SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Munculnya surat kaleng pasca pengumuman seleksi penjaringan penyaringan perangkat desa di Kebonromo, Ngrampal beberapa hari lalu memantik reaksi keras dari elemen warga setempat.
Tak terima dengan munculnya surat misterius bernada provokatif dan meresahkan itu, sejumlah tokoh masyarakat dan warga menggelar aksi simpatik di balai desa, Senin (27/12/2021).
Sembari membawa poster berisi kecaman, mereka mengutuk surat kaleng yang dinilai hanya bikin resah masyarakat itu.
Sebaliknya mereka menyatakan tetap mendukung penuh jalannya pemerintahan dan kepemimpinan Kades yang dinilai sudah on the track.
Koordinator aksi, Parno (40) warga Kebonromo RT 31, menuturkan kedatangannya bersama beberapa tokoh ke balai desa itu sengaja untuk menyampaikan aspirasi dukungan terhadap Kades dan jalannya pemerintahan di Kebonromo.
Mewakili warga, ia juga meminta agar perangkat desa dan masyarakat tidak terprovokasi atau memikirkan surat kaleng itu.
“Kami mengecam keras pembuat surat kaleng itu. Hanya bikin resah warga saja. Padahal situasi masyarakat kondusif dan aman-aman tenteram nggak ada masalah apa-apa. Justru sejak ada surat kaleng itu malah warga jadi nggak kondusif,” paparnya.
Atas keresahan itu, warga dan tokoh masyarakat mendesak aparat untuk bertindak tegas mengusut munculnya surat kaleng misterius itu.
Selain itu, oknum yang membuat dan bertanggungjawab atas surat kaleng itu juga diminta diusut tuntas.
“Melalui aksi ini, warga ingin menunjukkan bahwa situasi sangat kondusif. Warga sangat-sangat memberikan dukungan pada pemerintahan desa. Harapan kami kasus surat kaleng itu bisa diusut tuntas biar tidak membuat resah,” tandasnya.
Tidak Akan Berpengaruh
Aksi spontan dukungan ke Pemdes dan Kades itu digelar beberapa saat usai pelantikan Kasi Pemerintahan, Julye Indarto.
Sehingga aksi warga itu juga diketahui langsung oleh unsur Muspika dan tokoh masyarakat yang masih berada di balai desa.
Sekdes Kebonromo sekaligus Ketua Panitia Seleksi Penjaringan Penyaringan Perdes, Sumanto menegaskan tidak tahu menahu siapa yang membuat surat kaleng tersebut.
Menurutnya dari bentuknya itu bukan surat kaleng melainkan selebaran gelap. Ia mengaku tidak pernah menerima namun hanya menemukan selebaran gelap tersebut di meja balai desa.
Karena tak ada yang bertanggungjawab dan maksud tujuannya tak jelas, selebaran gelap itu dinilai tak perlu ditanggapi.
Sebaliknya ia menegaskan adanya selebaran gelap itu juga tak akan mempengaruhi pada kinerja di pemerintahan desa.
“Kalau surat kaleng pasti ada kepadanya, tapi ini nggak ada. Ini hanya selebaran gelap yang ditujukan ke siapa saya nggak tahu. Bagi kami ini nggak akan kami anggap dan tidak akan berpengaruh pada kerja kami,” tandasnya.
Sebelumnya, selebaran tanpa identitas pengirim dan pembuat itu ditemukan dikirim di meja balai desa setempat, Jumat (24/12/2021) pagi.
Selebaran dalam kertas dengan tulisan hasil cetak komputer itu hanya satu lembar. Isinya mengecam berbagai hal utamanya pelaksanaan seleksi Perdes di beberapa desa.
Selebaran itu ditulis dengan judul Balada Desaku. Isinya hampir semua menghujat dan mengecam perangkat, hingga pihak universitas sebagai pihak ketiga pelaksana ujian Perdes yang dinilai tidak obyektif.
Tak hanya menyindir, di beberapa kalimat selebaran itu juga berisi kecaman dengan kata-kata kasar.
Seperti tak tandur pari tukule malah silet teki. Tak tandur bayan tukule malah buajingan. Kemudian ada kalimat menulis oknum perangkat desa telpon rektor minta nilai sebanyak-banyaknya. Wardoyo