Site icon JOGLOSEMAR NEWS

28 Zak Beras Tambahan BPNT di Gondang Sragen Belum Terambil. Pendamping Pastikan Tak Ada E-Warung Fiktif

Beras tambahan bantuan untuk BPNT di Kecamatan Gondang, Selasa (24/8/2021). Foto/Wardooyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 28 zak beras bantuan tambahan untuk keluarga penerima manfaat (KPM) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Gondang, Sragen, belum terambil pada penyaluran Selasa (24/8/2021).

Puluhan zak beras ukuran 10 kg itu belum diambil oleh KPM penerima karena berbagai faktor. Pembagian dilakukan di kantor kecamatan sejak pagi hingga siang.

Mengingat masa pandemi, penyaluran dilakukan secara drive thru. Sekcam Gondang, Darmadi mengatakan bantuan beras itu merupakan tambahan bantuan untuk penerima BPNT.

Total ada 1.829 KPM penerima BPNT di 9 desa di Kecamatan Gondang yang mendapat bantuan beras tambahan. Namun hingga siang, masih ada 28 KPM yang belum diambil.

“Berasnya dari Bulog Masaran. Kalau kualitasnya baik. Ini masih 28 yang belum diambil. Mungkin KPM-nya belum sempat, tapi nanti tetap tersalur karena ada kuponnya juga. Ada juga yang mungkin masih sakit atau isoman,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (24/8/2021).

Sekcam menyampaikan bantuan beras itu di luar bantuan sembako bulanan jatah KPM yang biasanya diambil melalui E-Warung.

Ditanya soal keluhan, ia menyebut sementara belum ada komplain atau keluhan dari KPM penerima.

Pendamping BPNT Kecamatan Gondang, Yuli Sulistyawati menyampaikan sejauh ini, penyaluran BPNT di Gondang lancar-lancar. Sepengetahuannya, belum pernah ada komplain soal bantuan beras atau paket sembako yang diterima.

“Ada satu tok, kemarin komplain beras rusak. Tapi langsung diganti,” paparnya.

Soal indikasi warung fiktif seperti yang disampaikan Bareskrim, Yuli menyebut untuk Gondang dipastikan tidak ada.

Ia memastikan untuk wilayah Kecamatan Gondang, semua E-Warung ada. Terkait supliyer dan pengadaan sembako, hal itu sepenuhnya di luar kewenangan pendamping.

Menurutnya, tugas pendamping hanya memastikan semua KPM menerima haknya dan memastikan semua barang diterima sesuai kuantitas dan kualitas.

“Sama memastikan barangnya, timbangannya dan pelayanannya. Jadi ditimbang semua. Lalu setiap beras datang, E-Warung ngirimi contoh dan difoto. Saya juga ngecek, bawa timbangan juga,” terangnya.

Soal kentang di Wonotolo yang sempat jadi sorotan, Yuli menyampaikan memang kentang dari Dieng yang ukurannya agak kecil.

Hal itu karena kentang yang agak besar harganya juga lebih mahal. Dari hasil klarifikasinya, kentang Dieng yang kualitasnya bagus dan agak besar harganya Rp 12.500 perkilo. Sedang yang kecil-kecil harganya Rp 12.000 perkilo.

Kentang Dieng sebenarnya ada yang gede. Yang kecil-kecil itu yang biasa,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version