
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Konflik pro kontra tanah wakaf untuk makam di Desa Pengkol, Kecamatan Tanon memang memantik keprihatinan banyak pihak.
Di saat yang sama, dari sudut timur Kabupaten Sragen, muncul kisah kontras dengan apa yang terjadi di Tanon. Tepatnya di Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.
Warga di Dukuh Dungkayen dan Jongke desa itu, menggelar sujud syukur setelah Pemdes setempat membuatkan tanah makam untuk warga.
Kehadiran makam yang dibangun dari tanah OO di dukuh tersebut disambut suka cita karena melunasi mimpi ratusan tahun warga untuk memiliki makam sendiri.
Salah satu tokoh di Dukuh Dungkayen dan Jongke, Paryono mengatakan lahan makam itu sangat bermanfaat bagi warga. Sebab sejak lama warga merindukan memiliki tanah makam di wilayahnya.
Karenanya ia mewakili warga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Kades yang sudah memperjuangkan membuatkan tanah makam untuk warga di dua dukuh.
“Di wilayah kami, dari dulu memang nggak ada makam. Kalau ada yang meninggal harus dimakamkan ke wilayah lain, numpang di Dukuh Jati desa sebelah. Alhamdulillah di kepemimpinan Pak Lurah Pri Hartono ini dibuatkan makam. Adanya makam ini untuk tempat kelanggengan warga Kedungkayen dan Jongke,” paparnya di sela peresmian makam, kemarin.

Tak hanya waktu dan jarak ketika memakamkan, ketiadaan makam juga membuat warga selama ini harus meluangkan waktu ketika berziarah ke tempat makam sanak kerabat di wilayah lain.
Kades Bedoro, Pri Hartono menyampaikan TPU Dungkayen dan Jongke itu dibangun di atas lahan tanah OO yang ada di dukuh setempat.
Pembuatan makam itu sebagai tindaklanjut atas aspirasi warga dua dukuh yang sudah lama merindukan makam di wilayah mereka. Akhirnya semua elemen bermusyawarah mengusulkan pada Pemdes untuk meminta dibuatkan makam.
“Makam itu dulunya tanah OO kemudian kita anggarkan dari PAD Desa kita urug sekitar 100 rit lebih. Setelah itu kita padatkan, kemudian bisa digunakan untuk makam. Luasnya sekitar 30 x 40 meter atau 1.200 meter persegi,” terangnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (2/9/2021).
Seperti tradisi, peresmian penggunaan tanah makam itu juga ditandai dengan prosesi doa bersama dan syukuran di lokasi makam. Hadir beberapa tokoh agama dan warga.
Kades menyampaikan pembuatan makam itu juga dikarenakan sejak berdirinya Dukuh Dongkayen dan Jongke belum punya tanah makam.
Hal itu menjadi kendala tersendiri ketika ada warga setempat yang meninggal dunia. Mereka harus numpang pemakaman di desa sebelah yang tidak dekat jaraknya.
“Kebetulan lokasi dukuh itu ada di perbatasan dengan Desa Sambungmacan maka biasanya numpang di pemakaman desa tersebut. Akhirnya dari musyawarah semua sepakat untuk memperjuangkan makam. Alhamdulillah tadi pagi ada warga yang meninggal dunia bisa digunakan seperti itu. Semoga membawa keberkahan dan kemanfaatan,” jelasnya.
Setelah diresmikan, tanah makam itu langsung digunakan untuk pemakaman warga setempat. Warga yang meninggal dan dimakamkan pertama kali di makam baru itu bernama Ny Tayem Binti Joyo Sumarto Puspito.

Salah satu putra almarhumah, menyampaikan terimakasih kepada Pemdes dan Kades Bedoro atas pembuatan makam tersebut.
Menurutnya kehadiran makam itu sangat membantu warga lantaran selama ini untuk menjangkau makam di Patoman desa sebelah juga menempuh jarak yang tidak dekat.
“Manusia tidak tahu di mana akan diterima di bumi mana, tapi Alhamdulillah Pemdes sudah membuatkan makam di sini. Kami dari anak-anak dan keluarga besar dari Trah Joyo Puspito mengucapkan terimakasih mendalam pada Pak Lurah dan masyarakat di sini digunakan untuk pemakaman dan diawali oleh ibu saya. Semoga tempat ini menjadi tempat akhir dari perjalanan manusia menuju akhirat dan tidak takut dan lain sebagainya. Semoga dijauhkan dari siksa kubur dan diterima amal baiknya. Aminn,” ucapnya. Wardoyo