SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah masuk daftar orang Indonesia dengan prestasi membanggakan di luar negeri, nama dalang Ki Joko Susilo kini makin ramai diperbincangkan.
Seniman kelahiran Desa Mojopuro, Kecamatan Sumberlawang, Sragen itu mendadak menjadi sorotan berkat prestasi hebatnya di luar negeri.
Tak hanya mengharumkan bangsa, kiprah fenomenal Ki Joko Susilo juga turut membawa kebanggaan bagi Sragen.
JOGLOSEMARNEWS.COM pun mencoba mengorek jati diri sang dalang yang kini menetap di negara Selandia Baru atau New Zealand tersebut.
Berdasarkan keterangan keluarga dan tokoh sekitar, Ki Joko Susilo lahir di Desa Mojopuro, Sumberlawang, Sragen tahun 1963 atau 58 tahun silam.
Ia mewarisi darah seniman wayang dari mendiang dalang kenamaan Ki Toto Carito (Dalang Ruwat Sepuh) asal Mojopuro.
Darah seni mendalang membuat Ki Joko kemudian malang melintang unjuk kebolehan ke berbagai negara. Kemudian ia menyambangi Selandia Baru pada tahun 1993 atau ketika berusia 30 tahun.
“Beliau adalah anak seorang dalang sepuh 7 keturunan. Bapaknya seorang dalang ruwat. Beliau 5 bersaudara laki-laki yang lahir paling tengah,” papar Kadus 2 Mojopuro, Agung Prasetyo kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (14/8/2021).
Agung yang kebetulan tinggal tak jauh dari kediaman orangtua Ki Joko Susilo, menceritakan sosok Joko sebagai seorang yang cerdas.
Lahir dari keluarga dalang, yang bersangkutan mewarisi darah seniman utamanya seni pedalangan. Hal itu membuatnya sejak kecil sudah tertarik dan belajar mendalang.
“Sejak kecil dia sudah senang dengan wayang. Mungkin sudah teraliri darah seni dari almarhum bapaknya,” terang Agung.
Agung menguraikan Ki Joko sempat menjadi dosen di Institut Seni Indonesia (ISI).
Dari situlah, ia menemukan tambatan hatinya yakni seorang mahasiswi asal New Zealand bernama Katryn Margareth Knox.
Katryn mendapat beasiswa pertukaran pelajar antar negara. Dari perkenalan itu, kisah asmara keduanya terjalin hingga ke pelaminan.
“Beliau kemudian menikah dengan Katryn dan menetap di Selandia Baru atau New Zealand. Beliau dikaruniai dua anak,” jelas Agung.
Anak yang pertama lahir di Indonesia dan diberi nama Daru Dewanto Susilo Knox. Sedang anak kedua seorang putri dan lahir di New Zealand diberi nama Deina Dewanti Susilo Know.
Meski sudah menetap di Selandia Baru, ada satu hal yang membuat bangga dari sosok Ki Joko.
Yakni dia tetap setia dengan statusnya sebagai warga negara Indonesia (WNI) dan tidak mengajukan pindah kewarganegaraan.
“Beliau memang punya semboyan tidak ingin pulang ke Indonesia sebagai turis. Makanya meski sudah menetap di Selandia Baru, dia masih menjaga statusnya sebagai WNI,” urai Agung.
Seperti diberitakan, nama Ki Joko Susilo mencuat setelah Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyebut Joko sebagai satu dari empat WNI berkiprah hebat di Selandia Baru.
Lewat keahlian mendalang wayang kulit, Joko melanglang dunia dengan melakukan pementasan berbagai negara mulai di Selandia Baru, Eropa, dan juga Amerika Serikat.
Salah satu pementasan internasional yang sangat terkenal adalah pementasan wayang kulit dan gamelan di Kennedy Center, Washington D.C, pada tahun 2004 silam.
Ki Joko Susilo memiliki gelar doktor pada disiplin ilmu Etnomusikologi dari University of Otago, Selandia Baru.
Ia juga banyak mendapat kesempatan menjadi dosen tamu di universitas di berbagai negara. Mulai dari Indonesia, Inggris, Selandia Baru, hingga AS. (Wardoyo/bersambung)