Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Inspiratif, Kapolsek Eromoko Wonogiri AKP Surono Dirikan Ponpes Abdurrahman bin Auf untuk Yatim dan Duafa, Ternyata ada Sekolahnya Juga Bernama MTs Raden Mas Said

Ponpes

AKP Surono saat mengajar para santri Ponpes Abdurrahman bin Auf. Dok. Polres Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Di tengah kesibukannya sebagai aparat hukum, perwira polisi satu ini ternyata tetap memperhatikan kondisi pendidikan sekaligus keagamaan masyarakat. Ini dibuktikan dengan aktifnya dia pada pendirian pondok pesantren (ponpes) serta sekolah formal.

Adalah AKP Surono, Kapolsek Eromoko Polres Wonogiri, perwira pertama yang layak dijadikan inspirasi tersebut. Surono mendirikan yayasan dan ponpes untuk menampung anak yatim piatu dan dhuafa.

Kegigihan, kerja keras, dan kedisiplinannya membuat pria kelahiran Sukoharjo 27 Oktober 1975 tersebut dipercaya menjadi pemimpin. Dia memimpin Yayasan Abdurahman Bin Auf yang membawahi ponpes Abdurahman Bin Auf, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Raden Mas Said Wonogiri dan Masjid Abdurahman Bin Auf.

Kiprah dia dalam bidang pendidikan dan keagamaan ternyata sekaligus merupakan salah satu cara mewujudkan keamanan dan ketertiban. Yakni dengan meningkatkan ketakwaan masyarakat.

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto, Senin(1/11/2021) mengapresiasi satu Kapolseknya yakni AKP Surono yang mampu berperan dalam menjaga akhlak generasi muda untuk masyarakat luas. Dia memuji Surono karena mampu membagi tugas dengan baik, antara kegiatan pesantren maupun kedinasan.

Sementara Surono membeberkan, mesti bisa membagi waktunya. Prinsipnya dia bersama para pengurus yayasan beserta 13 pengajar ponpes dan MTs mampu menjalankan kegiatan dakwah, belajar dan mengajar.

Setiap hari Surono mengaku bisa menjalankan tugas di kepolisian dan dakwah. Dimana pada pagi ke kantor, sore baru bisa ke pondok.

“Kecuali kalau ada hal penting di wilayah, saya selalu menyampaikan ke pimpinan. Di pondok sudah ada ustadz-ustadz, jadi saya tinggal membantu,” beber dia.

Surono lantas menceritakan awal dia berdakwah dalam dunia pendidikan. Mulanya dia melakukan terobosan-terobosan untuk mencarikan orang tua asuh bagi anak-anak yatim piatu dan dhuafa, sejak 2016. Pihaknya memfasilitasi penyaluran donasi dari negara Uni Emirat Arab (UEA).

Anak-anak yatim piatu dan dhuafa didata kemudian diajukan ke pengelola donasi dari UEA. Setiap anak mungkin akan mendapatkan orang tua asuh yang berbeda-beda dari UEA. Sehingga donasi yang mereka dapatkan berbeda-beda.

Donasi tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan UEA di Indonesia. Adapun pihaknya hanya memfasilitasi tempat dan mengkoordinasikan. Santunan yang diperoleh digunakan untuk kegiatan operasional dan kebutuhan sekolah, bukan untuk hal-hal konsumtif.

Setelah program orang tua asuh berjalan, dia bersama rekan-rekannya mendirikan Yayasan Abdurahman Bin Auf. Selanjutnya, pada 2020 mendapat izin mendirikan pondok pesantren. Dia bersama tokoh bernama Wawan menjadi salah satu pendirinya.

Setiap enam bulan sekali, pihaknya memperbarui pengajuan donasi. Dalam setiap pengajuan tersebut, puluhan anak berhasil lolos verifikasi dari pihak UEA perwakilan Indonesia dan berhak menerima santunan.

Di sisi lain, ponpes tersebut juga berjalan berkat partisipasi dan donasi dari masyarakat, keluarga maupun dari para pengajar pesantren sendiri. Belum lama ini pihaknya baru mendapat bantuan beras 500 kilogram dari Eromoko.

Akhirnya pada 2021, mendapatkan izin mendirikan MTs Raden Mas Said Wonogiri. Para murid dan santri tidak hanya dari warga sekitar. Namun ada yang dari Pekalongan, Madura, bahkan Cianjur. Aris

Exit mobile version