JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Janji Jenderal Andika Soal Penyelesaian Konflik Papua Dinilai Hanya Lip Service

Wakil Ketua I Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Jenderal Andika Perkasa dan Wakil Ketua II KPCPEN Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono dalam konferensi pers penyerahan hasil uji klinis fase 3 kombinasi obat baru untuk pasien Covid-19 yang dirawat tanpa ventilator dari Universitas Airlangga kepada pemerintah di Mabes TNI AD, Jakarta (15/8/ 2020) / tempo.co
ย ย ย 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Konflik di Papua yang terus berkepanjangan, menjadi PR bagi Panglima TNI yang baru, Jenderal Andika Perkasa.

Para aktivis berharap Jenderal Andika Perkasa betul-betul memenuhi janjinya untuk menyelesaikan konflik Papua secara humanis.

Sebagaimana diketahui, janji tersebut disampaikan Andika dalam fit and proper test sebagai calon Panglima TNI pada Sabtu (6/11/2021).

Peneliti Imparsial, Hussein Ahmad menyebut, janji yang dilontarkan tersebut bagus adanya, namun harus benar-benar dibuktikan.

“Misalnya melakukan mende-eskalasi konflik dengan menghentikan pengiriman pasukan non-organik ke Papua,” ujar Hussein saat dihubungi Tempo pada Minggu (7/11/2021).

Ia mengingatkan, Panglima TNI harus paham bahwa Papua tidak sedang ditetapkan sebagai daerah operasi militer (DOM) seperti di masa lalu.

“Artinya rezim yang berlaku adalah penegakan hukum bukan perang. Dan oleh karena itu, pendekatan perang semestinya dihindari,” tuturnya.

Baca Juga :  Denny Indrayana Tak Yakin Hakim MK Mau Berkorban dan Jadi Pahlawan demi Selamatkan Demokrasi, Seperti Ini Prediksinya

Hal terpenting, kata Hussein, pengiriman pasukan itu ilegal dan tidak memiliki dasar hukum sebagaimana disebutkan Pasal 7 ayat (3) UU TNI, yakni baik operasi perang maupun operasi selain perang harus berdasarkan keputusan politik negara.

“Selama ini keputusan itu tidak ada,” ujar dia.

 

Sementara itu, Pengacara Publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Teo Reffelsen menilai janji Andika kemungkinan hanya sebatas lip service.

“Komitmennya sulit dilaksanakan karena nama Andika Perkasa muncul terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus Pembunuhan Dortheys Hiyo Eluay alias Theys Eluay,” ujarnya saat dihubungi terpisah.

Nama Andika diduga terlibat dalam terbunuhnya tokoh Papua tersebut pada 2001 lalu.

“Saya benar-benar terbuka kalau memang ada dugaan atau apa, saya terbuka,” kata Andika seusai fit and proper test di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Sabtu (6/11/2021).

Baca Juga :  Masinton Sebut Tak Ada Urgensinya Megawati Temui Presiden Jokowi

Kepala Staf Angkatan Darat itu juga mempersilakan dugaan kasus itu ditelusuri kembali. Dia mengaku tak ragu maupun takut akan hal tersebut.

“Monggo, enggak ada keraguan maupun ketakutan,” ucapnya.

Ketua Presidium Dewan Papua Theys Eluay diculik dan ditemukan tewas sehari setelah menghadiri upacara Hari Pahlawan di Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD di Jayapura, dua dekade lalu.

Nama Andika Perkasa, yang saat itu bertugas di Kopassus, muncul dalam surat yang dikirim ayah seorang terdakwa ke KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu.

Kepada ayahnya, anggota Kopassus tersebut mengatakan dipaksa Mayor Andika untuk mengakui terlibat dalam pembunuhan Theys. Imbalannya, dia dijanjikan berkarier di Badan Intelijen Negara.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com