WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pemkab Wonogiri mengaku tidak akan mengeksploitasi Ajisaka (12) bocah penyandang autis yang mahir matematika. Ajisaka kelak bebas memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
Kepala Dinas Sosial Wonogiri Kurnia Listyarini mengatakan sesungguhnya penyandang disabilitas tak berbeda dengan masyarakat pada umumnya, hanya mereka memiliki sedikit kekurangan. Ketika penyandang disabilitas mendapatkan sentuhan dan pembinaan yang tepat, maka mereka bisa melakukan aktivitas seperti masyarakat umum.
Ajisaka adalah contoh bahwa penyandang disabilitas memiliki kelebihan layaknya anak normal. Menurut Kurnia, saat orang tua anak penyandang disabilitas tidak menganggap kekurangan yang dimiliki si anak sebuah aib, minat bakat anak penyandang disabilitas akan terlihat. Ini tentu saja diikuti dengan sosialisasi kepada lingkungan sebaya anak dan sentuhan pendidikan dan kesehatan, maka .
“Saat minat bakatnya kelihatan, tinggal dikelola dan dikuatkan di bidang tersebut. Tidak perlu dipaksakan harus sama dengan teman-temannya yang dalam hal ini normal,” ujar dia, baru-baru ini.
Kurnia menuturkan, target untuk sementara ini adalah membuat anak-anak penyandang disabilitas termasuk Aji Saka untuk bisa bergaul dengan masyarakat. Selain itu juga anak penyandang disabilitas bisa mendapatkan pendidikan sesuai dengan jenjangnya.
Dia menegaskan, pihaknya tak akan mengeksploitasi Aji Saka. Pekerjaan yang nantinya dipilih juga akan dibebaskan sesuai dengan kemampuannya.
“Tidak akan mengeksploitasi,” tandas dia.
Yang jelas, kata Kurnia, jika ada penyandang disabilitas yang ingin bekerja di perusahaan ada payung hukum yang kuat. Itu diatur di Undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
“Disitu sudah diatur bahwa perusahaan pemerintah atau swasta harus menerima penyandang disabilitas. Aturannya sudah ada di situ,” kata Kadinsos.
Lebih jauh, Kurnia meminta jika ada yang anak dengan kebutuhan khusus apapun jenisnya tak perlu dianggap aib di tengah keluarga maupun masyarakat. Anak itu harus diperlakukan sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Anak juga harus diajari bersosialisasi dengan lingkungan. Saat anak mulai memasuki usia sekolah, juga harus difasilitasi. Berikut juga drngan layanan kesehatan yang diperlukan oleh anak. Sebab, kata Kurnia, biasanya anak yang menyandang disabilitas termasuk rentan dengan kekurangan yang dimilikinya.
“Dengan begitu, anak bisa terdidik dan tumbuh di lingkungan yang bisa memunculkan bakat dan minatnya. Tapi kalau disembunyikan, tidak dapat layanan kesehatan yang tepat, tidak masuk ke sekolah yang tepat, walaupun punya bakat dan keterampilan khusus, itu tidak akan muncul,” papar dia.
“Berikan kesempatan pada mereka, maka potensinya akan muncul,” imbuh Kurnia.
Kadinsos tak menampik masih adanya anak berkebutuhan khusus yang masih disembunyikan oleh pihak keluarganya di Wonogiri karena masih dianggap sebagai aib. Namun, jumlahnya tinggal hitungan jari di tiap kecamatan. Karena itu, pihak keluarga perlu memahami pentingnya memberi kesempatan kepada anak penyandang disabilitas supaya potensi yang dimiliki anak bisa muncul dan dikembangkan.
Sebagaimana diwartakan dalam perayaan Hari Disabilitas Indonesia (HDI) Kabupaten Wonogiri tahun 2021 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri pada Jumat (10/12/2021) lalu, beragam kebolehan yang dipertontonkan anak-anak difabel. Namun ada satu yang menarik perhatian. Yakni Aji Saka (12) anak penyandang autisme asal Dusun Jelok RT 3 RW 2 Desa Sumberejo, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri.
Kala itu, dia ditantang untuk menunjukkan kebolehannya, yakni melakukan hitungan matematika, mulai dari perkalian hingga pembagian.
Dengan didampingi sang kakak, pertanyaan dari audiens berhasil dia jawab, salah satunya dari Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno yang juga sempat menanyai Aji Saka.
“Berapa 13 kali 15,” tantang Wakil Bupati Wonogiri Sukarno.
Spontan Ajisaka menyebut angka 195. Jawaban yang terlontar hanya dalam hitungan beberapa detik ini sontak membuat pengunjung memberikan applaus.
Selanjutnya perkalian maupun pembagian sampai dua digit angka berhasil dijawab oleh Aji Saka dengan benar. Lebih hebatnya, itu dilakukan secara cepat tanpa bantuan kalkulator.
Saat dimintai keterangan, sang kakak, Fasih Syahari (22) mengatakan awalnya pihak keluarga tidak menyangka kemampuan adik kandungnya itu.
“Kebiasaan adik saya cukup unik, ya seperti anak pada umumnya, kalau main hp ya main. Tapi malah sering bawa pegang kalkulator,” kata Fasih.
Kendati demikian, Fasih menilai adiknya juga tidak menghafalkan hitungan perkalian dan pembagian tersebut, sebab pertanyaan yang dilontarkan acak. Menurutnya, Aji Saka memang suka dengan matematika saat awal masuk ke SD. Saat ini, Aji Saka merupakan murid kelas 6 SLB Al Ishlah Jatisrono. Aris