JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Pendidikan

Ruang Publik Ber-Pancasila Diharapkan Tak Bertentangan dengan Nilai-nilai Agama

Istimewa
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Memperingati Hari Pahlawan 2021, Pusat Studi Pengamalan Pancasila (PSPP) UNS Surakarta menggelar acara webinar nasional Menjadi Patriot Pancasila di Era Global-Milenial, Sabtu (13/11/2021).

Hadir menjadi pembicara Dr Sarbini, M.Ag (Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta), Dr Winarno, SPd MSi (Kepala Prodi PPKn FKIP UNS) dan Dr Mibtadin, SFilI, MSI (Peneliti Pusat Studi Pengamalan Pancasila, UNS).

Bertindak selaku moderator Dr H Purwanta, MA (Peneliti PSPP UNS), dan webinar tersebut dibuka langsung oleh Prof Dr Leo Agung S MPd selaku Kepala PSPP UNS Surakarta.

Dalam paparannya, Dr Sarbini, Mag, selaku akademisi UIN Raden Mas Said Surakarta menilai, perbedaan pemahaman antara beragama di ruang publik dan beriman di ruang privat, sering menjadi benturan terhadap Pancasila.

Baca Juga :  Gembiranya Para Siswa SDIT Nur Hidayah yang Ingin Berbagi kepada Para  Supeltas

Sehingga, keberagaman di ruang publik harus mengutamakan kehidupan bersama, karena arena kehidupan tidak bisa dilakukan dengan sendiri.

“Karenanya, ruang publik ber-Pancasila tentu harus menjadi ruang publik yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama karena ini merupakan ruang bersama-sama dari berbagai agama yang hidup dalam kesetaraan,” paparnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Pancasila perlu dimaknai dalam keseharian melalui praktis keagamaan yang menjunjung kebersamaan atas segala perbedaan yang ada. Sehingga agama dapat menjadi landasan etik untuk berkembangnya kebangsaan yang baik dalam ruang publik yang sehat.

Sementara Dr Winarno, MPd menyampaikan bahwa patriotisme muncul setelah terbentuk nasionalisme. Patriot jika dikaitkan dengan Pancasila, nanti dikaitkan dengan Era Global Milenial juga.

Baca Juga :  SMKN 2 Ponorogo Salurkan 3,2 Ton Zakat Fitrah

“Karena hakikat Pancasila adalah nilai/value, ada juga yang menyebut prinsip (the five principles),” jelasnya.

Sedangkan, pandangan dari Dr Mibtadin berbeda, karena nilai keagamaan yang disebut dengan tawasut perlu dikembangkan dan mengembangkan Pancasila perlu melalui pendidikan.

Menurut Dr Mibtadin yang perlu dilakukan di antaranya memberikan pemahaman tentang Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 melalui pemanfaatan IT agar selalu up date (misal content creative, musik (yalal wathon), vlog, tik tok), membangun karakter generasi milenial sejak dini.

Misalnya, membentuk komunitas Pancasila, Ihya a-turats Pancasila dan wawasan kebangsaan seperti semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, patriotisme, nasionalisme, optimisme dan lain-lain. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com