Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mitos Atau Fakta Jika Mandi Malam Dapat Sebabkan Rematik? Cek Kata Pakar Reumatologi Ini

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat Indonesia sering beranggapan bahwa mandi di malam hari menjadi momok penyebab rematik atau radang sendi (Arthritis). Lantas, apakah pernyataan tersebut fakta atau justru mitos semata?

Pernyataan dr Sandra Langow SpPD-KR, Internis Konsultan Reumatologi (Rheumatologist) dari Siloam Hospital Lippo Village mengungkapkan, belum ada penelitian yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara mandi malam dan rematik.

Sandra berpendapat, memang cuaca dingin dan lama dapat memperburuk nyeri sendi yang sudah dialami pasien tertentu. Tetapi, jangan langsung berpikir bahwa semua nyeri sendi disebabkan oleh mandi malam.

Ia juga menyarankan agar berendam air hangat sebelum tidur bagi seseorang yang sering mengalami nyeri sendi.

“Berendam air hangat sebelum tidur bisa mengurangi nyeri sendi meskipun respon orang mengenai hal ini bisa berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain,” ungkap Sandra dilansir dari Tempo, Sabtu (28/8/2021).

“Segeralah berobat ke dokter jika terdapat nyeri sendiri lebih dari 2 minggu, apalagi jika disertai dengan keluhan fisik lainnya,” sambungnya.

Mandi malam tidak menjadi penyebab utama adanya nyeri sendi. Masyarakat perlu berhati-hati karena pola pikir yang salah dapat menyebabkan orang tidak mencari lebih jauh lagi penyebab nyeri sendinya. Hal itu menimbulkan keterlambatan diagnosis penyakit rematik.

Berdampingan dengan hal itu, dr Rizasyah Daud, Dr. M.Sc., SpPD-KR, FINASIM, yang fokus pada penyakit dalam menjelaskan, rematik adalah istilah untuk menggambarkan terjadinya gangguan sendi, otot, atau jaringan lunak.

Gejala yang timbul dari rematik dapat berupa encok, pegal, dan ngilu pada tulang yang terkadang disertai dengan rasa letih dan lesu yang berlebihan.

“Bahkan, pada beberapa kasus penderita akan mengalami kejang otot dan nyeri pinggang yang menyakitkan,” kata Rizasyah.

Penelitian tentang hubungan cuaca dan nyeri sendi pernah dilakukan Steffen D pada 2016. Dalam riset tersebut, tidak ditemukan keterkaitan antara nyeri pinggang dan cuaca, termasuk kelembaban, hujan, arah angin dan temperatur.

Terlebih lagi, penelitian oleh Jena AB pada 2017 juga membuktikan hal yang sama, bahwa tidak ada hubungan antara musim hujan dan nyeri punggung.

Berdasarkan kedua riset tersebut dan berbagai pakar reumatologi, mandi malam dapat menjadi biang kerok penyebab rematik hanyalah mitos belaka. Linda Andini Trisawati

Exit mobile version