Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ini Isi Curhatan Guru Honorer Saat Nadiem Makarim Menginap di Sana

 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  –  Sukardi Malik, seorang guru honorer di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, tak menyia-nyiakan waktu saat Menteri Pendidikan Kebudayaan Eisten dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menginap di rumahnya, Kamis (7/10/2021).

Nadiem menginap di rumah Sukardi, dalam rangkaian kjnuungan kerjanya ke Provinsi NTB.

Sukardi Malik adalah seorang guru honorer yang sudah mengabdi selama  25 tahun. Guru SMP Negeri 1 Praya Timur itu merupakan salah satu peserta seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Saat berbincang santai dengan Nadiem, Sukardi menceritakan suka dukanya selama menjadi guru honorer.

Misalnya, terkait perlunya memiliki berbagai pekerjaan sampingan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, sambil terus mengajar. Ia mengaku sudah menjajal beragam pekerjaan seperti pembuat anyaman bambu, tukang, hingga ojek.

Tak jarang ia diprotes rekan di pekerjaan sampingannya karena sering mengutamakan mengajar anak-anak terlebih dahulu.

Namun, bagi Sukardi, menjadi seorang guru merupakan panggilan jiwa yang ditekuninya.

“Saya pernah bekerja di Kalimantan, jadi mandor di kebun, penghasilannya banyak, tapi batin saya kurang sreg. Rasanya kurang berkah. Beda saat menjadi guru,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan Humas Kemendikbudristek, Kamis, 7 Oktober 2021.

Nadiem juga bertanya mengenai tes Seleksi ASN PPPK yang telah dilalui Sukardi beberapa waktu lalu. Guru honorer berusia 50 tahun itu mengaku bisa mengerjakan soal-soal dan melaporkan bahwa nilainya memenuhi ambang batas (passing grade) yang ditetapkan Panitia Seleksi Nasional.

Sukardi mengakui bahwa kebijakan Seleksi ASN PPPK telah memberikan kesempatan bagi seluruh sejawat guru honorer dari berbagai kategori.

Namun, ia meminta agar ada kebijakan khusus bagi guru-guru peserta seleksi yang sudah berusia lanjut.

“Kami bersyukur ada kebijakan pengangkatan seperti ini. Begitu juga dengan program yang lain, kalau dulu hanya bisa diikuti oleh yang PNS, sekarang guru honorer juga bisa. Tapi, kalau bisa tolong ada kebijakan khusus buat guru-guru yang usianya tidak muda,” ujarnya.

Nadiem menyebut bahwa pemerintah mendengarkan masukan dari berbagai pihak dan terus memperjuangkan yang terbaik. Ia meminta agar guru-guru honorer yang mengikuti Seleksi ASN PPPK tetap tenang dan tidak terhasut informasi tidak jelas.

“Sebentar lagi kami akan umumkan kebijakan afirmasi tambahan bagi guru-guru yang sudah senior dan memang layak,” ujarnya.

Nadiem mengklaim pemerintah serius memikirkan kesejahteraan para guru honorer. Kata dia, tahun ini pertama kalinya pemerintah membuka kesempatan bagi guru honorer untuk mengikuti seleksi ASN PPPK dalam jumlah yang besar, yaitu sampai 500 ribu formasi.

Sosok guru-guru honorer seperti Sukardi Malik yang dinilainya inspiratif, layak diberikan kesejahteraan selayaknya pendidik Pegawai Negeri Sipil. “Inilah kenapa kita perjuangkan 500 ribu formasi (ASN Guru PPPK) tahun ini. Sebuah rekor baru untuk Indonesia,” kata Nadiem.

Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengatakan, guru honorer di sejumlah daerah harap-harap cemas menggungu hasil seleksi tes kompetensi PPPK Guru 2021 yang akan diumumkan pada Jumat, 8 Oktober 2021.

Satriwan berharap Nadiem Makarim tak ingkar janji soal pemberian nilai afirmasi berdasarkan lama pengabdian sebagai bentuk keberpihakan negara terhadap guru honorer.

“Semoga Mas Nadiem Makarim tidak ingkar janji. Harapan kami, Jumat besok itu betul-betul diumumkan oleh Kemendikbudristek sesuai dengan harapan kami, yakni adanya afirmasi tambahan atau penurunan passing grade,” ujar Satriwan Salim saat dihubungi Tempo pada Rabu malam, 6 Oktober 2021.

Exit mobile version