JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

WHO Nilai Penanganan Covid-19 di Indonesia Cukup Berhasil

Airlangga Hartarto / Istimewa
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM World Health Organization (WHO) menilai penanganan Covid-19 di Indonesia sudah cukup berhasil. Hal itu salah satunya ditunjukkan dengan Covid-19 Situation Report No. 79 pada 3 November 2021, di mana semua provinsi di Indonesia sudah berada pada tingkat Penularan Masyarakat (Community Transmission/CT) Level 1 atau Tingkat Penularan Rendah.

Artinya, seluruh provinsi di Indonesia sudah berada pada CT1, yang merupakan tingkat penularan/infeksi rendah pada periode 25 hingga 31 Oktober 2021.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto mengatakan, hasil laporan tersebut sejalan dengan angka Tingkat Reproduksi (Rt) virus Covid-19 yang masih terus terkendali, yakni berada di angka 0,95 per 5 November.

“Hal ini akan terus dijaga dengan terus mendorong program Penerapan Prokes, 3M dan 3T secara ketat, serta percepatan Vaksinasi secara konsisten,” imbuh Menko Airlangga, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Kondisi yang membaik tersebut, pada gilirannya diikuti meningkatnya mobilitas penduduk dalam beberapa minggu terakhir.

Sisi positifnya, di tengah peningkatan mobilitas penduduk, kasus Covid-19 masih tetap terkendali atau tidak diikuti dengan peningkatan kasus.

Airlangga memaparkan, jika dilihat per pulau, mobilitas tertinggi terjadi di Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua yang sudah meningkat melebihi kondisi pra-pandemi Covid-19.

Selain itu, kabar baik juga datang dari Indonesia Covid Recovery Indeks yang dirilis oleh Nikkei. Menurut data Indeks Nikkei, Indonesia berada di peringkat 41 dari 121 negara di dunia, tertinggi di antara negara-negara lain di ASEAN, dengan nilai 56 (31 Oktober 2021). Peringkat tersebut membaik dari sebelumnya yang berada di peringkat 54.

Kondisi Luar Jawa-Bali

Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menjelaskan, dilihat dari jumlah kasus aktif di Luar Jawa-Bali, per 7 November 2021, sebesar 5.736 kasus atau 0,4% dari total kasus.

Artinya, posisi sudah menurun 97,5% dari puncaknya pada 6 Agustus 2021. Kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 159 kasus dengan tren terus menurun, per 7 November sebanyak 112 kasus, atau sudah menurun 99,5% dari puncak 06 Agustus 2021.

Sementara untuk di Luar Jawa-Bali, jumlah Kasus Kesembuhan (RR), Kasus Kematian (CFR), dan penurunan jumlah Total Kasus Aktif, adalah sebagai berikut:

 

  • Sumatera: RR = 96,13% dan CFR = 3,57%, dengan penurunan (jumlah total kasus aktif) -98,02%
  • Nusa Tenggara: RR = 97,41% dan CFR = 2,34% dengan penurunan -98,23%
  • Kalimantan: RR = 96,55% dan CFR = 3,17% dengan penurunan -97,90%
  • Sulawesi: RR = 97,10% dan CFR = 2,63% dengan penurunan -98,16%
  • Maluku dan Papua: RR = 96,07% dan CFR = 1,75% dengan penurunan -90,26%

Mengenai Level Asesmen per 5 November 2021, lanjut Airlangga, dari 27 Provinsi di Luar Jawa-Bali tercatat tidak ada Provinsi yang masuk Level 4 dan Level 3. Sebaliknya, terdapat 22 Provinsi pada Level 2, serta 5 Provinsi di Level 1 yaitu Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, Jambi, dan Gorontalo.

