KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karanganyar, Jateng, Ilyas Akbar Almadani menyebut kepemimpinan Bupati Juliyatmono MM dan Wabup Rober Christanto SE masih berada pada koridor visi dan misinya saat mencalonkan diri Tahun 2018 lalu.
Bahkan, Ilyas menyebut inovasi program dan keberhasilannya di atas rata-rata.
“Besok 15 Desember 2021 tepat usia 3 tahun pemerintahan Karanganyar di bawah kepemimpinan Bupati Juliyatmono MM dan Wabup Rober Christanto SE dan saya melihat masih on the track,” ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (14/12/2021).
Menurut Ilyas, secara substansial roda pemerintahan berjalan maju dan bukan stagnan atau jalan di tempat karena jiwa leadership yang kuat dan sinergis keduanya.
Selain itu, kondusivitas politik koalisi berjalan baik dengan kiblat berkoalisi untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat Karanganyar.
Menurut Ilyas, banyak ditemui di berbagai daerah hubungan Bupati dan Wabup renggang, sehingga berpengaruh terhadap roda pemerintahan.
“Secara politik kepemimpinan dan pemerintahan ini solid, sehingga pemimpin bisa bekerja fokus,” tandasnya.
Lebih lanjut Ilyas menjelaskan, berdasar realita serta indikator yang ada, sejumlah keberhasilan ditorehkan kedua pemimpin itu baik secara angka-angka maupun fisik.
Secara angka lanjut Ilyas, pertumbuhan ekonomi Karanganyar masih bisa bertahan di atas 4% year to year meski ditempa badai pandemi Covid-19, sedangkan saat itu ekonomi dunia rontok.
Bahkan, Bupati Juliyatmono memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akhir 2021 tercapai minimal 5% dari target dipatok tumbuh 6%.
Sedangkan di sektor pembangunan tergolong eksis, yang mana pandemi Covid-19 masih terjadi saat ini, namun alokasi anggaran fisik untuk pembangunan infrastruktur masih batas normal.
Adapun di sektor pendidikan kemajuan Karanganyar tidak perlu diperdebatkan lagi serta laju arus investasi daerah berjalan stabil dikisaran Rp1 triliun meski sempat menurun diangka Rp 500 miliar karena dampak pandemi Covid-19.
Dan yang terakhir sektor kemiskinan, Karanganyar berada batas wajar dibawah 10% ambang batas dari jumlah penduduk.
“Menurut kami pondasi roda operasional pemerintahan termasuk APBD nya masih balancing seimbang sehingga walau lambat karena Covid-19 namun tetap maju terus neraca ekonominya dan itu artinya pemerintahan ini berjalan sehat,” tukasnya.
Meskipun diakui manusia tidak mungkin sempurna tentu ada kelemahan dibalik kelebihan dan itu wajar tergantung bagaimana melihat sudut pandang dan narasinya.
Sebagai contoh lanjut Ilyas so kritik terhadap pembangunan Masjid Raya Karanganyar sekitar Rp100 miliar yang mana karena force major terdapat kendala teknis.
Namun pembangunan masjid itu prestisius masih bisa membangun ditengah covid dan kelak jika sudah selesai tentu tergolong megah dan mewah di Soloraya.
“Lalu akankah karena kendala teknis selanjutnya dicap sebagai kegagalan ditengah puluhan keberhasilan kolektif Kami yakin masjid itu segera jadi dan hasilnya akan dinikmati bersama sehingga perlu sudut pandang yang lebih luas lagi,” pungkasnya.
Di akhir sorotannya, Ilyas menekankan perlunya percepatan pasca Covid-19 pada APBD 2022 guna mengejar percepatan infrastruktur sisa waktu dua tahun masa jabatan. Beni Indra