Site icon JOGLOSEMAR NEWS

SMP Negeri 8 Surakarta Gelar Asesmen Nasional sebagai Pengganti UN

Para siswa SMP Negeri 8 Surakarta tengah menjalani Asesmen Nasional / Dok Sekolah

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 50 siswa SMP Negeri 8 Surakarta terpilih secara acak untuk mewakili sekolah dalam pelaksanaan Asesmen Nasional (AN).

Dijelaskan oleh Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd melalui rilisnya ke Joglosemarnews, lima dari jumlah tersebut merupakan siswa cadangan.

“Para  siswa yang ikut AN ini merupakaan pilihan acak dari Kemdikbud melalui Dapodik untuk melakukan AN,” ujar Triad seperti dikutip dalam rilis yang dikirim Sie Publikasi, Sri Suprapti.

Lebih lanjut Triad menjelaskan, Asesmen Nasional diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas.

Adapun waktu pelaksanaan AN tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional (UN), melainkan di tengah jenjang pendidikan, yaitu pada kelas 5, 8, 11.

Tujuannya, menurut Triad, untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan Asesmen Nasional tersebut.

“Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai satu di antara syarat kelulusan,” paparnya.

Oleh karena itulah, lanjut Triad, dalam pelaksanaan AN menggunakan metode survei. Dan, metode tersebut dilakukan dengan mengambil sampel siswa secara acak dari setiap sekolah.

Hal itu, jelas Triad, berkebalikan dengan Ujian Nasional, yang menggunakan metode sensus, di mana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.

Model soal Asesmen Nasional yang diberikan pun lebih bervariasi dibanding UN. Bukan hanya sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam Ujian Nasional. Salah satunya adalah literasi membaca dan numerasi.

Asesmen Nasional menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT) yang mengadopsi tes adaptif. Di mana, setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.

Terpisah, Ketua Panitia Asesmen Nasional, Rori Khoirudin, M.Pd.Fis menyampaikan, dalam proses AN ada beberapa hal yang menjadi masalah.

Beberapa di antaranya adalah masih banyak anak yang tidak paham IT, belum bisa menggunakan mouse, tak bisa membuka soal berikutnya karena belum mengenal fitur-fitur di soal AN dan lain-lain.

Dimulai pukul 07.25 WIB, pelaksanaan AN di SMP Negeri  8 Surakarta menggunakan tiga buah ruangan kelas. Secara umum, pelaksanaan AN di sekolah tersebut berlangsung dengan lancar.

Sebagaimana diketahui, Asesmen Nasional 2020 merupakan pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah.

Bedanya dengan Ujian Nasional, Asesmen Nasional tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu. Melainkan, mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan secara global berupa input, proses dan hasil.

Asesmen Nasional dirancang tidak hanya sebagai pengganti ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional saja, namun jugaa sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.  Suhamdani

Exit mobile version