Beranda Daerah Wonogiri Nama Unik ‘N’…Clio, Nyata Ada di Eromoko Wonogiri, Gabungan Huruf dan Tanda...

Nama Unik ‘N’…Clio, Nyata Ada di Eromoko Wonogiri, Gabungan Huruf dan Tanda Baca

Nama unik
'N'... Clio bersama kedua orang tuanya. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Bicara soal nama, bolehlah kita bagi masyarakat menjadi dua kubu. Sebagian ada yang menganggap nama adalah doa, bamun ada juga yang menyebut apalah arti sebuah nama.

Kendati demikian, ada persamaan dari kedua kubu tersebut. Yakni apapun namanya, pemberinya alias orang tuanya pasti sepakat bahwa si anak begitu istimewa dan spesial.

Demikian pula dengan pasangan orang tua di Wonogiri ini. Keduanya memiliki anak yang istimewa hingga memberikan nama cukup unik.

Nama si bocah ini sangat tidak umum. Pasalnya merupakan penggabungan dari huruf dan karakter. Sebagaimana diketahui penggunaan karakter tertentu sangat jarang digunakan untuk pemberian nama seseorang.

Anak perempuan asal Desa/Kecamatan Eromoko, Wonogiri ini diberi nama unik. Namanya adalah ‘N’…Clio. Ya, dengan tanda kutip yang mengimpit abjad N dan juga tiga buah tanda titik sebelum Clio. Tanda kutip dan titik tersebut merupakan bagian dari nama si anak. Jadi bukan N Clio melainkan komplit ‘N’…Clio.

Nama itu diberikan oleh sang ayah dan baru ditentukan saat hari sepasaran bayi perempuan lucu tersebut.

Awalnya, Widodo (42), sang ayah, hanya ingin menamai anaknya dengan abjad N. Menurut anggota paguyuban kebudayaan Ajisaka itu, N dalam abjad Jawa memiliki arti pengangkat derajat dan kata keberuntungan. Namun hal itu diprotes oleh anak ketiganya yang heran dengan singkatnya nama sang adik. Karena itu ditambahkan tanda titik yang berjumlah tiga dan Clio.

“Kalau di Paguyuban Ajisaka sudah paham arti dari tanda kutip dan titik. Kalau orang dulu, kata sandi surat Jawa,” terang pria 42 tahun itu saat dijumpai di kediamannya, Selasa (12/10/2021).

Sementara, tambahan nama Clio terinspirasi dari nama Ratu Mesir, Cleopatra. Nama ‘N’…Clio pun akhirnya dipilih sebagai nama anak keempatnya. Bisa dipanggil N, bisa juga dipanggil Clio.

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini Meledak Naik! Angka Tertinggi Tembus Fantastis, Pembeli Auto Kaget Lihat Daftarnya!

Widodo mengakui, nama anak keempatnya ini paling berbeda dengan nama ketiga anaknya yang lain. Ambil contoh anak keduanya yang satu-satunya berjenis kelamin laki-laki, dinamai Bilal Shorim Nasrullah.

Clio saat ini sudah berusia delapan bulan. Anak itu pun tumbuh sehat. Menurut Widodo, gigi Clio sudah mulai tumbuh saat usia lima bulan. Sementara itu, dia merasa anaknya seperti sudah ingin berlari.

Saat sejumlah wartawan datang dan bertemu dengannya, wajah Clio nampak riang. Tak ada rasa takut dengan orang yang kali pertama bertemu dengannya.

Akta kelahiran mudah didapatkan. Widodo pun dengan pede menunjukkannya bersama dengan Kartu Keluarga rilisan terbaru dimana sudah tercantum nama Clio. Namun diakuinya dia sempat dipanggil ke balai desa saat pengurusan dokumen kependudukan.

“Saat mengurus itu sempat tiga hari dipanggil terus ke desa. Tapi cuma ditanya arti namanya apa, terus soal penulisan nama. Yang ditakutkan kalau penulisannya keliru. Tapi akhirnya juga bisa keluar. Banyak yang bilang namanya unik juga,” beber dia.

Walau memiliki nama yang unik, harapan dari orang tua kepada ‘N’…Clio sangat sederhana. Bahkan seperti harapan orang tua pada umumnya. Pasutri itu kompak menginginkan anaknya menjadi anak yang soleha, bisa menjaga nama baik keluarga dan selalu diberi kesehatan.

Sang Ibu Bertaruh Nyawa

Sang ibu Amin Sulistiyorini mengatakan Clio lahir pada Kamis 4 Februari 2021 lalu. Perempuan 40 tahun itu bersiap untuk melahirkan anak keempatnya. Sebenarnya, dia disarankan untuk melakukan operasi caesar karena suatu hal. Namun dia bersikukuh melahirkan dengan proses normal seperti ketiga anaknya yang lain.

Baca Juga :  Diklat Jurnalistik, Siswa SMKN 1 Jatiroto Diajak Kepo Bersama

Saat itu, cahaya matahari tertutupi mendung tebal. Hujan sudah hampir turun saat wanita asal Dusun Eromoko Kulon RT 2 RW 2 Desa/Kecamatan Eromoko itu dibawa ke Puskesmas Rawat Inap Pracimantoro untuk menjalani proses persalinan. Namun dia perlu berjuang keras untuk melahirkan anaknya itu. Saking lemasnya, sampai tak sadarkan diri dan terancam nyawanya.

“Terakhir saya ingat bilang ke suami saya kalau sudah nyerah, ndak kuat. Suami mbisiki yen kudu kuat, anake wes metu separo (harus kuat, bayi sudah keluar separuh), sambil nangis. Kalau tidak salah empat bidan yang nanganin saya,” kata Amin Sulistiyorini.

Dia menambahkan hujan sudah mengguyur di area Puskesmas saat itu. Listrik pun tiba-tiba padam. Gelap gulita di ruang persalinan. Pencahayaan pun akhirnya dibantu dengan senter handphone. Namun akhirnya anak keempat dari pasangan itupun lahir dengan selamat. Jenis kelaminnya perempuan dengan berat 3,7 kilogram dan panjang sekitar 50 sentimeter. Tak berselang lama setelah anak mereka lahir, adzan ashar pun berkumandang. Aris

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.