SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Sragen dihebohkan dengan beredarnya video sarden kemasan yang sudah tidak layak dan berbelatung.
Celakanya, video berdurasi 27 detik itu kemudian disebar dengan narasi bahwa itu diklaim sebagai sarden dari paket sembako yang diberikan untuk seniman Sragen beberapa hari lalu.
Video itu menyebar via pesan berantai di whatsapp (WA). Beredarnya video itu langsung menuai pro kontra dan menjadi perbincangan. Namun sebagian meragukan kebenaran video sarden busuk berbelatung.
“Saya dapat dari kiriman WA teman. Kayaknya mencurigakan karena sarden yang di video itu kelihatan sudah lama dan nggak segar lagi. Logikanya kalau sarden baru, meski agak segar warnanya. Kelihatannya itu video sarden busuk di mana lalu disebar dan dikait-kaitkan dengan bantuan Sragen,” ujar Yanto, salah satu warga Sragen yang menerima kiriman video sarden berbelatung itu, Kamis (12/8/2021).
Sontak saja, pihak Dewan Kesenian Kabupaten Sragen (DKDS) Sragen selaku penanggungjawab pembagian sembako untuk seniman, angkat bicara.
Ketua DKDS Sragen, Heru Setyawan memastikan video sarden busuk berbelatung yang disebar dengan narasi bantuan untuk seniman itu adalah bohong belaka alias hoax.
Menurutnya, video hoax itu memang beredar beberapa hari setelah bantuan sembako dari Dinsos dibagikan ke seniman.
“Memang dari paket sembako yang kemarin dibagikan dari Dinsos itu ada sardennya. Tapi kami pastikan kondisinya bagus dan baik. Nggak ada yang basi atau kedaluwarsa. Lha wong kami cek mayoritas yang nerima juga bilang sardennya bagus,” terangnya.
Heru dan beberapa pengurus DKDS sempat mengecek ke beberapa anggota yang menerima bantuan. Namun hingga beberapa hari bahkan saat video itu beredar, sala sekali tidak ada keluhan sama sekali perihal kondisi sarden.
Padahal ada lebih dari 600 anggota seniman yang menerima bantuan.
”Logikanya barang yang dibeli kan kardusan dan isinya lebih dari 10 kaleng. Kalau ada yang basi atau jelek, tentu kan nggak hanya satu saja. Pasti sekardus itu juga yang jelek. Tapi faktanya dari 600 penerima nggak ada yang komplain kok. Kan berarti kan video itu memang mengada-ada. Ini sudah beberapa hari tidak ada yang protes satu pun,” jelas Heru.
Menurut dia, untuk barang yang dibagikan seperti sarden atau kornet tentu sudah tertera tanggal kedaluwarsanya. Dari paket sembako yang berkemasan dan dibagikan ke seniman, semua dipastikan masa berlakunya juga masih panjang.
Selain hoax ikan sarden atau kornet basi tersebut, juga dihembuskan isu susu kental manis (SKM) yang menjadi item bantuan juga mendekati kedaluwarsa.
Padahal pihaknya sudah memastikan SKM tersebut paling lama masa berlakunya hingga 2022.
Menurut Heru, dia sempat mendapat informasi bahwa yang video hoax itu kali pertama dari wilayah sekitar Gondang.
Ia mengimbau masyarakat tidak terprovokasi dengan beredarnya video hoax tersebut.
Ditambahkan, saat ini permintaan bantuan sembako untuk kalangan seniman justru meningkat.
Bahkan hasil pendataan terbaru, sudah ada 1.500 seniman dari kalangan Asosiasi Pengusaha Sound System Indonesia (APSI) dan Paguyuban Sor Tarub yang pada tahap pertama pekan lalu belum mendapat.
”Kami upayakan komunikasi dengan dinas sosial. Sementara data yang masuk ada sekitar 1.500 orang seniman dari kalangan pekerja sound dan paguyuban air tarub,” jelasnya. Wardoyo