Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sanjung SMK Sukawati Sragen, KCD VI Jateng Minta SMK-SMK Berkaca Pada Kisah Kehancuran Nokia dan Kejayaan Honda

KCD Disdikbud Jateng VI, Sunarno saat memberikan sambutan di acara penandatanganan MoU SMK Sukawati dengan Astra Motor, Kamis (4/11/2021). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Momen penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan SMK Sukawati Sragen dengan PT Astra Motor, Kamis (4/11/2021) menyisakan cerita mengesankan.

Cerita itu datang dari Sunarno, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jateng VI Provinsi Jateng atau KCD Jateng VI. Saat didaulat memberi sambutan, ia menyampaikan paparan mendalam dan sarat makna.

Ia mengapresiasi langkah SMK Sukawati yang mampu membuat terobosan inovasi dengan mampu menggandeng salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia itu.

Menurutnya, hal itu dinilai sebagai hal yang luar biasa dan tak mudah dilakukan.

“Ini inovasi luar biasa. Karena MoU-nya dengan Honda. Beda kalau kerjasamanya dengan Yamaha atau yang kain. Efek psikologinya akan beda bagi siswa. Mudah-mudahan bisa membawa manfaat sehingga alumni Insya Allah bisa terserap maksimal di dunia usaha dan industri,” papar Sunarno.

Di hadapan pengelola yayasan, Kepala SMK Sukawati, Kadinas dan pengawas SMK yang hadir, ia kemudian melanjutkan sambutannya.

Ia mengagumi keberhasilan Honda yang merajai pangsa pasar kendaraan roda dua di negeri ini.

“Sembilan dari 10 sepeda motor yang ada di jalan adalah Honda. Bahkan orangtua nak ngarani sepeda motor adalah Honda. Meski mereke Yamaha, Suzuki ning tuku motor Honda. Luar biasa Honda menguasai hampir 90 persen sepeda motor,” ujarnya.

Menurutnya, MoU link and match kurikulum yang diteken SMK Sukawati dengan Astra Motor adalah bagian dari inovasi.

Tanpa inovasi, maka produk apapun akan ditinggalkan oleh masyarakat. Termasuk sekolah SMK di beberapa tempat yang dulunya jaya kini hanya tinggal kenangan karena tak pernah berinovasi.

“Contoh SMK di sana, dulu muridnya banyak sampai 25 kelas kini tinggal nama. Dulu ada SMK juga punya 24 kelas sekarang hanya 4 kelas. Karena tidak ada inovasi unggulan sehingga tidak diminati masyarakat,” urainya.

Sunarno kemudian menceritakan sebuah kisah betapa pentingnya inovasi dan perubahan. Ia bercerita tentang kejayaan Handphone Nokia yang sempat merajai pasaran telepon genggam di dunia.

“Dulu rata-rata orang punya HP mereknya Nokia. Ternyata betul, sekitar tahun 2005 survei menunjukkan Nokia menguasai 75 persen pengguna HP dunia. Hebat kan, merek lain hanya dibagehi 25 persen,” ujarnya.

KCD Disdikbud Jateng VI, Sunarno (kanan) saat meninjau lokasi praktik siswa jurusan TBSM di SMK Sukawati Sragen. Foto/Wardoyo

Namun, lanjutnya, cerita kejayaan Nokia itu perlahan menjadi berbeda seiring perkembangan teknologi digital.

Beberapa tahun kemudian, perusahaan Nokia terus merugi hingga akhirnya terpuruk dan dijual. Dari kisah yang ia baca, CEO Nokia, Thomas Beller dalam kalimat terakhirnya yang penuh pesan mendalam ketika menyerahkan perusahaannya yang di-take over perusahaan lain.

“Dia hanya mengatakan saya tidak melakukan kesalahan tetapi saya tumbang. Waktu itu ada pebisnis internasional itu mengomentari tuan Beller memang tidak melakukan kesalahan tapi tuan Beller hanya terlambat belajar dan berubah sehingga jatuh,” terangnya.

Dari kisah itu, Sunarno pun berpesan kalau tidak mau tumbang, maka jangan sampai terlambat untuk belajar dan berubah.

Termasuk apa yang dilakukan SMK Sukawati dengan Astra Motor juga bagian dari inovasi untuk menuju perubahan antara dunia pendidikan dan industri.

“Dulu SMK katanya penyumbang lulusan pengangguran terbesar, kita sebagai pengelola SMK ngelus dada. Tapi jangan sakit hati. Mudah-mudahan bukan dari SMK saya karena 90 persen lulusan SMK saya bekerja. Berarti itu dari SMK-SMK lain yang barangkali kurang memperhatikan and match antara kurikulum dan kerjasama sehingga tujuan tidak tercapai,” tandasnya.

Berharap Banyak Lulusan Terserap

Kepala SMK Sukawati Sragen, Pranowo Hadi mengatakan MoU dengan Astra itu diperoleh melalui proses seleksi serta penilaian ketat dari pihak Astra.

Pihaknya bersyukur SMK Sukawati bisa terpilih di antara banyak SMK yang mengajukan. Bahkan, menjadi satu-satunya SMK di Jateng yang digandeng Astra pada tahun ini.

“Sebelumnya sempat ada tim yang menilai beberapa persyaratan. Alat prakteknya seperti apa, ruang praktek seperti apa, jadi semua harus standard Honda. Kemarin apa yang kurang, kita lengkapi. Selama ini di SMK kami juga ada tempat uji kompetensi. Ini MoU pertama kami dengan Astra Motor,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM di sela penandatanganan MoU, Kamis (4/11/2021).

Kepala SMK Sukawati Sragen, Pranowo Hadi saat memberikan sambutan. Foto/Wardoyo

Implementasi dari MoU itu nantinya akan menyamakan kurikulum di jurusan TBSM yang ada di SMK Sukawati dengan standard kompetensi yang dibutuhkan Astra Motor.

Jurusan itu kebetulan sudah berdiri sejak 2014 dan banyak lulusannya terserap ke dunia industri.

Pranowo menguraikan keberadaan MoU juga kian memperkuat kemitraan lantaran selama ini sudah banyak alumni yang terserap di bengkel Ahass atau Honda.

Tak kurang dari 5 sampai 10 lulusan dari SMK Sukawati yang diterima bekerja di Ahass setiap tahun.

“Tahun kemarin bahkan ujian belum selesai sudah direkrut. Nah dengan MoU ini, nanti siswa yang lulus akan mendapat sertifikat berlisensi langsung dari Astra,” jelasnya.

Melalui MoU dengan salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia itu, diharapkan nantinya lebih banyak lagi alumni yang bisa terserap di perusahaan Astra Honda.

Selain itu diharapkan bisa menambah semangat semua elemen untuk meningkatkan kinerja dan kompetensi siswa.

“Sehingga nanti makin banyak lulusan yang terserap di Astra. Atau paling tidak bisa membuat bengkel sendiri,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version