Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sering Diremehkan Karena Anak Desa dan Nggak Punya, Siswi asal Patihan Sragen Kembali Bungkam Cibiran dengan Juara Lomba se-Jateng DIY. Sempat Bingung Cari Pinjaman Laptop Tetangga

Laila Husna, siswi MIN 9 Sragen asal Patihan, Sidoharjo saat mengerjakan soal lomba Matematika KST se-Jateng DIY dengan laptop pinjaman tetangganya. Namun Laila berhasil mendapat juara ketiga. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masih ingat dengan Laila Husna Irna Rhamadani? Siswi berprestasi asal Patihan, Sidoharjo yang sempat viral karena sering dicibir dan diremehkan hanya lantaran anak dari desa.

Ya, Laila yang saat duduk di kelas 1 di MIN 9 Sragen atau MIN Patihan pernah juara lomba Matematika di ajang KMNR nasional 2019, kini kembali menunjukkan prestasinya.

Laila yang sudah duduk di kelas 3 berhasil menyabet juara ketiga di ajang lomba Matematika KST se-Jawa Tengah baru -baru ini.

Putri dari pasangan Herlina-Irwan asal Dukuh Kayen, Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen itu seolah menjawab cibiran yang sering ia alami.

Maklum, Laila selama ini tinggal di rumah hanya diasuh oleh neneknya. Sedangkan kedua orangtuanya merantau di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kondisi ekonomi menjadi alasan Herlina-Irwan memutuskan meninggalkan kampung dan menitipkan pengasuhan anaknya ke neneknya.

Meski demikian, pasangan itu tetap intens berkomunikasi dan tak pernah absen memantau perkembangan dan sekolah putrinya melalui kontak HP.

“Iya kemarin kami dikabari ini barusaja juara 3 dapat medali perunggu di lomba Matematika KST se-Jateng DIY. Laila kebetulan ditunjuk mewakili kelas 3 di MIN 9 Sragen. Senang pasti Mas, meski jauh dari orangtua tapi dia tetap semangat belajar dan berprestasi,” ujar Herlina, melalui sambungan telepon kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (13/11/2021).

Sertifikat penghargaan yang diraih Laila Husna Irna Ramhadani dari Lomba KST Jateng-DIY. Foto/Wardoyo

Herlina pun mengaku tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Meski tak bisa mendampingi sang putri belajar hingga berlomba, kabar juara itu dirasa sudah memberikan kebanggaan di hatinya.

Ia pun menceritakan beratnya perjuangan Laila saat mengikuti lomba. Yakni saat mengerjakan soal-soal, putrinya sempat kebingungan karena tidak memiliki laptop.

Padahal laptop sangat diperlukan untuk mengakses materi soal dan mengerjakan.

“Kemarin pas waktunya pengerjaan itu tiba-tiba anak saya Laila itu telpon saya. Ibuk saya gak punya laptop, padahal harus pakai laptop buk piyee? Saat itu dalam hatiku nangis Pak. Karena saya masih di Makassar sama suami. Saya juga bingung harus mbantu gimana,” urai Herlina.

Dalam situasi mendesak, ia pun kemudian mencoba mengontak tetangganya di Patihan yang tinggal di depan rumah.

Lewat telepon pula, ia meminta tolong agar anaknya dipinjami laptop sebentar untuk mengikuti lomba. Berkat kebaikan tetangga bernama Mbak Ana itulah, akhirnya Laila dipinjami laptop dan bisa mengerjakan soal ujian lomba.

“Saya bilang Mbak Ana bisa pinjam laptop 2 jam saja Mbak, buat ngerjain soal lomba. Alhamdulillah tetangga saya baik sekali dan mau minjami laptop,” urainya.

Selesai ujian, putrinya yang mengerjakan soal sendirian sempat mengeluh soal ujian agak sulit dan agak pesimis. Dalam teleponnya, siswi mungil itu hanya minta didoakan akan bisa lolos dan menang.

Mendengar itu, Herlina mengaku tiap hari selalu mensupport anaknya agar tetap semangat. Hingga akhirnya saat pengumuman tiba pada tanggal 5 November 2021 lalu, nama anaknya masuk di daftar pemenang.

“Alhamdulillah kemarin pengumumannya diumumkan lewat YouTube. Laila dapat juara 3. Senang dan bangga,” ucapnya.

Atas prestasi itu, ia pun tak lupa berterimakasih kepada tetangga yang telah meminjami laptop. Ia sangat berharap prestasi itu makin memotivasi putrinya agar terus berprestasi di kemudian hari.

“Kami sangat terharu, hanya dari pinjam laptop akhirnya bisa lolos dan bisa juara,” jelasnya.

Sebelumnya, di 2019, Laila juga membuat semua tercengang usai menyabet juara I Lomba Kompetisi Matematika Nalari Realistik (KMNR) ke-15 se-Indonesia saat baru duduk di kelas I.

Saat itu, siswi kelas I A itu sukses membungkam cibiran yang selama ini banyak diterimanya.

“Alhamdulillah Mas, anak kami berhasil juara I dan peringkat 1 KMNR 15 untuk wilayah Sragen,” papar Herlina kala itu.

Herlina mengaku senang campur haru atas keberhasilan putrinya itu. Sebab meski hidup sederhana, putrinya mampu membuktikan bahwa bisa berprestasi sekalipun dari awal banyak yang memandang sebelah mata.

“Saya merantau sama suami di Makassar. Kehidupan kami memang sederhana, sehingga kadang anak saya sering curhat kalau diremehkan dan dihina teman-temannya. Tiap dengar cerita dia dihina, hati saya sedih dan nangis Mas,” urai Herlina. Wardoyo

Exit mobile version