Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Setelah 20 tahun, Pemerintah AS Bakal Buka Dokumen Rahasia Serangan 9/11

Monumen peringatan tragedi serangan 911 / pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Setelah 20 tahun berlalu,  akhirnya perintah untuk melakukan deklasifikasi dokumen rahasia serangan teroris 9/11 dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Hal tersebut dilakukan Biden lantaran menanggapi tuntutan dari keluarga korban Serangan Teroris 9/11 yang menginginkan transparansi kasus.

“Hari ini, saya menandatangani perintah eksekutif yang mengarahkan Departemen Kehakiman dan lembaga terkait lainnya untuk mengawasi peninjauan deklasifikasi dokumen terkait penyelidikan Biro Investigasi Federal pada 11 September,” kata Biden sebagaimana dikutip dari tempo.co, Selasa (7/9/2021).

Seperti diketahui, tahun ini merupakan peringatan 20 tahun serangan 11 September 2001 yang menghancurkan Menara WTC dan merusak markas militer AS di Virginia.

Sebuah peristiwa yang menjadi awal mula invasi Amerika ke Afganistan untuk menggulingkan pemerintahan Taliban. Kala itu, Taliban diyakini melindungi Al-Qaeda, pihak yang bertanggung jawab atas serangan teroris terparah dalam sejarah Amerika tersebut.

Serangan yang menewaskan ribuan orang itu telah meninggalkan banyak kenangan menyakitkan bagi banyak pihak, terutama keluarga para korban.

“Kita tidak boleh melupakan rasa sakit keluarga dan orang-orang terkasih dari 2.977 korban tak berdosa yang tewas dalam serangan teroris di Amerika yang terburuk dalam sejarah,” terang Presiden Amerika Serikat ke-46 tersebut.

Dokumen investigasi yang terkait dengan peristiwa ini memang sudah lama dianggap sebagai “dokumen terlarang” dan tidak pernah dipublikasikan.

Keluarga para korban pun hanya bisa berspekulasi tanpa bukti yang kuat mengenai kejadian yang menimpa orang-orang tercinta mereka 20 tahun lalu.

Banyak yang menduga ada pihak yang terlibat namun ditutup-tutupi oleh pemerintah AS. Salah satu pihak yang dicurigai memiliki keterlibatan dalam insiden ini adalah pemerintah Arab Saudi. Sekutu AS ini dituding ikut mendanai Al-Qaeda.

Keluarga korban sudah lama menginginkan perilisan dokumen investigasi ke publik. Keinginan itu muncul dari mereka yang hendak menuntut pihak yang diduga secara diam-diam ambil peran.

Walau begitu, nampaknya tidak semua dokumen yang berhubungan akan benar-benar dirilis ke publik. Beberapa dokumen investigasi yang terlalu sensitif mungkin tidak akan dipublikasikan.

“Penting untuk memastikan bahwa Pemerintah Amerika Serikat memaksimalkan transparansi kecuali jika alasan yang paling kuat menyatakan sebaliknya,” terang Biden. Grahita Narasetya

Exit mobile version