Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Warga Kedawung Sragen Ungkap Koleksi Uang Koin Kuno Peninggalan Zaman VOC Belanda. Katanya Mau Dijual untuk Bantu Defisit APBD yang Minus Rp 230 Miliar!

Koleksi uang peninggalan VOC Belanda yang dimiliki Suyadi Kurniawan, warga Celep, Kedawung, Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Beberapa keping uang logam peninggalan zaman penjajahan Belanda ditemukan di wilayah Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Sragen.

Uang logam zaman kolonial VOC itu kini menjadi koleksi berharga dari Suyadi Kurniawan (60) warga Desa Celep, Kecamatan Kedawung.

Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Suyadi mengatakan ada tujuh keping uang koin peninggalan Belanda yang ia koleksi sejak puluhan tahun silam.

Dilihat dari kondisinya, tujuh koin itu memiliki tanda yang sama yakni simbol VOC dan tulisan bahasa Belanda yakni Gulden Nederl Indie. Tulisan itu terukir timbul pada tiap sisi kepingan.

Suyadi mengatakan dari tujuh koin yang ia koleksi, empat koin bertuliskan tahun 1790. Kemudian dua koin lainnya bertulis tahun 1889 dan 1826.

Satu keping lainnya tidak jelas tahun pembuatannya. Saat ini tujuh keping koin itu masih tersimpan dan menjadi koleksi berharganya.

“Ini uang zaman Belanda. Saya koleksi sejak usia 18 tahun. Dulu ditemukan di ladang dekat makam Bendrong Geni di desa kami,” paparnya Rabu (3/11/2021).

Ia mengungkap koleksinya itu dan ingin menyampaikan bahwa dari zaman kolonial dulu ternyata sudah ada uang logam.

Menurut Suyadi, tujuh keping uang bersejarah itu dulunya ditemukan ketika usianya masih remaja.

“Dulu pas penggalian liang untuk pemakaman di Makam Bendrong Geni, banyak ditemukan uang koin seperti itu. Uang zaman Belanda. Saat itu saya kumpulkan dan saya simpan. Ternyata sekarang malah menjadi barang langka,” paparnya.

Suyadi menyampaikan tak ingat betul kala itu warga yang menyimpan uang serupa. Seingatnya waktu dilakukan penggalian di tanah dekat makam atau di pekarangan warga, sering ditemukan koin serupa.

Diperkirakan uang koin yang diyakini peninggalan Belanda itu banyak di wilayahnya karena ada salah satu bangunan monumental peninggalan VOC yakni bendungan Kedung Dawe.

“Nah karena dulu yang mbangun zaman penjajahan Belanda, sehingga di sekitarnya banyak ditemukan koin peninggalan Belanda,” terangnya.

Meski bernilai sejarah, Suyadi tak berniat menjual kepingan uang peninggalan Belanda itu.

Ia mengaku akan setia menyimpannya sebagai koleksi pribadi dan pengingat kenangannya saja.

“Sebenarnya mau saya jual untuk mbantu nomboki APBD Sragen yang defisit Rp 230 miliar. Tapi nggak jadi lha wong sudah terlanjur hutang Rp 160 miliar,” ujarnya setengah bergurau.

Suyadi memang sengaja menyentil karena mengaku kurang sependapat dengan kebijakan hutang yang dilakukan Pemkab Sragen di bawah kepemimpinan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ini.

Ia juga mempertanyakan konsistensi anggota DPRD Sragen yang awalnya ramai menolak tegas namun kemudian berubah melempem hanya dalam hitungan 24 jam berubah menyetujui.

“Pertanyaan kami dalam waktu 24 jam langsung berubah pikiran dari kata menolak menjadi kata setuju meski ada penurunan. Ini siapa yang hebat. Eksekutifnya yang bisa meyakinkan atau legislatifnya yang menaikkan target,” katanya kembali sembari bercanda. Wardoyo

Exit mobile version