SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah korban arisan online Aleghoz yang digawangi wanita muda berinisial DV (20) asal Ngrampal, Sragen mengaku mengalami kerugian puluhan hingga ratusan juta.
Kerugian itu dialami karena sejak membayar setoran sampai kemudian macet, mereka sama sekali belum mendapat arisan.
Salah satu korban, Etik Purwanti (32) asal Mojomulyo, RT 2/10, Mojomulyo, Sragen Kulon, Sragen menuturkan kerugian yang dialaminya senilai total Rp 160 juta.
Karena sejak awal ikut Juni lalu, hingga kini belum pernah mendapat arisan.
Saat didatangi ke rumahnya terakhir kali beberapa hari lalu, yang bersangkutan justru berusaha menghindar dan tidak lagi di rumah.
“Kerugian saya pribadi kalau ditotal sekitar Rp 160 juta. Untuk setorannya bervariasi ada yang Rp 3,7 juta, Rp 5 juta ada juga yang puluhan juta. Saya kebetulan ambil yang perslotnya agak besar, Rp 30 juta dan lebih. Sejak ikut sampai sekarang bekum pernah dapat,” paparnya seusai memberikan aduan ke Polres.
Perempuan yang bekerja sebagai pemilik toko itu menuturkan member arisan itu ada sekitar 50an orang.
Dari jumlah itu, 20an member berasal dari Sragen sedang sisanya dari Semarang, Solo dan beberapa daerah lainnya.
Setoran mereka berbeda-beda mulai dari jutaan hingga puluhan juta. Kerugian yang dialami member ada yang Rp 30 juta, Rp 10 juta, Rp 90 juta hingga di atas Rp 100 juta.
Sehingga jika ditotal, jumlah uang member yang belum kembali mencapai Rp 4 miliaran.
Senada, member lain, Agung (28) asal Sukodono, juga mengaku bergabung sejak Desember 2019 dan ambil banyak slot.
Awalnya, semua berjalan lancar dan ia bisa mendapat arisan sesuai sistem.
Namun sekitar sebulan lalu, gelagat pengelola mulai tidak beres dan arisan mulai macet.
Dari catatannya, uangnya yang belum kembali ada sekitar 10 slot dengan total sebesar Rp 160 juta.
“Saya tertarik karena kebetulan dia pelanggan toko saya. Awalnya kenal deket dan tawar-tawaran seperti itu dan saya ikut. Kalau dari awal saya sudah pernah dapat tapi ya saya masukkan ke sana juga. Kerugian saya terakhir yang belum kebakar 10 slot total Rp 160 juta,” jelasnya.
Sementara beberapa korban yang ikut mengadu ke Polres juga mengaku mengalami kerugian antara Rp 60 hingga Rp 90 juta. Namun mereka mengaku enggan ditulis namanya di media karena menyangkut nasib bisnis serta usaha mereka.
“Saya kerugian Rp 90 juta Mas. Juga belum ada yang kembali dan belum pernah dapat arisan,” ujar perempuan muda yang memiliki usaha penjualan online namun tak mau disebut namanya.
Para korban itu berharap ada itikad baik dari pengelola untuk bertanggungjawab mengembalikan uang member. Namun jika tidak ada itikad baik, maka berharap bisa diproses hukum.
“Saya pernah datang ke rumahnya tanggal 15 Juli kemarin, minta pertanggungjawaban baik-baik. Dia sudah beritikad dan buat surat perjanjian mau bayar paling lambat 5 Agustus. Tapi sampai batas akhir nggak ada pelunasan sama sekali,” ujar Agung.
Terpisah, Kasi Humas Polres Sragen AKP Suwarso mengatakan setiap aduan atau laporan masyarakat pada prinsipnya akan diterima dan ditampung
Nantinya akan dilakukan pendalaman terlebih dahulu oleh penyidik apakah memenuhi unsur pidana dan layak untuk diproses lebih lanjut atau tidak. Wardoyo