JOGLOSEMARNEWS.COM Umum

Penelitian WNI di AS, Vaksin Covid-19 Bakal Lebih Mudah dan Murah

Pandemi Covid-19 masih terjadi
ilustrasi virus Corona
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Satu lagi prestasi ditorehkan oleh anak bangsa. Seorang peneliti Indonesia di Amerika Serikat, Novalia Pishesha meneliti pembuatan calon vaksin Corona yang mudah dibuat dan berbiaya rendah.

Nantinya, vaksin tersebut cocok dikembangkan di Indonesia.

Novalia Pishesha tercatat sebagai junior fellow atau peneliti junior di Society of Fellows, Universitas Harvard.

Pada awal November, perempuan yang dipanggil Nova ini menerbitkan jurnal ilmiah tentang kandidat vaksin Covid-19 berbasis protein yang menyasar langsung sel-sel penyaji antigen (antigen-presenting cells/APCs).

Temuannya dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America.

Ia dan timnya mengujicobakan vaksin terhadap tikus muda dan tua. Hasilnya metode itu memicu kekebalan tubuh tikus terhadap SARS-CoV-2 – virus penyebab Covid-19 dan variannya.

“Kandidat vaksin ini 100 persen efektif, karena semua tikus, jika dilihat datanya terlindungi,” ujar Nova seperti dilansir dari Voice of America (VoA)

Nova mulai memimpin penelitian itu bersama koleganya, Hidde Ploegh dan Thibault J. Harmand, pada April 2020. Penelitian dimulai sebulan setelah pengumuman status pandemi Covid-19 oleh WHO.

Ia menggunakan teknologi nanobodi, yang sebelumnya dikembangkan untuk pengobatan penyakit autoimun.

Sejauh ini, kandidat vaksin itu ampuh menghadapi berbagai varian virus corona, termasuk varian Afrika Selatan.

Meski Nova mengaku belum menguji kandidat vaksin Corona terhadap varian Delta, dia yakin vaksinnya ampuh menghadapi varian tersebut.

Sebelum menekuni bidang rekayasa hayati, Nova menamatkan SMA di Singosari, Malang, Jawa Timur. Sejak dulu, ia ingin menguasai ilmu yang bisa membantunya menolong orang-orang sakit. Beberapa orang terdekatnya meninggal tiba-tiba karena lupus.

Selepas SMA, ia sempat kuliah di kedokteran namun keluar karena tidak cocok dengan sistem pendidikan di kampusnya. Dia lalu merantau ke San Francisco, Amerika Serikat.

Dia berkuliah di City College of San Francisco dan lulus dalam bidang rekayasa hayati dari University of California at Berkeley pada 2011 melalui beasiswa.

Nova melanjutkan pendidikannya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 2012 dan meraih gelar PhD dalam bidang yang sama pada tahun 2018.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com