SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Bisphenol A (BPA) akhir-akhir ini kerap menjadi perbincangan di kalangan ahli kesehatan. Kandungan yang biasanya terdapat di kemasan tersebut kian mengancam kesehatan terutama pada ibu hamil, ibu menyusui, hingga sang bayi.
Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dan Koordinator Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) Nia Umar menjelaskan, penggunaan Bisphenol A (BPA) pada kemasan plastik dapat menarik hak nutrisi yang diterima oleh anak.
BPA akan lebih berbahaya untuk bayi yang diberikan susu lewat dot botol. Bayi yang menerima asupan secara artifisial ini dapat menelan BPA dosis ganda. Tumbuh kembang sang anak tentu saja dipengaruhi hal tersebut.
Kandungan berbahaya itu juga mengancam ibu hamil dan menyusui.
“Pada ibu hamil, BPA ini akan mudah masuk ke dalam rantai makanan dan dapat ditemukan dalam urin, darah, tali pusat, dan ASI. Karenanya, janin dan bayi dapat terpapar BPA bahkan pada mereka yang tidak mengonsumsi botol yang terkontaminasi sekalipun,” terang Nia dilansir dari Republika.co.id pada Jumat (22/10/2021)
“Bagi yang menyusui, risiko yang ditimbulkan adalah ASI yang diminum bayi akan mengandung BPA sehingga bisa jadi si bayi ini tidak mau lagi menyusui melalui payudara ibu mereka,” sambungnya.
BPA dapat mengganggu kerja endokrin dan meniru esterogen. Laporan Program Toksikologi Nasional AS pada 2008 bahkan menyatakan keprihatinannya atas efek BPA kepada otak dan perilaku dan kelenjar prostat pada janin.
Namun perlu diingat, ancaman BPA tidak berarti membuat ibu menyusui berhenti memberikan ASI kepada anak. Kandungan ASI sangat dianjurkan daripada memberikan susu formula lewat botol untuk bayi. Hal ini menimbulkan potensi dikonsumsinya kandungan BPA secara ganda.
BPA telah menjadi problem yang mengancam kesehatan serta lingkungan. Mulai dari plastik, kaleng, dan galon diperkirakan menjadi kemasan dengan BPA ada di dalamnya. Galon air minum merupakan kemasan yang lebih diwaspadai.
“Galon ini harus kita perhatikan. Di mobil galon ini akan terpapar panas matahari dan belum lagi ketika sampai di supermarket atau minimarket juga akan terjemur panas matahari. Kejadian ini dapat membuat BPA larut dan masuk ke dalam air minum,” pungkas Nia.
Problematis akibat BPA ini patut dijadikan kewaspadaan bagi masyarakat. Pasalnya, kandungan tersebut mengancam sisi kesehatan melalui kebutuhan yang dikonsumsi sehari-hari. Linda Andini Trisnawati