Cerita Vino, Bocah Viral Asal Sragen yang Tinggal Sebatang Kara Dapat Hadiah Sepeda dari Presiden

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah Alviano Dafa Raharjo alias Vino (10) bocah sebatang kara yang viral usai ditinggal kedua orangtuanya meninggal di perantauan Kutai Barat, Kaltim, terus menguak kisah mengharukan.

Setelah kisahnya viral, Vino sempat bercerita dapat bantuan sepeda dari Presiden Jokowi. Hal itu diungkapkan PLT Kepala Dinas Sosial Sragen, Yuniarti kemarin.

“Setiap hari kami komunikasi dengan saudara-saudara yang merawat Vino di sana. Mereka cerita kemarin Vino barusaja dapat hadiah sepeda dari Pak Presiden. Kemarin juga dapat kunjungan dari mana-mana,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (30/7/2021).

Yuniarti berpesan kepada keluarga di Kaltim agar menjaga Vino jangan sampai kecapekan dan jenuh.

Kemudian tak kalah penting adalah menjaga kondisi psikisnya agar tetap tegar usai kehilangan kedua orangtuanya.

Kondisi psikis menjadi penting untuk menjaga emosional sehingga bisa tetap semangat ketika tiba di Sragen.

“Karena banyak yang menaruh empati dan perhatian sama Vino, tentu namanya masih bocah jangan sampai rewel atau jenuh. Kapanpun nanti sudah siap, akan dijemput,” terangnya.

Yuniarti menambahkan Vino sudah dijemput oleh kakeknya, Yatin didampingi petugas Dinsos Sragen. Mereka diberangkatkan oleh Bupati Sragen Jumat (30/7/2021) pagi.

Pemkab sudah siap memfasilitasi kepulangan Vino lewat jalur udara atau naik pesawat.

“Ya nanti naik pesawat,” tutur Yuniarti.

Sementara, kedua keluarga almarhum orangtuanya sudah sepakat untuk mengasuh dan membesarkan bocah malang itu bersama-sama setiba nanti di Sragen.

Namun untuk domisili Vino nantinya ikut siapa, akan diserahkan sepenuhnya kepada Vino setelah berada di Sragen.

Kesepakatan itu diperoleh setelah dinas memanggil kedua keluarga almarhum bapak dan ibu Vino ke Dinsos.

Mereka dipanggil untuk dimediasi dan membahas bagaimana rencana ke depan Vino setiba di Sragen.

“Sudah kami kumpulkan kedua belah pihak. Mbah-mbahnya kita panggil ke Dinsos dan kita duduk bersama. Intinya kedua belah pihak sepakat nanti untuk kelanjutannya Vino di sini, sanggup untuk mengasuh bersama-sama,” papar Yuniarti.

Meski demikian, untuk tempat tinggal dan kepentingan administrasi sekolah, nantinya tetap harus memilih.

Apakah tinggal ikut keluarga almarhum ibu di Gringging Sambungmacan atau ikut keluarga almarhum bapaknya di Jambeyan, Sambirejo.

Untuk opsi itu, kedua keluarga sudah sepakat akan diserahkan sepenuhnya ke Vino. Kesepakatan itu bahkan juga sudah dituangkan dalam bentuk lembar mediasi dan ditandatangani kedua belah pihak.

“Intinya sepakat mengasuh bersama tapi tentang domisili dan kepentingan masuk sekolah kan harus ada KK (Kartu Keluarga). Nanti mau masuk mana, ya harus milih salah satu. Itu nanti dikembalikan ke Vino mau milik mana. Kalau dolan boleh gantian ngalor atau ngidul, cuma KK harus milih salah satu,” tandasnya.

Vino sempat viral dan menjadi sorotan nasional saat kisahnya mencuat lewat pemberitaan. Ia dipergoki tengah menjalani isolasi mandiri seorang diri di rumahnya setelah kepergian kedua orangtuanya yang positif terpapar Covid-19.

Sang ibu, Lina Safitri (31) meninggal dalam kondisi hamil lima bulan pada Senin (19/7/2021). Sementara bapaknya, Kino Raharjo (31) meninggal keesokan harinya, Selasa (20/7/2021).

Diketahui, ayah Vino sehari-hari berjualan pentol keliling di Kutai Barat. Yuniarti mengaku sudah menjalin koordinasi dengan pihak Pemkab dan dinas yang menangani Vino di Kubar. Wardoyo