Baca Juga :  Pengamat Sebut, Jokowi ke Medan untuk Bantu Menantunya Bobby yang Akan Maju Pilgub 2024

Sementara, jika dilihat dari masing-masing Kabupaten/Kota, maka tidak ada Kabupaten/Kota yang masuk di Level 4. Lalu sebanyak 4 Kabupaten/Kota masuk Level 3, dan yang menggembirakan, sebanyak 231 Kabupaten/Kota masuk Level 2 dan 151 Kabupaten/Kota berada di Level 1.

Meski kondisi secara umum membaik, namun dari hasil evaluasi tersebut, diputuskan bahwa penerapan PPKM di Luar Jawa-Bali diperpanjang selama dua minggu, mulai 9 November hingga 22 November 2021.

Kriteria penerapan level PPKM berdasarkan Level Asesmen Situasi Pandemi dan ditambahkan pertimbangan Capaian Vaksinasi di Kabupaten/Kota tersebut.

Untuk Kabupaten/Kota dengan Capaian Vaksinasi Dosis 1 kurang dari 50%, Level PPKM-nya akan dinaikkan 1 level lebih tinggi (dari hasil evaluasi).

Sehingga, untuk PPKM periode berikutnya terdapat 156 Kabupaten/Kota dengan Level Asesmen 2 yang capaian vaksinasinya kurang dari 50%, dinaikkan menjadi Level 3 (Total PPKM Level 3 menjadi 160 Kabupaten/Kota).

Kemudian, untuk 100 Kabupaten/Kota dengan Level Asesmen 1 yang capaian vaksinasinya kurang dari 50%, dinaikkan menjadi Level 2 (Total PPKM Level 2 menjadi 175 Kabupaten/Kota) dan 51 Kabupaten/Kota dengan Asesmen Level 1 yang capaian vaksinasinya sudah mencapai lebih dari 50%, jadi tetap di Level 1 (Total PPKM Level 1 menjadi 51 Kabupaten/Kota).

Capaian Vaksinasi

Menko Airlangga menjelaskan, akselerasi vaksinasi terbukti mendapatkan progres yang cukup bagus. Pasalnya, pencapaian vaksinasi Covid-19 semakin mendekati target, yaitu per 7 November sudah  205.355.327 dosis telah disuntikkan, dengan 60,11% target telah tervaksinasi sebagian (baru Dosis 1) dan 37,96% tervaksinasi lengkap (Dosis 1 dan 2).

Percepatan vaksinasi pada masyarakat umum dan lansia juga menunjukkan hasil signifikan. Secara kumulatif, suntikan terpantau masih sesuai tren yang diharapkan untuk mencapai 80% Dosis 1 dan 60% Dosis 2. Jika dilihat di masing-masing Provinsi, terdapat 18 Provinsi (dari 34 Provinsi) dengan jumlah Vaksinasi Dosis-1 sudah mencapai lebih dari 50%.

Sementara, capaian vaksinasi di 27 Provinsi Luar Jawa-Bali, untuk Dosis-1 tercatat baru 6 Provinsi yang capaiannya di atas nasional (60,11%) yakni Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara. Sedangkan, 21 Provinsi lainnya masih berada di bawah nasional dan perlu diakselerasi.

Kalau capaian vaksinasi Dosis-2 untuk daerah Luar Jawa-Bali, baru 4 Provinsi yang angkanya berada di atas nasional (37,96%) yaitu Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, dan Jambi. Sedangkan 23 Provinsi lainnya masih berada di bawah rata-rata nasional.

