JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Banjir di Gemantar dan Kaliancar Selogiri Wonogiri Ternyata Gegara Dipicu Sumbatan Barongan alias Carang

Rumpun bambu
Barongan alias carang atau bangkai bambu menyumbat jembatan di Selogiri Wonogiri. Foto : relawan
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Sejumlah wilayah di Desa Gemantar dan Kelurahan Kaliancar di Kecamatan Selogiri Wonogiri kerap terjadi genangan banjir.

Setelah ditelusuri salah satu pemicunya adalah sampah dan barongan carang alias bambu. Material sampah dan bambu itu menyumbat di mulut jembatan.

Akibatnya air tidak mengalir lancar. Endingnya bisa ditebak terjadilah genangan banjir yang kadang mencapai kedalaman lutut orang dewasa.

Nah, tumpukan bangkai bambu ini belakangan mulai menyangkut lagi di mulut jembatan. Tepatnya di jembatan perbatasan Desa Gemantar dengan Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri.

Sumbatan itulah yang membuat aliran Sungai Krisak di bawahnya tidak mengalir dengan lancar.

Baca Juga :  Eling eling Bolo! Area Blackspot alias Rawan Kecelakaan selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Tumpukan sampah dan bangkai bambu sangat banyak. Warga setempat khawatir sumbatan itu bisa memicu banjir.

Wardoyo, Kepala Dusun Kenangan, Desa Gemantar mengatakan, tumpukan sampah dan rumpun-rumpun bambu mulai menyangkut jembatan sejak Selasa lalu (16/11). Warga sudah berupaya membersihkannya. Namun, hujan turun setiap hari sehingga sumbatan semakin tebal.

Setiap tahun selalu terjadi penumpukan sampah dan bangkai pepohonan di jembatan tersebut. Bahkan pernah mengakibatkan banjir Gemantar maupun banjir Kaliancar.

“Banjir bisa sampai 40-50 sentimeter di permukiman,” ujar dia, Jumat (19/11/2021).

Informasi yang dihimpun, tumpukan sampah berasal dari daerah hulu. Rumpun bambu yang tumbang kemudian hanyut ke sungai dan menyangkut jembatan.

Kalau tidak segera ditangani, sungainya bisa tersumbat dan airnya meluber ke permukiman.

Baca Juga :  Lowongan Kerja Disabilitas Segera, Ada 78 Formasi, Berminat?

Warga berharap ada kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu mesti rutin membersihkan tepian sungai dari rumpun-rumpun bambu.

“Bambu itu akarnya serabut tapi pendek. Tanamannya tumbuh ke arah sungai, kalau tergerus bisa tumbang dan hanyut. Lebih baik diganti rumput vetiver atau akar wangi, akarnya panjang dan kuat,” terang Diana.

Pada Jumat itu para relawan dari berbagai elemen dikerahkan untuk membantu warga membersihkan sampah. Antara lain persot, Majelis Tafsir Alquran (MTA), TNI, Polri, PMI, Senkom Mitra Polri, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), pelajar dan warga sekitar. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com