Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Video Kisah Haru Polisi Sragen Berbagi Pengalaman Terhindar dari Covid-19 Saat Merawat Anak Istri yang Positif. Ternyata Ini Rahasianya!

Bripka Singgih Rahmat. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah Covid-19 yang melanda saat ini, tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mereka yang sempat terpapar dan berhasil sembuh.

Keganasan penyebaran Covid-19 ternyata juga memberi pembelajaran bagi orang-orang terdekat yang pernah merawat atau tinggal bersama orang positif yang isolasi mandiri di rumah.

Selain menjaga diri agar tidak tertular, mereka juga harus berjuang untuk membantu mempercepat kesembuhan orang-orang terdekatnya.

Seperti kisah yang diungkapkan Bripka Singgih Pambudi Rahmat. Personel Polres Sragen yang bertugas di Satuan Intelkam itu membagikan pengalamannya agar tidak tertular virus Covid-19 di saat keluarganya yang lain harus terpapar.

Pengalaman pribadinya itu ia ungkapkan kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (4/8/2021). Singgih menceritakan awalnya istrinya terkonfirmasi positif pada hari Jum’at tanggal 23 Juli 2021.

Semua berawal ketika sang istri mendadak mengalami gejala lazimnya gejala covid-19 yakni meriang demam dan lainnya.

Karena curiga gejalanya mengarah Covid-19, ia langsung meminta agar sang istri mengisolasi sendiri di kamar dan semua kebutuhan ia suplai. Kemudian kedua anaknya diberi pemahaman untuk sementara tidak kontak erat terlebih dahulu.

Kemudian Senin 26 Juli 2021, mendadak kondisi istrinya semakin drop. Lalu Sigit berinisiatif membawa ke IGD rumah sakit dan diswab.

Ternyata benar, sang istri terpapar Covid-19. Beruntung, dengan pertimbangan saturasi masih bagus maka dokter memperbolehkan untuk isoman di rumah.

Setelah mengetahui hal itu, Bripka Singgih langsung mencari trik untuk bisa merawat istrinya yang positif di rumah dengan aman.

Ia memutuskan untuk menempatkan sang istri isolasi di kamar. Untuk mencegah penularan, ia langsung menerapkan ilmu yang ia dapat yakni rajin mencuci hidung dan meminta anaknya melakukan hal yang sama.

Putri sulungnya, Afiqa (9) bisa melakukan tapi anaknya yang masih kecil yakni Fatih usia 5 tahun, belum bisa melakukan cuci hidung dengan sempurna.

Sehingga ketika diswab hari kedua, hasilnya dia dan putrinya negatif sedang putra bungsunya ternyata positif.

“Karena putri saya negatif, saya putuskan untuk segera saya ungsikan di rumah kakak di Ngawi. Tujuannya biar saya bisa lebih fokus merawat istri dan Fatih di rumah,” jelas Singgih.

Selama berhari-hari tinggal bersama istri dan anaknya yang positif, Singgih mengaku tetap berusaha tegar dan berjuang untuk melayani, membangkitkan motivasi namun tetap bertahan agar dirinya tidak tertular.

Selain rajin mencuci hidung, ia mengaku juga menerapkan beberapa trik.

Diantaranya tetap menjaga protokol kesehatan ketat, memakai masker KN95, memisahkan alat mandi maupun makan untuknya dengan peralatan untuk istri serta si bungsu.

Lantas makan dan minum yang bergizi serta tak lupa rutin mengkonsumsi jahe madu setiap pagi sore.

“Saya cuci hidung sehari 2 kali setisp pagi dan sore menggunakan air garam grosok. Serta tidak panik dan pasrah kepada Allah SWT, berdoa agar semua sehat dan baik-baik saja. Alhamdulillah hingga sekarang saya tetap sehat dan diswab lagi hari ini tanggal 4 Agustus 2021 hasilnya negatif,” tandasnya.

Lebih lanjut, Bripka Singgih menyampaikan dirinya berani membuka pengalaman itu agar bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat yang menghadapi situasi yang sama.

Dari pengalaman itu, menurutnya hal yang paling berperan di atas agar tidak tertular virus Covid-19 adalah perilaku rutin cuci hidung.

“Cara tersebut saya dapati dari drh. Moh Indro Cahyono seorang ahli virus. Dikatakan beliau bahwa apabila kontak dengan orang terpapar dan tertular maka virus covid sangat kuat melekat di mukosa hidung. Selama 4 bulan penelitian dari berbagai zat tidak bisa melepaskan virus. Kemudian ditemukanlah cairan NACL 1 % atau air garam grosok non yodium yang akhirnya virus dapat lepas,” tukasnya.

Menurutnya, tips itu ia bagikan agar siapapun yang mengalami kondisi yang sama setidaknya bisa meminimalisir dampak tertular.

Meskipun di beberapa kondisi memaksa harus kontak erat dengan orang dengan kondisi positif.

“Karena saya tiap hari juga harus memandikan anak yang terpapar. Apabila ada kekeliruan saya mohon maaf krn kebenaran hanya milik Allah SWT semata. Hal ini sy informasikan demi kemanfaatan bersama. Salam sehat tanpa obat,” tandasnya. (Wardoyo)

Berikut Video Lengkapnya:

Exit mobile version