JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Dampak Badai Upwelling di WKO Sragen, Sudah 20 Ton Ikan Mati Mendadak. Kerugian Capai Rp 500 Juta, Petani Berjibaku Geser Karamba

Hamparan bangkai ikan menghiasi petak karamba petani di WKO Sumberlawang Sragen akibat kematian mendadak diterjang fenomena upwelling, Minggu (20/12/2020). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemdes Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang melaporkan hingga Minggu (29/8/2021) tercatat sudah 20 ton ikan petani di karamba waduk Kedung Ombo (WKO) yang mati mendadak.

Puluhan ton ikan itu mati mendadak akibat terjangan upwelling atau racun putih yang melanda sejak dua hari lalu.

Kades Ngargosari, Sriyono mengungkapkan dari hasil pendataan, total ikan yang mati mendadak sampai hari ini mencapai 20 ton.

Kematian itu dialami oleh sedikitnya lima petani karamba di wilayahnya.

“Sekitar 20 ton ikan yang mati mendadak kena upwelling. Ada lima petani yang terdampak,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (29/8/2021).

Sriyono menguraikan wilayah terparah yang terdampak upwelling ada di Boyolayar dan Ngasinan.

Ribuan ikan berbagai jenis yang dibudidayakan petani di wilayah itu mendadak mengambang tak bernyawa sejak Sabtu (28/8/2021) dinihari.

Ia menyampaikan badai upwelling sudah mulai mereda hari ini tadi. Meski demikian, para petani karamba masih terus bersiaga dan berjibaku menggeser karamba mereka ke wilayah perairan menjauh dari lokasi yang sudah diterjang upwelling.

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

“Ini sudah agak mereda,” jelasnya.

Dengan estimasi harga ikan segar Rp 25.000 hingga Rp 30.000 perkilo, maka kerugian yang diderita petani bisa mencapai Rp 500 juta atau hampir setengah miliar.

Hal itu karena ikan-ikan yang mati mayoritas sudah memasuki usia panen.
Sukiyo (28) petani karamba asal Dukuh Nonggorejo RT 30, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, mengatakan wabah upwelling itu terjadi sejak kemarin.

Banyak ikan di karamba mendadak mati dengan gejala lemas dan kemudian mengambang di permukaan.

“Iya benar. Sudah muncul upwelling atau air keruh. Airnya sangat bau dari dasar waduk naik ke atas itu terjadi tadi malam sekitar pukul 02:00 WIB. Banyak ikan petani karamba disekitar sini yang mati,” paparnya Minggu (29/8/2021).

Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar air ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya.

Fenomena itu mengangkat sisa-sisa pakan dan kotoran dari dasar yang beracun dan membuat ikan akhirnya mati.

Baca Juga :  Hujan Deras 4 Jam Sore Tadi, Rumah Warga Desa Jati, Sumberlawang dan Tanon Sragen Terendam Banjir

Sukiyo menyebut ada puluhan petani karamba di WKO wilayahnya yang ikannya mulai terdampak. Namun ia belum bisa menyebut jumlah detail ikan yang mati mendadak.

Hanya saja, diperkirakan sudah puluhan ton ikan siap panen, mati akibat terkena dampak upwelling itu. Ikan yang mati mendadak itu mulai dari jenis Nila, Tombro dan lainnya.

“Kalau puluhan ton sudah ada yang mati Ada Nila, Tombro dan lainnya. Di wilayah ini ada sekitar 30 petani karamba,” bebernya.

Dengan harga di kisaran Rp 25.000 sampai Rp 35.000 perkilogram, kerugian yang diderita petani ditaksir mencapai ratusan juta.

Lebih lanjut, Sukiyo menyebut sejumlah petani besar bahkan mengalami kerugian yang cukup banyak. Di antaranya karamba milik Subur, Tarto, Mbah Dung, Paryono.

“Iya merata Mas, baik di wilayah Ngasinan kidul, Boyolayar pada terkena semua. Hingga siang ini yang bisa kami lakukan adalah menggeser karamba karamba kami ke tempat air yang lebih jernih dengan ditarik mengunakan kapal mesin,” ujarnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com