JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Kabar Gembira, Obat Covid-19 Pfizer Versi Generik Bakal Diproduksi di 95 Negara

Logo Pfizer dengan cetakan 3D diletakkan di dekat obat-obatan dari produsen yang sama dalam ilustrasi ini yang diambil pada 29 September 2021 / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kabar gembira untuk masyarakat dari kalangan menengah ke bawah, karena seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang mulai membaik ini, perusahaan obat Pfizer akan mengizinkan produsen generik memasok pil antivirus eksperimental Covid-19 ke 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Rencana tersebut tertuang melalui perjanjian lisensi dengan kelompok kesehatan masyarakat internasional, Medicines Patens Pool atau MPP.

Perjanjian antara Pfizer dan MPP akan memungkinkan kelompok yang didukung PBB untuk memberikan sub-lisensi kepada produsen obat generik yang memenuhi syarat untuk membuat versi PF-07321332.

Dalam kesepakatan itu, Pfizer akan menjual pil yang diproduksinya dengan nama merek Paxlovid.

Namun ada sementara pihak yang memandang dengan pesimis, terutama dari badan amal medis Medecins Sans Frontieres atau MSF.

Pasalnya, tak ada China dan Argentina yang merupakan produsen obat mapan, untuk memproduksi obat generik Pfizer tersebut.

“Jika kita benar-benar ingin mengendalikan pandemi, akses ke alat medis Covid-19 perlu dijamin untuk semua orang, di mana saja,” kata Yuanqiong Hu, Penasihat Kebijakan Hukum Senior MSF.

Obat Covid-19 buatan Pfizer, sama seperti vaksinnya, diklaim mampu mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian untuk orang dewasa yang berisiko penyakit parah sebesar 89 persen dalam uji klinisnya. Obat ini akan dikombinasikan dengan ritonavir, obat HIV yang sudah tersedia secara umum.

Dengan kesepakatan itu, obat Covid-19 buatan Pfizer bisa diproduksi dengan biaya murah.

“Kami sangat senang ada obat lain untuk melindungi orang dari penyakit parah akibat Covid-19,” ujar Charles Gore, Direktur Eksekutif Medicines Patent Pool.

Gore berharap versi generik obat Pfizer akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang. Sebanyak 95 negara dalam perjanjian tersebut mencakup sekitar 53 persen dari populasi dunia.

Obat akan tersebar di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah dan beberapa negara berpenghasilan menengah ke atas di Afrika Sub-Sahara.

“Kita harus bekerja untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke obat ini,” kata Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.

Pfizer akan membebaskan royalti atas penjualan di negara-negara berpenghasilan rendah. Perusahaan juga akan membebaskan royalti di negara-negara lain yang termasuk dalam perjanjian selama Covid-19 tetap diklasifikasikan sebagai darurat kesehatan masyarakat.

Versi obat Pfizer akan sangat diminati. Meski akan memproduksi obat dalam jumlah besar, Pfizer mengaku kewalahan untuk dapat memasok 47 persen populasi dunia.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com