JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Picu Kerumunan, Polah Tebar Pesona Sejumlah Pejabat dan Politisi Karanganyar Dikritik. Agus Sebut Tak Ada Lagi yang Bisa Jadi Panutan Prokes!

Tradisi Wahyu kliyu yang digelar Selasa (24/8/2021) malam di Karanganyar. Foto/Wardoyo
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM
Berbagai kegiatan para pejabat publik dan pimpinan partai politik dan diunggah ke media sosial mendapat tanggapan dari berbagai elemen masyarakat.

Kegiatan yang hampir selalu melibatkan banyak orang dan kerumunan, dinilai justru kontradiktif dengan imbauan untuk menjaga protokol kesehatan.

Sejumlah kalangan menyesalkan ajakan prokes yang selama ini digemborkan oleh pemerintah, justru tidak dipatuhi oleh pembuat kebijakan.

Salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah malam tirakatan menjelang peringatan HUT RI di Desa Ngringo Kecamatan Jaten, yang dihadiri ketua Partai Golkar Ilyas Akbar Almadani.

Kemudian radisi Wahyu Kliyu yang digelar di Kendal Kidul dan Kendal Lor Desa Jatipuro dan dihadiri puluhan warga, pada hari Selasa (24/08/2021) juga disorot.

Acara yang dihadiri oleh Bupati Karanganyar tersebut justeru menimbulkan kerumunan.

Bupati Karanganyar Juliyatmono yang menghadiri acara Wahyu Kliyu tersebut bahkan tidak bisa berbuat banyak saat mengetahui terjadi kerumunan.

Kepada wartawan, Bupati Juliyatmono mengatakan berdasarkan hasil pantauan, masyarakat masih tetap menggunakan masker, namun kerumunan sangat sulit untuk dihindari.

“Saya pantau sudah maskeran. Memang kerumunan sulit untuk dihindari. Saya pertanggungjawabkan. Saya datang untuk mengedukasi. Kalau saya tidak datang tidak ada edukasi,” ujarnya, Kamis (26/8/2021).

Di sisi lain, acara yang dihadiri oleh bupati tersebut mendapat tanggapan dari masyarakat.

Agus Rum, salah satu aktifis sosial dan pegiat sosial media menyayangkan kegiatan yang dihadiri bupati dan justeru melanggar protokol kesehatan itu.

“Saya sebagai rakyat bawah merasa risih dengan perilaku pejabat di tengah pandemi Covid-19 ini. Bupati yang selalu menggembar-gemborkan patuh terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, tapi justru yang melakukan pelanggaran,” ujar Agus Rum Kamis (26/08/2021).

Seharusnya menurut Agus, pengambil kebijakan harus memberikan contoh yang baik, bukan sebaliknya.

Menurutnya keterlibatan bupati sebagai orang pertama dalam kegiatan itu akhirnya memunculkan persepsi tidak ada lagi yang bisa dijadikan panutan.

“Kita sebagai masyarakat sebenarnya sangat patuh terhadap kebijakan pemerintah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tapi apa yanag dilakukan pejabat publik saat ini justru sebaliknya,” tukasnya.

Agus juga menyinggung rajinnya para tokoh dan politisi papan atas Karanganyar menggelar kegiatan simpatik melibatkan banyak orang menjelang tahun politik 2024 mendatang.

Meski tidak melarang, menurutnya situasi pandemi yang masih menghindari kerumunan, semestinya politisi juga bisa menahan hasrat untuk mengumpulkan massa atau menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Ini sangat ironis. Boleh lah pencitraan, tapi lakukan sesuatu yang bermanfaat. Pencitraan dengan kinerja yang sekaligus membawa kesejahteraan dan kemanfaatan untuk warga. Tapi kalau situasi masih pandemi dan terjadi kerumunan malah berpotensi memicu penyebaran Covid-19 lagi,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com