
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sesuai keputusan pemerintah pusat, Kabupaten Boyolali masih masuk aglomerasi PPKM level 3.
Padahal, sesuai kondisi yang ada, Boyolali seharusnya masuk kriteria level 1.
“Itu jika perhitungan itu tidak berdasarkan wilayah aglomerasi,” kata Plt Kepala Dinkes Boyolali, Insan Adi Asmono, Jumat (10/9/2021).
Diungkapkan, dari data Dinkes Boyolali, saat ini kasus aktif di Boyolali tinggal sebanyak 139 pasien. Dari kasus aktif itu, masih dirawat di rumah sakit sebanyak 48 orang dan 9 pasien menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat.
Sedangkan 79 pasiennya melakukan isolasi mandiri. Secara akumulasi, total kasus konfirmasi Covid-19 di Boyolali ada sebanyak 24.422 orang dan yang sudah sembuh 22.896 pasien atau 93,8 persen.
Sedangkan untuk angka kematian pasien Covid-19 mencapai 1.390 orang atau 5,7 persen.
“Berdasarkan Indeks Kesehatan Masyarakat ( IKM), Kabupaten Boyolali memperoleh skor 2,63. Hal itu menunjukkan jika Boyolali masuk zona rendah penularan Covid-19.”
Selain itu, berdasarkan perhitungan kasus konfirmasi baru, setiap 100.000 penduduk perminggu, positif rate di Boyolali hanya 10 persen.
Sedangkan rasio kontak erat sebanyak 2 kasus, dengan keterisian bed occupancy rate (BOR) hanya 13 persen.
Kasus konfirmasi dirawat per 100.000 penduduk hanya 2 persen. Namun demikian, pihaknya tetap sesuai pedoman pemerintah pusat, yaitu PPKM level 3. Menurutnya, sangat penting untuk tetap disiplin dalam menjalankan prokes.
“Jangan lengah dan melakukan eforia, sehingga kasus Covid-19 di Boyolali bisa terus dikendalikan,” ujarnya. Waskita