempercepat Program Vaksinasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah menginstruksikan agar vaksinasi bisa mencapai satu juta per hari, untuk kemudian ditingkatkan menjadi dua juta suntikan per hari.

Untuk mencapai target yang ditetapkan Presiden itu, semua tenaga kesehatan akan dikerahkan, termasuk petugas medis dari TNI dan Polri.

Pemerintah Indonesia memperkirakan pada akhir tahun 2021 atau paling lambat kuartal pertama tahun depan, sekitar 181 juta orang penduduk Indonesia akan selesai divaksinasi.

Dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai kemungkinan persiapan travel bubble, khususnya untuk Batam, Bintan dan Bali. Ketika kondisi sudah memungkinkan, diharapkan  ketiga daerah itu bisa menggerakkan kembali pariwisatanya.

“Untuk mendukung kebijakan itu, Pemerintah  berupaya mempercepat vaksinasi di ketiga daerah tersebut, yang saat ini sudah mencapai sekitar 60 persen,” jelas Airlangga.

Pelajaran Berharaga dari Pandemi

Secara khusus, Menko Airlangga Hartarto membahas seputar pandemi Covid-19 dan penanganannya di dunia dengan Menteri Senior Singapura, Tharman Shanmugaratnam.

Dijelaskan Airlangga, pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2019 telah memberikan pelajaran penting bagi seluruh negara.

Salah satunya terkait dengan sistem peringatan dini agar dunia lebih siap dalam menghadapi kesehatan di masa mendatang.

Dalam konteks ini, kedua Menteri sepakat agar semua negara bahu membahu untuk segera menangani pusat penyakit ketika wabah terjadi.

“Kita memerlukan global fire fighter yang langsung bekerja untuk menangani bencana, tetapi bereaksi setelah menjadi wabah,” kata Menko Airlangga yang diamini oleh Menteri Tharman.

Dalam pertemuan itu juga dibahas terkait reformasi pajak global yang didengungkan negara G-7. Dalam hal ini, kedua Menteri sepakat bahwa langkah itu justru dapat menghambat pembangunan ekonomi negara berkembang.

Khususnya, ketika banyak negara harus bangkit dari pandemi Covid-19. Menko Airlangga mengatakan, penyamarataan pengenaan pajak minimal 15 persen, tidak mencerminkan kebutuhan ekonomi setiap negara.

“Karena pandangan itu tidak bisa membedakan antara pajak sebagai insentif dan tax heaven yang hanya memperhatikan kepentingan pemilik modal,” katanya.

Menteri Tharman juga mengapresiasi langkah yang ditempuh Indonesia untuk keluar dari situasi pandemi. Termasuk menghidupkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pemberian stimulus ekonomi, peningkatan kapasitas bagi angkatan kerja dan persiapan menghadapi era digital.

Energi Hijau Terbarukan

Pertemuan Menko Airlangga dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura, Vivian Balakhrisnan secara intens membahas mengenai seputar energi hijau.

Kedua menteri dalam hal ini sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat energi hijau, bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga untuk kawasan ASEAN.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga menjelaskan mengenai UU Cipta Kerja yang telah dikeluarkan Pemerintah Indonesia guna memberikan kepastian tentang arah pengembangan investasi.

“Termasuk di antaranya untuk pengembangan energi baru dan terbarukan,” kata Menko Airlangga.

Gayung pun bersambut, dengan hadirnya beberapa  perusahaan Singapura yang telah berkomitmen untuk mengembangkan energi tenaga surya di Indonesia, seperti SembCorp dan Sunseap.

Saat ini, SembCorp diyakini semakin efisien mengembangkan energi tenaga surya, di mana sebelumnya dibutuhkan lahan satu hektare untuk menghasilkan satu  MW, sementara kini di Singapura sudah bisa 0,72 hekatare untuk menghasilkan satu MW listrik.

Menurut Menlu Singapura, Vivian Balakhrisnan, pengembangan energi hijau termasuk tenaga surya menjadi semakin feasible untuk dikembangkan sekarang ini, dengan sejumlah kemajuan teknologi yang sudah membuat energi ini semakin efisien.

Kedua Menteri sepakat untuk melakukan pembahasan lanjutan terkait model bisnis ini. Terutama karena Indonesia memiliki banyak sumber energi listrik yang bisa dikembangkan, mulai dari hidro, angin, panas bumi, hingga sinar matahari. Ke depan, hal itu akan dibutuhkan negara agar bisa memberikan kontribusi bagi upaya pengendalian perubahan iklim (climate change).

Di ujung pertemuan, Menko Airlangga menjelaskan bahwa sektor digital merupakan salah satu kekuatan yang bisa dikembangkan ke depan. Kerja sama antara National University of Singapore dan Batam Polytechnic merupakan salah satu yang harus didorong agar bisa melahirkan talenta-talenta digital. Suhamdani

Exit mobile version