JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Jadi 10% Termurah di Dunia, Tarif PCR Bakal Turun Jadi Rp 300.000

Ilustrasi tes PCR / Foto: Pixabay
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Pemerintah bakal menurunkan tarif PCR menjadi Rp 300.000, tarif yang menurut klaim Menteri Kesehatan  Budi Gunadi Sadikin, merupakan 10 persen termurah di banding tarif PCR di bandara-bandara di dunia.

Menkes menegaskan, sebelum diturunkan saja, tarif PCR Indonesia yang sempat Rp 900.000 sudah masuk 25 persen termurah ketimbang harga tes di bandara – bandara di dunia.

“Jadi kalau diturunkan ke 300.000 itu mungkin masuk 10 persen kuartal yang paling murah dibanding harga PCR airport di dunia,” ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/10/2021).

Menurut Budi, negara dengan tarif paling murah di dunia adalah India, dengan harga tes PCR sekitar Rp 160 ribu.

“India memang negara paling murah untuk semuanya, selain Cina,” ujarnya.

Kunci murahnya harga PCR di India, tutur dia, adalah lantaran mereka memiliki produksi di dalam negeri dan economic of scale lantaran penduduknya yang mencapai hampir 2 miliar jiwa. Dengan demikian, harga tersebut bisa tercapai.

Baca Juga :  Sampai Rabu, MK Telah Menerima 21 Amicus Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

“Tapi sebagai informasi, harga PCR yang ditentukan presiden sudah masuk 10 persen paling murah dibanding harga tes PCR di seluruh dunia,” ujar Budi.

Sebelumnya, Rencana penurunan harga tes PCR itu sejurus dengan niat pemerintah memperluas penerapan hasil tes tersebut sebagai syarat perjalanan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ketentuan itu akan berlaku untuk mengantisipasi lonjakan penularan pada periode libur Natal dan Tahun Baru.

Berdasarkan hasil survei Balitbang Kemenhub, diperkirakan sekitar 19,9 juta orang akan melakukan perjalanan pada periode libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru.

Adapun di Jabodetabek diperkirakan 4,45 juta orang melakukan perjalanan.

Untuk itu, Luhut mengatakan situasi tersebut perlu diimbangi dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga :  Hasto Sebut, untuk Bertemu Megawati, Presiden Jokowi Harus Lewat Anak Ranting

Persoalan itu pun dibahas oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bersama jajarannya, kemarin.

Luhut mengatakan Presiden Jokowi telah memberi arahan agar jajarannya segera mengambil langkah dan kebijakan. Dengan demikian, harapannya tak ada peningkatan kasus akibat libur Nataru.

Ia menegaskan bahwa pemerintah belajar dari banyak negara yang melakukan relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan, kemudian kasusnya meningkat pesat.

Padahal, tingkat vaksinasi di negara-negara tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Misalnya saja di Inggris, Belanda, Singapura dan beberapa negara Eropa lainnya.

Untuk itu, Luhut mengatakan bahwa kewajiban penggunaan PCR sebagai syarat perjalanan utamanya bertujuan untuk menyeimbangkan relaksasi pada aktivitas masyarakat, terutama sektor pariwisata.

“Secara bertahap penggunaan tes PCR akan juga diterapkan pada transportasi lainnya selama dalam mengantisipasi periode Nataru,” ujar Luhut, Senin (25/10/2021).

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com