JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Menguak Cerita Keramat Punden Tingkir Sangiran Sragen yang Sempat Bikin Sandiaga Uno Ketakutan. Konon Dipercaya Bisa Memuluskan Karier Hingga Naik Jabatan

Menparekraf Sandiaga Uno, bersama Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Kades Krikilan, Widodo saat menaiki gethek menuju Desa Wisata Sangiran di Krikilan Kalijambe. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pencanangan Desa Wisata Sangiran oleh Menteri Parekraf, Sandiaga Uno, beberapa waktu lalu menyisakan cerita menarik.

Cerita itu datang dari Punden Tingkir yang merupakan punden atau makam yang dikeramatkan di kompleks Desa Wisata yang berlokasi di Desa Krikilan, Kalijambe itu.

Mas Menteri kala itu bahkan sempat berujar dirinya takut dengan cerita soal kesakralan Punden Tingkir.

“Saya takut karena cerita Pak Kades tadi. Kalau mau naik jabatan harus naik perahu di Punden Tingkir,” katanya setengah bergurau saat didaulat memberi keterangan kepada awak media dalam kunjungannya beberapa waktu lalu.

Penampakan Punden Tingkir di Desa Wisata Sangiran di Krikilan Kalijambe yang konon Dipercaya untuk ritual naik jabatan. Foto/Wardoyo

Lantas seperti apa kesakralan Punden Tingkir?

Kades Krikilan, Widodo kepada JOGLOSEMARNEWS.COM mengatakan Punden Tingkir memang dikenal sebagai salam satu makam keramat di wilayahnya.

Konon, Punden yang diyakini berisi makam salah satu pengikut Pangeran Hadi Wijoyo atau Joko Tingkir. Dalam hikayat Sragen, Pangeran Joko Tingkir selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh pendiri Kabupaten Sragen beberapa abad silam.

Baca Juga :  Bioskop legendaris Garuda Theatre Sragen: Kenangan Manis Masa Lalu

“Nah, cerita yang berkembang kalau mau menjabat atau naik jabatan memang ritualnya seperti itu (naik gethek atau perahu rakit di sungai kecil menuju Punden Tingkir,” paparnya Minggu (7/11/2021).

 

Widodo mengisahkan Punden Tingkir merupakan kompleks makam kecil di sisi kiri di Desa Wisata Sangiran. Jika masuk ke Desa Wisata, makam di bukit kecil itu akan langsung terlihat oleh pengunjung.

Menurut cerita yang ia ketahui, konon Pangeran Hadi Wijoyo atau Joko Tingkir pernah naik gethek sebelum menggapai Punden Tingkir.

Wajib Naik Gethek

Cerita itulah yang kemudian berkembang menjadi mitos hingga kini bahwa mereka yang ingin menggapai karier mentereng dan naik jabatan bisa melakoni ritual di Punden itu.

“Ritualnya seperti napak tilas. Jadi harus naik gethek sekitar 200 meter dari sungai ke sini (Punden). Dan kalau mau ritual, itu wajib dilakukan,” terang Widodo.

Baca Juga :  Ramadhan di Sragen: Patroli Gabungan Samapta Polres Sragen dan Polsek Cegah Balap Liar dan Knalpot Brong

Widodo menceritakan keberadaan Punden Tingkir diyakini memiliki keterkaitan dengan beberapa petilasan Joko Tingkir lainnya. Seperti makam Butuh di Plupuh.

Papan penunjuk menuju Punden Tingkir di Desa Wisata Sangiran di Krikilan, Kalijambe, Sragen. Foto/Wardoyo

Diperkirakan dalam pengembaraannya, Joko Tingkir dan pengikutnya sempat beristirahat di Punden Tingkir sampai ada pengikut yang meninggal dan dimakamkan di situ.

Widodo mengakui selama ini memang banyak yang masih percaya dan melakukan ritual di Punden Tingkir.

Soal ritual naik perahu atau gethek, menurutnya hal itu musiman karena sangat tergantung kondisi air di sungai kecil yang ada di bawah punden.

“Dari dulu yang ritual kesini memang banyak. Mereka musiman dan sudah tahu kapan waktu yang mereka yakini. Sementara untuk naik perahunya masih kami gratiskan,” tuturnya.

Meski demikian, ritual di Punden Tingkir itu barangkali hanya mitos yang berkembang di masyarakat. Soal percaya atau tidak dan apakah benar bisa membantu baik jabatan, Wallahu A’lam. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com