JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Strategi Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Sudah Tepat

Menko Airlangga Hartarto saat mendampingi Presiden Joko Widodo / Istimewa
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta seluruh pihak menjaga momentum melandainya Covid-19 serta makin pulihnya perekonomian di tanah air.

Terlebih lagi, menurut Menko Airlangga, selangah lagi Indonesia bakal segera memasuki fase endemic.

Makin melandainya angka kasus Covid-19 dan pulihnya ekonomi, menurut Menko Airlangga, sebagai dampak positif dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah untuk mengendalikan Pandemi.

“Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga berjalan sebagaimana diharapkan. Semua aktivitas sudah berangsur pulih seperti sebelumnya, hanya memang belum benar-benar 100%,” beber Menko Airlangga, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Menko Airlangga menjelasksan, program pemulihan ekonomi nasional memang sudah menunjukkan progres positifnya.

Ia mencontohkan, per 15 Oktober 2021, anggaran PEN telah terealisasi sebesar Rp 428,21 triliun atau 57,5 persen dari pagu Rp 744,77 triliun.

Realisasi itu meliputi bidang kesehatan Rp 115,84 triliun (53,9) persen dari pagu Rp 214,96 triliun. Dana itu digunakan untuk rumah sakit darurat Asrama Haji Pondok Gede dan pembagian paket obat untuk masyarakat.

Kemudian untuk biaya perawatan bagi sekitar 580.000 pasien, insentif bagi 1,26 juta tenaga kesehatan (Nakes) pusat dan santunan kematian bagi 466 Nakes, pengadaan 121,41 juta dosis vaksin serta bantuan iuran JKN bagi 34,71 juta orang.

Di bidang perlindungan sosial, berhasil  terealisasi Rp 122,47 triliun atau 65,6 persen dari pagu Rp 186,64 triliun meliputi PKH bagi 10 juta KPM, Kartu Sembako bagi 17,2 juta KPM, BST bagi 9,9 juta KPM dan BLT Desa bagi 5,62 juta KPM.

Kemudian program Kartu Prakerja bagi 5,91 juta orang, bantuan subsidi kuota internet bagi 36,1 juta penerima, bantuan UKT bagi 120,9 ribu siswa, subsidi listrik bagi 60,19 juta penerima, BSU bagi 6,65 juta pekerja, bantuan beras bagi 28,8 juta KPM, sembako PPKM bagi 2,39 juta KPM.

Untuk dukungan UMKM dan koperasi terealisasi Rp 62,6 triliun atau 38,5 persen dari pagu Rp 162,4 triliun meliputi BPUM bagi 12,71 juta usaha, IJP bagi 2,24 juta UMKM dan 36 korporasi, serta penempatan dana bank dengan total penyaluran kredit Rp 439,74 triliun bagi 5,42 juta debitur.

Baca Juga :  Jokowi Disebut Cawe-cawe Soal Kabinet Prabowo, Habiburokhman: Saya Saja Boleh Usulkan Nama?

Kemudian subsidi bunga KUR bagi 5,61 juta debitur dan Non KUR bagi 7,2 juta debitur, PMN bagi Hutama Karya, Pelindo III dan KIW Rp 8,39 triliun serta bantuan PKL kepada 311,77 ribu usaha.

Program prioritas berhasil menyerap Rp 67 triliun (56,8 persen0 dari pagu Rp 117,94 triliun. Kegiatan ini meliputi padat karya K/al bagi 1,23 juta tenaga kerja, pariwisata, ketahanan pangan dan fasilitas pinjaman daerah Rp 10 triliun melalui PT SMI.

Realisasi untuk insentif usaha mencapai Rp 60,31 triliun (96 persen) dari pagu Rp 62,83 triliun. Dana itu disalurkan dalam beberapa kegitan,  meliputi PPh 21 DTP bagi 81.890 pemberi kerja, PPh Final UMKM DTP bagi 124.209 UMKM, pembebasan PPh 22 Impor bagi 9.490 WP, pengurangan angsuran PPh 25 bagi 57.529 WP.

