WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM —
DPRD Wonogiri pada Tahun Anggaran 2022 menargetkan sebagai juara satu DPRD se-Indonesia. Ini terkait penganggaran yang disebut-sebut paling irit dan efisien dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
Ketua DPRD Wonogiri Sriyono didampingi semua unsur wakil pimpinan dan Setwan setempat mengungkapkan fakta itu kepada wartawan, Jumat (29/10/2021). Dalam konferensi pers usai rapat paripurna dengan agenda persetujuan DPRD terhadap Raperda Wonogiri 2022 untuk dievaluasi Gubernur Jateng di Ruang Sidang Paripurna, Ketua DPRD menegaskan target besar yang ingin dicapai tahun depan.
“Kami keluarga besar DPRD Wonogiri menargetkan menjadi DPRD yang paling hemat dan efisien dalam tahun anggaran 2022. Khususnya pada penganggaran untuk mendukung tupoksi,” beber Sriyono.
Untuk mewujudkan target besar itu pihaknya telah menempuh langkah strategis. Yakni melakukan pemangkasan kegiatan yang bersifat tidak urgen. Misalnya, kunjungan kerja atau perjalanan dinas bagi 50 legislator Kota Mete.
Anggaran yang dipangkas itu tentunya, ujar dia, bisa dialihkan ke pos pembiayaan untuk masyarakat. Misalnya pemulihan perekonomian dampak gempuran COVID-19.
“Yang dipangkas adalah kegiatan yang tidak urgen. Namun demikian perlu digarisbawahi bahwa pemangkasan itu
dilakukan tanpa sedikitpun mengurangi mutu, kualitas dari DPRD Wonogiri,” tandas dia.
Mantan pendidik yang juga pernah berkecimpung di bidang advertising ini membeberkan, bentuk pemangkasan bisa dilihat dari struktur anggaran. Yakni
pada awalnya penetapan APBD 2021 anggaran pelaksanaan tupoksi DPRD Wonogiri adalah Rp17,617.932.420. Selanjutnya saat perubahan tinggal Rp13.115.748.845.
Nah, untuk Anggaran 2022 jumlah itu diefisiensikan lagi menjadi Rp12.010.530.129. Sebagai catatan anggaran itu merupakan pelaksanaan tupoksi DPRD untuk 50 orang anggota.
“Sebagai pembanding, kami yakin angraran tersebut tidak ada setengahnya dari DPRD kabupaten sebelah, silahkan dicek. Makanya kami berani mencanangkan DPRD Wonogiri adalah DPRD paling efisien dan efektif se-Indonesia,” sebut dia.
Mengenai alasan penetapan target tersebut, mantan Ketua Komisi IV itu menyebutkan setidaknya ada dua hal. Pertama adalah pandemi yang belum berakhir. Selanjutnya kondisi perekonomi masyarakat masih memprihatinkan.
“Ketika kondisi masyarakat masih seperti ini, kami rasa tidak etis jika legislator tidak ikut berbela rasa. Nah langkah konkret dari bela rasa adalah efisiensi anggaran itu,” tutur dia. Aris