JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Jangan Panik, Terjadi Kelangkaan Solar Begini Langkah yang Diambil Pemerintah

Kelangkaan BBM
Driver perempuan membagikan bunga kepada calon penumpang di sebuah pool PO bus di Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto
ย ย ย 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pertamina mengharap tidak terjadi kepanikan di tengah masyarakat. Menyusul kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Kota Sukses Wonogiri.

Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho mengatakan pasca pelonggaran PPKM, aktivitas masyarakat berangsur normal. Hal itu juga mengakibatkan permintaan BBM lebih tinggi.

Menurut dia, pihaknya sudah melakukan langkah terkait meningkatnya demand BBM jenis solar. Salah satunya menambah pasokan solar di sejumlah SPBU yang memiliki permintaan solar tinggi. Pihaknya berharap antrean akibat kelangkaan solar di sejumlah daerah termasuk di Wonogiri bisa segera teratasi.

“Saat ini kita distribusi dan monitor terus. Masyarakat tak perlu panik dan mengisi BBM sesuai kebutuhannya,” kata Brasto, kepada wartawan, Kamis (22/10/2021).

Dia menuturkan, Pertamina terus mendorong agar penyaluran dapat tepat sasaran sesuai peruntukannya. Hal tersebut dijalankan melalui berbagai edukasi dan aktivasi yang dijalankan kepada masyarakat maupun konsumen. Penerima manfaat dari produk BBM subsidi tersebut sudah diatur dalam regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014.

Baca Juga :  Geger Diduga Korban Pembunuhan, Penemuan Kerangka Manusia di Setren Slogohimo Wonogiri, Ada Bekas Terbakar

Sementara, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Wonogiri Edi Purwanto mengatakan kelangkaan solar sudah dirasakan sejak dua pekan lalu. Sejumlah angkutan barang sulit mendapatkan solar di pom bensin.

Contohnya mobil box yang memakai freezer untuk mengangkut daging. Karena susah dapat solar terpaksa mereka memakai dexlite.

Edi menuturkan, penggantian jenis BBM ini terpaksa harus dilakukan agar kendaraan tetap bisa berjalan. Pasalnya, ada yang membuat perjanjian bila barang kiriman membusuk, pengirim harus ganti rugi 200 persen.

Edi menambahkan, bus juga kesulitan karena dibatasi dalam pengisian solar. Tiap bus dibatasi mengisi solar maksimal Rp 300.000 di setiap pom bensin. Itupun tidak setiap pom bensin memiliki stok solar. Alhasil, waktu perjalanan bagi penumpang jadi tak jelas karena bus perlu mencari pom bensin yang memiliki solar. Waktu yang dibutuhkan untuk mengantre solar minim setengah jam dan bisa mencapai satu jam.

Baca Juga :  23 Orang Meninggal Selama Lebaran 2024

Menurut dia, banyak bidang sedang mencoba bergerak disaat sejumlah pelonggaran dilakukan. Tapi kelangkaan solar malah menjadi kendala yang menurutnya bisa berdampak luas.

Menurut Edi, ada kebijakan yang kurang tepat dalam pembagian solar. Informasi yang didapatnya, kebutuhan solar meningkat usai dilonggarkannya PPKM dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Namun, dia tak sepakat dengan hal itu. Menurut dia, kuota solar yang dikirimkan ke pom bensin berkurang.

“Kalau kuotanya sama, saya kira nggak ada kelangkaan solar. Pasokannya berkurang, alasannya karena jatah subsidi menipis. Kalau jatah subsidi menipis seharusnya kan ada hitung-hitungan sejak jauh-jauh hari supaya tidak terjadi kelangkaan,” terang Edi.

Pria yang pernah menjadi calon wakil bupati (cawabup) Wonogiri ini berharap, pemerintah bisa mengendalikan masalah kelangkaan solar. Kuota BBM bersubsidi ini diharapkan bisa normal kembali mengingat vitalnya bahan bakar tersebut. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com