JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Berawal dari Hobi, Pensiunan PNS Asal Sragen Ini Sukses Raup Puluhan Juta dari Burung Kutut. Koleksinya Sudah Ratusan Pasang, Yang Istimewa Berharga Sampai Jutaan

Sih Mulyono, pensiunan PNS asal Bedoro, Sambungmacan, Sragen di lokasi tempat beternak buruk anggungan dan perkutut miliknya. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM
Seorang pensiunan PNS di Sragen, Sih Mulyono (60) memiliki hobi nan prospektif.

Pensiunan asal Dukuh Sonorejo, Desa Bedoro, Sambungmacan yang terakhir kali menjabat sebagai Sekretaris Dinas PMD Sragen memanfaatkan waktu luangnya dengan menekuni ternak ayam dan burung.

Meski terkesan sepele, dari hobinya itu ternyata mampu mendatangkan income hingga puluhan juta.

Koleksi burung perkutut di penangkaran milik Sih Mulyono yang siap jual. Foto/Wardoyo

Ditemui di kediamannya, Sih Mulyono mengatakan kegiatan beternak ayam dan burung itu ditekuni sejak 3 tahun lalu selepas purna tugas.

Jenis burung yang ia ternak adalah burung anggungan, perkutut dan derkuku. Sementara jenis ayamnya adalah ayam kampung unggulan.

“Awalnya karena sudah senang piara burung. Lalu untuk ngisi waktu luang, saya tetaskan sendiri. Lama kelamaan jadi banyak. Jadi dari hobi bisa dapat hasil juga,” paparnya Sabtu (27/11/2021).

Baca Juga :  Geger Warga Sragen Beli Mobil Baru Isi Bahan Bakar Dexlite di SPBU Jetak Sidoharjo Sragen Mesin Langsung Rusak, Komsumen Curigai Jual Dexlite Tidak Asli

Dari ketekunannya, dari 9 pasang burung perkutut dan anggungan yang awalnya ia miliki, kini sudah beranak pinak menjadi ratusan pasang.

Bahkan saking banyaknya, ia sampai menggunakan lantai tiga di rumahnya khusus untuk kandang dan pembiakan burung.

Jika dihitung jumlah koleksi burungnya sudah mencapai 300an pasang dari berbagai jenis.

Sedangkan untuk ayam kampung unggulan sejauh ini sudah ada 400an anakan dan 100an dewasa. Ratusan ayam ini dipiara di kandang lantai bawah samping rumah utama.

Sih Mulyono saat berada di tempat kandang penangkaran burung perkutut di lantai tiga rumahnya. Foto/Wardoyo

Untuk menopang peternakan ayam unggulan, ia juga merakit mesin alat penetas telur sendiri. Hebatnya, ternak sebanyak itu ia tangani sendiri.

“Karena sudah senang duluan, jadi ngurusi banyak pun tetap senang. Idep-idep untuk hiburan tapi juga menghasilkan,” urainya.

Sudah Puluhan Juta

Sih Mulyono menguraikan di tahun ketiga ini, usaha sampingannya itu sudah banyak mendatangkan pemasukan. Tak kurang dari Rp 20 juta sudah didapat dari hasil menjual burung.

Baca Juga :  Paguyuban Sahabat Dangkel Bagikan Paket Sembako di Bulan Ramadhan 1445 H Untuk Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu Hingga Anak Yatim di Sragen, Kades Purwosuman: Paguyuban Yang Kompak dan Solid Membantu Warga

Rata-rata pembeli adalah kolega sesama komunitas pecinta burung, baik dari dalam Sragen maupun luar kota. Untuk luar kota biasanya dikirim namun ada pula yang dijemput ke rumah.

Perihal harga, burung kutut jenis crossing dibanderol sekitar Rp 50.000. Kemudian kutut warna putih dihargai Rp 200.000 per ekor.

Salah satu koleksi burung kutut yang siap jual. Foto/Wardoyo

Sedangkan kutut cemani dipatok Rp 110.000 per ekor, kutut Mojopahit Rp 700.000, hingga paling mahal jenis golden yang dibanderol Rp 1,2 juta per ekor.

“Kalau jenis Mojopahit itu istimewanya sisiknya sampai ekor. Yang golden itu warnanya memang istimewa. Banyak macamnya,” jelasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com