BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Polisi terus mendalami kasus tewasnya Slamet, pedagang cilok keliling di Sambi setelah diamuk WT, yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), pada Minggu (7/11/2021) sore.
Saat ini, tersangka masih menjalani observasi di RSJ Surakarta.
Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond melalui Kapolsek Sambi, Iptu Sunarto menjelaskan, observasi maksimal selama 14 hari.
Pihaknya berharap hasil observasi secepatnya bisa keluar agar proses hukum pun bisa berjalan lancar.
“Kami tetap proses, nanti terserah hakim di pengadilan yang memutuskan perkaranya,” ujar Kapolsek, Selasa (9/11/2021).
Pihaknya juga mengaku masih menunggu hasil otopsi tim dokter RSU Dr Muwardi Surakarta. Sehingga belum bisa diketahui penyebab pasti tewasnya korban.
Namun, hasil pemeriksaan sementara, diketahui korban luka serius pada bagian kepala dan dada.
“Tulang kepala retak sepanjang 15 centimeter, diduga terkena benturan keras.”
Kapolsek tak bisa memastikan benda keras apa yang mengenai kepala korban hingga retak.
Akan tetapi, berdasarkan penyelidikan di tempat kejadian perkara ditemukan rambut yang masih menempel pada sebongkah batu.
“Batu tersebut pun telah kami amankan sebagai barang bukti. Kalau di batu itu ada rambutnya, tapi tidak ada noda darahnya.”
Selain itu, diketahui tulang rusuk pada tubuh korban juga patah. Ada empat tulang rusuk kanan korban mengalami patah. Tulang rusuk kanan yang patah itu terdiri dari tulang rusuk nomor 4, 5, 6, 7 dan 8.
“Terus yang kiri, patah pada rusuk nomor 2, 3 dan 4.”
Seperti diberitakan, Slamet (50), pedagang cilok keliling asal Dukuh Dondil, Desa Jatisari, Kecamatan Sambi menjadi korban amukan WT, orang dalam gangguan kejiwaan (ODGJ). Korban akhirnya meninggal di rumah sakit.
Aksi penganiayaan terjadi di depan rumah pelaku di Dukuh Jetak Warung, RT 07, RW 03, Desa Jatisari, Kecamatan Sambi pada Minggu (7/11) sore.
Tanpa tahu penyebabnya, tersangka mengamuk dan memukul korban dengan sebongkah batu lancip. Waskita