BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pelukis Ki Joko Sutejo memiliki cara tersendiri untuk merayakan Hari Wayang se-Dunia. Ia menggelar pameran lukisan wayang di sanggarnya di Dukuh Pelang, Desa Bade, Kecamatan Klego.
Ada lukisan wayang berukuran raksasa hingga 2 X 1,25 meter. Yang lebih unik lagi, ada lukisan wayang tokoh Semar dengan menggunakan media sekam padi.
Lukisan tersebut dilukis langsung di gudang sekam milik tetangganya.
“Kami memang terus bereksperimen dengan berbagai media,” ujarnya, Selasa (9/11/2021).
Dijelaskan, seni wayang, khususnya wayang kulit purwa, telah dikenal dan digemari masyarakat Indonesia selama lebih dari 1.000 tahun.
Hal ini bisa dibaca pada inskripsi dari tahun 907 masehi pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung.
Demikian pula pada masa pemerintahan Raja Airlangga dari Jawa Timur dalam abad ke-11, tidak henti-hentinya ada pentas seni budaya wayang.
Pentas dalam berbagai gaya dan jenisnya ini menarik perhatian rakyat berbagai daerah.
Pada zaman dahulu wayang dibuat dari daun tal, kayu pipih, kertas, kain, kulit kerbau.
“Selanjutnya, kami mencoba melukis wayang dengan berbagai media seperti kaca, kain kanvas, tampah anyaman bambu. Dan kini kami coba media sekam padi. Bahan yang kurang berharga ini ternyata bisa disulap jadi media lukisan yang indah.”
Adapun untuk warna, Ki Joko menggunakan bahan pewarna alami. Antara lain, kunyit untuk warna kuning. Dan kunyit diberi kapur sirih menjadi merah. Kemudian warna hijau dengan bahan dari daun pepaya.
“Warna hitam dari arang kayu. Semua bahan tersebut dapat dengan mudah diperoleh dari sekitar pekarangan rumah.” Waskita