Selebihnya, pengembalian pendahuluan PPN bagi 2.419 WP, penurunan tarif PPh Badan bagi seluruh WP, PPN DTP Properti bagi 768 penjual, PPnBM mobil untuk enam penjual serta Bea Masuk DTP atas nilai impor Rp 2,28 triliun.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Menko Airlangga menegaskan, kinerja pemerintah cukup baik dalam dua tahun belakangan. Salah satu buktinya, penguatan pengendalian pandemi  berhasil mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 7,07% (yoy) pada kuartal II-2021.

Pertumbuhan itu bahkan merupakan pertumbuhan yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Capaian tersebut, menurut Airlangga, tidak terlepas dari keberhasilan upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19.

Dalam kaitannya dengan hal itu, Airlangga mengingatkan kembali tentang visi Kabinet Indonesia Maju yang berjalan sejak Oktober 2019.

Sesuai visi yang telah dicanangkan, pemerintah telah menjalankan program prioritas, meliputi pembangunan sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi dan transformasi ekonomi.

Menurut Ketum Partai Golkar itu, konsumsi pemerintah terus memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama pandemi, termasuk di kuartal II-2021.

Konsumsi pemerintah tersebut, terbukti berhasil mendorong peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi.

Pulihnya permintaan domestik, lanjut dia, juga telah mendorong perbaikan aktivitas produksi sehingga membuat seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II-2021.

Baca Juga :  NasDem Mulai Bermanuver, PKS Tak Mau Bertemu Prabowo Sebelum Ada Ketetapan MK

Pemulihan yang terjadi di berbagai sektor utama, seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi sudah mulai bangkit kembali.

“Daya beli masyarakat yang terjaga selama pandemi dapat terwujud karena inflasi yang stabil di level rendah,” ujarnya.

Upaya pengendalian inflasi yang melibatkan pemerintah dan seluruh stakeholder terkait, menurut Airlangga, berhasil menjaga inflasi di level 1,68% (yoy) pada 2020.

Hingga September 2021, inflasi juga masih terjaga rendah dan stabil di level 1,60% (yoy), tutur Airlangga.

Sedangkan terkait investasi, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), kata Airlangga, juga mengalami kenaikan.

“PMDN dan PMA  semester I-2021 masing-masing bisa naik 3,5% dan 16,8%. Ini tentu akibat transformasi perekonomian melalui Undang-Undang Cipta Kerja,” ujar dia.

Menjelang akhir kuartal-2021, lanjut dia, berbagai leading indicator menunjukkan prospek yang baik.

Dampak lonjakan kasus varian delta berhasil dimitigasi, sehingga aktivitas ekonomi kembali menguat, yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang kembali di level ekspansif dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali meningkat di September 2021.

Diakui, angka kemiskinan dan pengangguran memang sempat meningkat akibat Covid-19, namun angka tersebut berhasil diturunkan. Angka kemiskinan menurun dari 10,19% pada September 2020 menjadi 10,14% pada Maret 2021.

Sedangkan angka pengangguran turun dari 9,77 juta orang (7,07%) pada Agustus 2020 menjadi 8,75 juta orang (6,26%) pada Februari 2021.

Airlangga Hartarto menambahkan, peningkatan harga komoditas dan pemulihan permintaan global turut mendorong komponen ekspor dan impor untuk tumbuh signifikan.

“Ini membuat kinerja neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 17 bulan berturut-turut,” tutur Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) tersebut.

Defisit transaksi berjalan pada 2020 dan semester I-2021 berhasil dijaga di level rendah, yakni di bawah 1% PDB.

Selain itu, neraca pembayaran Indonesia juga berhasil mempertahankan surplusnya pada 2020 meskipun dilanda pandemi Covid-19. Kondisi ini turut berkontribusi terhadap ketahanan sektor eksternal Indonesia. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com