WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Bencana kekeringan dan krisis air bersih kembali melanda wilayah Wonogiri, khususnya Kecamatan Jatiroto di Desa Guno pada tahun ini.
Kondisi itu kerap terjadi selama beberapa tahun. Akibat kekeringan, warga terpaksa jalan kaki ratusan meter untuk mendapatkan air bersih.
Air bersih di dapat dari dasar sungai, atau tepi sungai yang telah dilubangi atau dibuat belik. Hanya saja tidak selamanya air keluar dari sungai. Saat sore hari air sudah tidak ada.
Lantaran itu, warga akhirnya berburu air bersih di dasar sungai pada pagi hari. Bahkan ada yang sampai antre sejak sehabis subuh.
Lantas jika kejadian itu sudah beberapa kali berlangsung, bagaimana cara mengatasinya?
Kepala Desa Guno Tarmudi mengatakan, ada empat dusun yang mengalami krisis air bersih. Meliputi sebagian Dusun Guno Lor, Guno Kidul kemudian Dusun Mlokolegi dan Dusun Pagersari.
Jumlah warga yang kekurangan air bersih sekitar 200 KK. Pihaknya mengakui bahwa selama ini untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa mencari sumber air yang berada di dasar sungai dengan cara membuat belik. Jarak belik dengan pemukiman warga sekitar 400 meter.
Air yang diambil dari belik itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sisanya untuk minum hewan ternak seperti sapi. Yang berat sebenarnya untuk minum sapi, ini yang bikin warga susah. Karena untuk minum sapi tidak cukup satu dua ember.
“Sebenarnya ada program Pamsimas, tapi airnya tak mencukupi,” jelas dia, Kamis (26/8/2021)
Pengeboran sumber air yang pertama kata dia, dengan kedalaman 150 meter namun gagal. Lalu pihaknya mencari titik sumber air lagi, yang jaraknya sekitar satu kilometer ke lokasi yang lebih rendah.
Pengeboran sumber mata air itu sendiri anggarannya dikaver melalui dana hibah insentif desa (HID). Nantinya, air dari sumber mata air itu dapat mencukupi kebutuhan warga di Dusun Guno Lor, Guno Kidul dan Pagersari.
Untuk mencukupi kebutuhan air warga Dusun Mlokolegi sudah dilakukan pengeboran sumber air, berhasil. Anggaran melalui program hibah insentif desa sebesar Rp 50 Juta, baru cukup untuk mengebor dan listrik saja. Kemungkinan untuk jaringan pipanisasi sampai ke rumah-rumah warga akan diteruskan tahun depan.
Rencananya seluruh dana desa akan digelontorkan sebagai solusi permanen dalam mengatasi kekeringan yang tiap musim kemarau melanda desanya. Tapi kemungkinan itupun belum mencukupi.
Sebagaimana diwartakan, bencana kekeringan dan krisis air bersih kembali melanda Kabupaten Wonogiri. Namun kali ini tidak terjadi di wilayah selatan melainkan di sisi timur.
Biasanya kekeringan terjadi di daerah selatan seperti Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro, Giriwoyo dan sekitarnya. Hanya saja pada 2021 ini kekeringan melanda wilayah Kecamatan Jatiroto tepatnya di Desa Guno.
Informasi yang diperoleh, Jumat (27/8/2021), ada ratusan KK sekitar 200 jumlahnya, di desa itu harus mengambil air bersih dari dasar atau pinggir sungai. Mereka tersebar di sejumlah dusun. Meliputi Dusun Guno Lor, Guno Kidul kemudian Mlokolegi dan Pagersari.
Mereka setiap hari harus berjalan kaki ratusan meter dari rumah ke dasar sungai. Keperluannya mengambil air dari dasar sungai atau pinggir sungai yang sebelumnya telah dilubangi atau istilahnya dibuat belik.
Air tersebut kemudian dibawa pulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian digunakan untuk minum hewan ternak.
Hanya saja persediaan air di dasar maupun pinggir sungai terbatas. Kadang saat sore air di belik telah mengering. Lantaran itu warga harus antri di belik sejak pagi bahkan subuh. Aris