JOGLOSEMARNEWS.COM KOLOM

Menumbuhkan Semangat Belajar Siswa Di Era Pandemi

Anton Budi Raharjo
   
Guru TKRO SMKN 2 Purwodadi

Salah satu sektor yang terdampak pandemi adalah sektor pendidikan di samping sektor sektor kehidupan yang lain.

Dampak yang paling kelihatan adalah kegiatan belajar siswa yang semula dilaksanakan secara tatap muka berubah menjadi daring.

Hal itu dilakukan dalam rangka untuk meminimalisir penularan wabah Covid-19. Dengan model daring, meniadakan perjumpaan secara fisik antar siswa maupun guru.

Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap psikologis siswa maupun guru.
Secara berangsur seperti harapan bersama, kondisi semakin membaik.

Sudah banyak daerah yang turun level dari level atas ke level bawah. Banyak sekolah sekolah yang sudah diijinkan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) walaupun terbatas.

Namun begitu itu semua harus disyukuri. Gairah pembelajaran yang turun karena sistem daring, sedikit demi sedikit mulai naik kembali. Siswa yang jenuh dengan pembelajaran daring sedikit demi sedikit harus kembali memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Saat inilah guru sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik memiliki peran yang sangat vital untuk kembali menumbuhkan semangat belajar siswa.

Pada saat pembelajaran tatap muka secara terbatas ini masih banyak sekolah yang menerapkan pengajaran perpaduan antara daring dan luring.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh guru untuk kembali meningkatkan semangat belajar siswa dalam menjalankan kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Pertama, kreatif dalam mengemas pembelajaran. Banyak aplikasi pembelajaran yang bisa dipilih oleh Bapak Ibu guru dalam menyampaikan materi secara daring.

Guru harus benar benar selektif memilihnya agar memperoleh hasil yang optimal sesuai yang diharapkan. Salah satu aplikasi yang populer adalah Google Classroom.

Aplikasi ini memiliki banyak fitur yang sangat membantu guru melaksanakan pembelajaran. Meskipun begitu, Bapak Ibu guru harus kreatif dalam mengelola penggunaan Google Classroom.

Jangan sampai Bapak Ibu guru beranggapan bahwa Google Classroom adalah tempat pengumpulan tugas semata.

Penggunaan Google Classroom ataupun aplikasi yang lain harus bisa menarik siswa agar mengikuti pembelajaran dengan senang hati.

Selain tugas, didalam aplikasi pembelajaran online, Bapak Ibu guru bisa menyisipkan soal. tutorial, animasi, video pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga siswa merasa tertarik dan senang.

Sebisa mungkin video pembelajaran merupakan hasil karya dari Bapak Ibu guru sendiri, sehingga siswa mempunyai penilaian tersendiri kepada Bapak Ibu gurunya.

Hal ini akan sangat berbeda manakala Bapak Ibu guru hanya mencomot video yang ada di youtube ataupun dari platform lainnya.

Kedua, memberi perhatian kepada siswa. Meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring, namun kehadiran seorang pendidik harus bisa dirasakan oleh siswa.

Salah satu caranya adalah dengan memberikan perhatian kepada siswa. Bapak Ibu guru jangan sampai hanya monoton memberi tugas, menyuruh mengumpulkan, dan menilai saja.

Jika Bapak Ibu guru memberikan tugas, berikan kesempatan waktu yang memadai kepada siswa untuk mengerjakannya dengan baik.

Jika ada pekerjaan siswa yang masih kurang, sebaiknya beri masukan secara arif dan bijaksana. Bilamana ada tugas yang terkumpul melebihi batas yang ditentukan, tanyakan alasannya, beri arahan, berikan pula motivasi secara individu kepada siswa tersebut.

Dengan perlakuan semacam itu, kehadiran seorang pendidik akan dirasakan oleh siswa meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.

Ketiga, adanya reward and punishment. Penghargaan merupakan suatu bentuk perhatian guru kepada siswa. Adanya penghargaan dari guru kepada siswa akan membuat siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Bentuk penghargaan sangat banyak dalam bentuk ucapan maupun dalam bentuk benda. Semua itu sebagai bentuk pengakuan kepada siswa atas keberhasilannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Penghargaan tidak melulu diberikan kepada siswa yang mempunyai nilai tertinggi tetapi juga bisa diberikan kepada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi.

Seorang guru tidak perlu sungkan untuk memberikan sanjungan atau pujian kepada siswa secara personal. Mungkin kelihatannya sederhana, namun secara psikologis hal ini sangat berarti bagi siswa. Hal ini akan berdampak pada semangat belajar siswa.

Selain reward ada juga punishment atau hukuman. Mendengar kata kata hukuman mungkin bagi sebagian bapak ibu guru sesuatu yang sebisa mungkin dihindari.

Hal ini dikarenakan di alam demokrasi ini, tidak jarang bapak ibu guru disalahkan karena memberi hukuman. Guru harus arif dan bijaksana dalam menyikapi hal tersebut.

Hukuman atau sanksi jangan diidentikkan dengan kekerasan fisik ataupun mental. Bentuk sanksi bisa berupa teguran dan arahan yang konstruktif kepada siswa.

Hal ini akan dirasakan oleh siswa bahwa dia merasa diperhatikan oleh gurunya yang nantinya akan berdampak pada semangat belajar siswa.

Hal ini tentunya relevan dengan tugas guru yang tidak hanya sebagai agen transfer of knowledge tetapi guru juga mendapat amanah untuk mendidik moral siswa.

Kalau ada siswa yang berperilaku tidak sesuai dengan norma norma yang ada, guru mempunyai kewajiban untuk mengarahkan ke arah yang benar.
Keempat, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya.

Setiap siswa tentunya memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda beda. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, beri ruang dan media kepada siswa untuk bereksplorasi menyalurkan bakat dan kemampuannya tersebut.

Sebagai contoh saja, pada sat pembelajaran daring secara live, berilah kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mempresentasikan materi yang akan dibahas sesuai dengan keinginan siswa masing masing.

Biarkan siswa menunjukkan kebolehannya atau show of force dalam menyampaikan ide gagasannya. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi sisa manakala ia bisa menunjukkan apa yang ia bisa dihadapan teman temannya.

Hal ini tentu saja akan menumbuhkan semangat belajar tersendiri bagi siswa.
Kelima, mengenal lebih dekat terhadap passion siswa.

Di dalam beberapa literatur passion adalah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang.

Dilakukan secara terus menerus, tidak pernah merasa bosan, tidak memikirkan untung dan rugi, serta jika tidak dilakukan akan merasa ada sesuatu yang kurang.

Jika guru sudah bisa mengenali passion siswa kemudian mengkolaborasikan dengan materi yang akan disampaikan, ini merupakan sesuatu yang luar biasa.

Bisa dibayangkan jika siswa mempelajari materi tanpa paksaan, tanpa bosan tentunya hasilnya akan optimal. Guru harus bisa meramu bagaimana caranya mensinergikan antara materi yang disampaikan dengan passion siswa.

Pihak sekolah juga perlu mendukung guru dalam menerapkan hal ini. Sebagai contoh adanya program Gerakan Sekolah Menyenangkan atau GSM.

Jika hal tersebut bisa dilaksanakan dengan baik, siswa akan menikmati porses pembelajaran yang pada akhirnya siswa akan semangat dalam mengikuti pembelajaran. (***)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com