BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kemarau benar-benar sangat dirasakan dampaknya oleh warga masyarakat di desa- desa di kawasan lereng Gunung Merapi.
Seperti halnya uang terlihat di wilayah Kecamatan Tamansari. Di sana sedikitnya ada lima desa yang mengalami kelangkaan air bersih.
Menurut Camat Tamansari, Wur Laksana, ada 10 desa di wilayahnya yang awalnya merupakan pemekaran dari Kecamatan Musuk.
Lima desa di antaranya rutin kekurangan air bersih setiap musim kemarau. Yakni Desa Sangup, Lanjaran, Mriyan, Sumur dan Jemowo.
“Kecamatan Tamansari yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Musuk memiliki 10 desa. Namun lima desa diantaranya memang rutin mengalami kekurangan air bersih setiap musim kemarau,” ujarnya Minggu (17/10/2021).
Dijelaskan, warganya selama ini memang mengandalkan air tadah hujan. Bahkan, warga juga membuat tandon air yang cukup besar, Namun, ketika musim kemarau datang masih kekurangan air bersih.
“Pasalnya, selain untuk konsumsi sehari- hari, air bersih juga untuk ternak sapi mereka.”
Pihaknya mengaku sudah koordinasi dengan bagian Kesra (Kesejahteraan Rakyat) Setda Kabupaten Boyolali, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali maupun PMI setempat.
“Kami sudah koordinasi, hasilnya Pemdes bisa membuat permohonan bantuan air bersih yang disampaikan kepada Bupati.”
Warga biasanya membeli air dari pemilik mobil tangki swasta dengan harga hingga ratusan ribu/tangki. Pihaknya juga terus berupaya melakukan pemetaan titik yang diperkirakan memiliki sumber di dalam tanah. Sehingga bisa dilakukan pengeboran.
“Namun pemetaan serta pengeboran membutuhkan biaya sangat besar.”
Seperti di Komplek Kantor Kecamatan Tamansari ini, sudah berhasil dibuat sumur bor dengan kedalaman hingga 90-an meter. Air untuk mencukupi kebutuhan air di lingkup kantor kecamatan. Jika berlebih akan disalurkan ke warga sekitar. Waskita