Perkembangan Sisi Ekonomi

Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 5 November 2021 mencapai Rp 456,35 triliun atau 61,3% dari pagu Rp 744,77 triliun. Jika dilihat per klaster, maka realisasinya adalah sebagai berikut:

 

  • Realisasi Klaster Kesehatan sebesar Rp126,65 triliun (58,9%)
  • Realisasi Klaster Perlinsos sebesar Rp132,49 triliun (72,4%)
  • Realisasi Klaster Program Prioritas sebesar Rp72,59 triliun (61,6%)
  • Realisasi Klaster Dukungan UMKM dan Korporasi sebesar Rp63,45 triliun (39,1%)
  • Realisasi Klaster Insentif Usaha sebesar Rp61,17 triliun (97,4%)
Baca Juga :  Putusan Sengketa Pilpres 2024, Tinggal Menunggu Hati Nurani dan Keberanian MK

Realisasi Klaster Kesehatan yang sebesar Rp 126,65 triliun secara rinci adalah untuk:

  • Diagnostik (Testing dan Tracing) realisasi sebesar 68,5% atau Rp 3,08 triliun
  • Therapeutic (Insentif dan Santunan Nakes) sebesar Rp 14,31 triliun atau 75,6% dari pagu Rp 18,94 triliun
  • Vaksinasi (Pengadaan dan Pelaksanaan) sebesar 45,3% atau Rp 26,18 triliun.

 

Sedangkan, realisasi dari klaster Perlinsos yang sebesar Rp 132,49 triliun, antara lain digunakan untuk:

  • Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 73,4% atau Rp 20,79 triliun dari pagu Rp 28,31 triliun
  • Kartu Sembako sebesar 66,6% atau Rp 33,22 triliun dari pagu Rp 49,89 triliun
  • BLT Desa sebesar 64,00% atau Rp 18,43 triliun dari pagu Rp 28,80 triliun
  • Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 75,60% atau Rp 6,65 triliun dari pagu Rp 8,80 triliun.

Dipaparkan Airlangga, untuk kondisi makro ekonomi, indikator utama Sektor Eksternal menunjukkan resiliensi yang baik hingga awal November 2021.

Posisi Cadangan Devisa dan Surplus Neraca Perdagangan Indonesia relatif terus meningkat sejak 2019 hingga Oktober 2021, kemudian IHSG dan Nilai Tukar memiliki tren fluktuatif, namun tetap membaik pada awal bulan ini. Indonesia juga berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51% (YoY) pada Kuartal III-2021.

“Dengan momentum perekonomian yang masih dalam jalur positif dan terus membaik, Pemerintah optimis perekonomian nasional akan mencatatkan pertumbuhan 3,7% s.d. 4,0% (YoY) selama tahun 2021, dan di tahun 2022 diproyeksikan akan tumbuh 5,2% (YoY). Hal itu  sejalan dengan proyeksi dari berbagai Lembaga Internasional,” tutup Menko Airlangga.

Meski WHO menilai penanganan Covid-19 di Indonesia cukup berhasil, menurut Menko Airlangga, pengendalian dan pengawasan tetap konsisten dilakukan.

Misalnya, evaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali dilakukan kembali pada minggu ini.

Padahal sebetulnya, kondisi pandemi sudah sangat membaik jika dibandingkan dengan puncaknya pada Juli 2021 lalu.

Per 7 November 2021, jumlah Kasus Aktif sebesar 10.825 kasus atau 0,3% dari total keseluruhan kasus.

“Ini jauh lebih baik daripada rata-rata Global yang sebesar 7,4%,” ujar Airlangga.

Apabila dibandingkan dari kondisi puncak di 24 Juli 2021, maka persentasenya sudah turun 98,11%.

Kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 543 kasus, dengan tren penurunan per 7 November yaitu sebanyak 444 kasus, atau sudah turun 99,2% dari situasi puncak 15 Juli 2021.

Secara nasional, persentase Tingkat Kesembuhan (Recovery Rate/RR) adalah 96,37% lebih baik dari Global yang sebesar 90,52%, Tingkat Kematian (Case Fatality Rate/CFR) adalah 3,38%, dengan penurunan total kasus aktif adalah -97,59%.

“Selama 2021 ini, tren penurunan kasus secara konsisten terjadi di Jawa-Bali maupun Luar Jawa-Bali dengan tren penurunan di luar Jawa Bali yang lebih tinggi dibandingkan Jawa-Bali,” papar Menko Airlangga. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com