SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta kembali menggelar pelantikan dokter gigi. Terdapat 14 dokter gigi yang telah dilantik pada periode XV tersebut.
Karena masih dalam kondisi pandemi Cvid-19, pelantikan dilaksanakan secara daring menggunakan media zoom dan disiarkan secara langsung di youtube, Sabtu (31/7/2021) pukul 09.00 WIB.
Sebuah kebangaan tersendiri bagi Universitas Muhamamadiyah yang telah melahirkan 14 mahasiswa yang dikukuhkan sebagai fokter gigi yang berprestasi.
Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran (FKG) UMS drg Morita Sari mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang telah mencetak prestasi dengan indeks prestasi komulatif (IPK) dengan sempurna.
Bahkan separuh dari jumlahnya mendapat IPK 4,00 sempurna.
“Alhamdulillah untuk lulusan kali ini hampir separuh memiliki IPK 4,” ujarnya.
Rektor UMS, Prof Dr Sofyan Anif, M.Si turut memberikan sambutan ketika berada dalam acara pelantikan dokter gigi berprestasi.
Ia menyampaikan bahwa bidang kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) bahkan secara keseluruhan.
“Tidak hanya pendidikan saja, bidang kesehatan juga memiliki pengaruh yang signifikan,” ujar rektor.
Selain itu, Sofyan Anif juga menjelaskan bagaimana syarat menjadi dokter Muhammadiyah yang profesional. Dapat dilakukan dengan cara membekali diri dengan keilmuan serta mempunyai semangat literasi yang cukup baik, yang paling penting adalah membangun relasi yang luas antara rekan dokter di luar kampus tidak hanya sesama UMS.
“Jaringan baik kepada rekan sesama dokter gigi UMS, dengan dokter gigi kampus lain dan bahkan dengan dokter gigi beda negara,” ujarnya.
Kemudian, yang terakhir adalah bekerja atau mengabdi secara profesional.
Selain memiliki tiga syarat di atas, yang paling penting adalah memiliki ketaqwaan kepada Allah serta amanah sebagai dokter gigi. Sambutan itu disampaikan oleh Ketua BPH UMS Drs. Ahmad Dahlan Rais, M.Hum.
“Ilmu dalam Islam harus diimbangi wahyu,” ujar Ahmad Dahlan.
Yang perlu diperhatikan adalah jika suatu ilmu tidak dibarengi dengan agama yang kuat, maka akan menimbulkan kekacuan dan lebih parahnya akan merugikan manusia itu sendiri. Begitu penjelasan menurut Dahlan Rais. Inasya Salma Nabila