Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Banyak Anak Bandel dan Kecanduan HP Dampak Belajar Daring, Bunda Raras Bagi Tips Mengatasinya. Simak Pula Kiat Bikin Anak Cerdas!

Praktisi anak usia dini dan pengurus Komisi perempuan MUI Kabupaten Sragen, Isyana Darmastuti Raras Anindyasari saat memberikan materi parenting ke orangtua murid KB Aisyiyah Pare, Mondokan. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masa pandemi yang berlangsung hampir dua tahun, mau tidak mau telah merubah sebagian tatanan dan perilaku kehidupan.

Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang digelar secara daring atau jarak jauh melalui sarana gadget atau HP, mulai banyak dikeluhkan.

Efek kelamaan bersentuhan dengan HP ternyata berimbas buruk membuat anak mulai kecanduan dengan HP dan menjadi bandel.

Hal itu terungkap saat digelar acara parenting dan pemberian santunan bagi anak yatim piatu terdampak Covid-19 yang digelar di Kelompok Bermain (KB) Aisyiyah, Desa Pare, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Acara parenting yang menghadirkan siswa dan wali murid itu, diisi dengan seminar parenting yang disampaikan praktisi anak usia dini dan pengurus Komisi perempuan MUI Kabupaten Sragen, Isyana Darmastuti Raras Anindyasari.

Kepala Sekolah KB Aisyiyah Pare, Bunda Temon Wijiningsih mengatakan acara parenting itu diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan bagi orang tua agar bisa menjadi orangtua yang cerdas dalam mendidik anak di masa pandemi.

“Sebab banyak keluhan dari wali murid terkait pandemi yaitu anak jadi bandel dan kecanduan HP karena kelamaan belajar daring. Dengan pemberian pembekalan ini, harapannya nanti orangtua bisa terbuka untuk membimbing dan mendampingi anaknya agar tidak jenuh serta bisa menerima pelajaran dengan baik,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (18/12/2021).

Sementara, dalam seminar parenting tersebut, Bunda Raras menyampaikan fenomena anak bosan dan kecanduan HP efek pandemi memang bisa dimaklumi.

Sebab di masa pandemi sekarang, pembelajaran semua dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring. Hal itu memang berdampak menyebabkan banyak anak merasakan bosan.

Menurutnya, ada beberapa penyebab anak menjadi jenuh dengan belajar daring. Di antaranya mendapat banyak tugas di hari libur atau murid terlalu lama mengikuti pembelajaran online lebih dari 6 jam.

Kemudian peralatan gadget yang bermasalah dan signal yang hilang timbul. Serta orang tua dan guru tegang yang akhirnya membuat murid terstimulasi emosi negatif.

“Ketika anak mengalami bosan dalam pembelajaran jarak jauh, itu sebenarnya wajar. Karena memang ada emosi di dalam otak si anak,” paparnya.

Tips Anak Tak Bosan

Untuk mengatasinya, menurutnya yang terpenting adalah bagaimana orangtua dapat mengatur dan mengendalikan emosinya.

Ketika anak merasa bosan, sebenarnya mereka hanya meminta pada orangtua untuk memahami bahwa mereka bosan. Karena emosi dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan.

“Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah jadilah contoh yang baik sebagai orangtua untuk anak kita. Kemudian ajak anak kita untuk selalu makan bersama. Dengan begitu mereka akan merasa terhibur dan dekat dengan kita,” paparnya.

Praktisi anak usia dini dan pengurus Komisi perempuan MUI Kabupaten Sragen, Isyana Darmastuti Raras Anindyasari saat menyerahkan santunan untuk anak yatim. Foto/Wardoyo

Lantas membiasakan mengajak diskusi anak untuk memecahkan masalah keluarga walaupun masalah kecil, juga perlu dilakukan.

Bunda Raras juga membeberkan bagaimana kiat menjadi orang tua cerdas dalam mendidik anak.

“Yakni jadikan anak kita, teman bahkan seperti sahabat. Dampingi anak-anak belajar setiap waktu, kemudian sekali waktu ajak anak kita untuk berekreasi atau refreshing,” ujarnya.

Ditambahkan kegiatan parenting yang diselenggarakan itu selain memberi kemanfaatan tentang ilmu pengasuhan anak, juga untuk melengkapi program Paud Holistik Integratif yang diselenggarakan dari tingkat nasional.

KB Aisyiyah Pare ditunjuk mewakili Kecamatan Mondokan sebagai lembaga yang melaksanakan Paud HI bekerjasama dengan mitra dan stake holder yang ada di Kecamatan Mondokan.

Namun ia menyampaikan saat ini tiap kecamatan baru ada satu lembaga. Sehingga diharapkan pemerintah mengembangkan PAUD HI dengan memperbanyak di semua kecamatan.

“Cakupan PAUD HI ini meliputi layanan pendidikan, layanan gizi dan kesehatan, layanan pengasuhan, layanan kesejahteraan anak, layanan perlindungan anak,” tandasnya.

Sementara, acara itu juga dihadiri oleh Bunda PAud Kecamatan Mondokan, pengawas Korwil Pendidikan Kecamatan Mondokan, dan Bunda Paud Kelurahan dan pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Wardoyo

Exit mobile version