JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kepala Bank Indonesia Solo Ungkap Cara Bedakan Uang Asli dan Palsu. Sebut Pembayaran Digital Bisa Cegah Uang Palsu

Salah satu warga menunjukkan uang untuk mempraktikkan mengenai uang asli dan palsu di hadapan staff BI Solo yang hadir di Sragen. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bank Indonesia Solo mengklaim peredaran uang palsu (upal) di wilayah Soloraya semakin menurun.

Selain teknologi pembayaran transaksi melalui digital yang makin membudaya di masyarakat, kesadaran dan antisipasi para pedagang yang makin pintar dinilai membuat ruang peredaran upak makin menyempit.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo saat hadir di Sragen, Jumat (8/10/2021). Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , ia mengatakan selama ini kasus peredaran upal terungkap dari penanganan oleh kepolisian.

Namun ia mencatat selama pandemi, kasus peredaran upal menunjukkan tren makin menurun. Temuan di Sragen beberapa waktu lalu, relatif terbilang kecil.

“Iya yang kemarin di Sragen itu sangat kecik. Dan sampai saat ini, belum ada keluhan soal uang palsu. Kalau dari kasusnya relatif sedikit. Dari pedagang biasanya kalau menemukan uang palsu juga akan ada keluhan. Tapi ini sangat minim sekali,” ujarnya.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Pria yang menyebut dirinya dengan nama pendek Joko itu menyampaikan minimnya peredaran upal tak lepas dari gencarnya edukasi terkait 3 D untuk menandai uang apakah palsu atau asli.

Melalui edukasi 3D, sekarang para pedagang diyakini sudah semakin pintar membedakan apakah uang palsu atau tidak.

Makin jelinya mereka membuat ruang gerak pengedar uang palsu juga semakin geraknya semakin susah.

“Karena penggunaan uang palsu harus dibelanjakan dan pedagang udah main pintar. Trennya menurun karena masyarakat makin pintar,” jelasnya.

Nugroho Joko Prastowo. Foto/Wardoyo

Selain edukasi ke masyarakat, digitalisasi transaksi juga berperan menekan peredaran upal.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

Dengan transaksi non tunai dan bisa diakses melalui HP menjadi salah satu cara menghindari uang palsu. Penggunaan metode pembayaran non tunai juga dinilai bisa melindungi para pedagang dari peredaran uang palsu.

“Cara membedakan uang palsu dengan 3 D. Dilihat diraba dan diterawang. Tapi sekali lagi, dengan digitalisasi dan masyarakat yang makin pintar, pergerakan pengedar uang palsu saat ini semakin sempit,” tandasnya.

Salah satu staff di BI menambahkan salah satu cara mengenali apakah uang itu asli atau palsu adalah dengan melihat warnanya.

Uang asli cenderung memiliki warga yang jelas dan terang. Kemudian jika diraba permukaannya akan kasar serta jika diterawang akan ada tanda air dan gambar pahlawannya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com