Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ini Solusi Permanen Kekeringan di Wonogiri Selatan, Waduk Pidekso Bisa Sediakan Air Baku Hingga 300 Liter perdetik

Waduk pidekso

Bupati Wonogiri Joko Sutopo (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan di sela pengisian tampungan air Waduk Pidekso Giriwoyo. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Secara bertahap Pemkab Wonogiri berupaya menuntaskan permasalahan kekeringan di wilayah selatan. Semakin banyak desa yang bisa terairi air bersih kendati kemarau melanda.

Pemkab di bawah kepemimpinan Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek menegaskan untuk mengatasi kekeringan butuh solusi permanen jangka panjang. Bukan solusi jangka pendek seperti pemberian bantuan air bersih.

Nah salah satu solusi permanen mengatasi kekeringan di wilayah Wonogiri selatan itu kini tengah menanti peresmian oleh Presiden Jokowi.

Dalam waktu tidak lama lagi Kabupaten ujung tenggara Jateng itu segera memiliki potensi air bersih dengan debit besar. Tidak tanggung-tanggung mencapai 300 liter air bersih perdetik. Ini terjadi ketika Waduk Pidekso Giriwoyo telah selesai dibangun dan dimanfaatkan.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek menyebutkan Pemkab Wonogiri didorong untuk berkontribusi dalam menyelesaikan pembangunan Waduk Pidekso. Setelah pembangunan waduk selesai pada 2021, Wonogiri mempunyai potensi air bersih yang cukup besar. Air bersih tersebut digadang-gadang bisa mengatasi kekeringan di wilayah Wonogiri bagian selatan.

“Kecamatan Giriwoyo, Giritontro, Pracimantoro, dan Paranggupito bakal menikmati efek dari pembangunan waduk Pidekso,” sebut dia, baru-baru ini.

Untuk penyaluran ke permukiman, menurut dia, instalasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dialokasikan pemerintah pusat. Dengan seperti itu, kebutuhan air bersih untuk rumah tangga maupun industri bisa terpenuhi.

Selain air bersih, pembangunan waduk juga bermanfaat untuk lahan pertanian. Seluas 1.500 hektare lahan pertanian bakal menikmati saluran irigasi dari Waduk Pidekso.

Penggarapan Waduk Pidekso dipercepat penyelesaiannya. Semula targetnya selesai 2022, kemudian dimajukan karena akan diresmikan Presiden Bulan Desember 2021. Demikian pula, langkah percepatan pembangunan Waduk Pidekso, kemudian diparalelkan dengan pembangunan relokasi jalan yang juga dipercepat.

Waduk Pidekso bernilai Rp 700 miliar ini, dibangun dengan membuat bendung induk (main dam) di alur Sungai Bengawan Solo Hulu, tepatnya di Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Areal genangannya merendam tiga desa, terdiri atas Desa Pidekso dan Desa Tukulrejo di Kecamatan Giriwoyo, serta Desa Sendangsari di Kecamatan Batuwarno.

Bupati menjelaskan Presiden Joko Widodo diagendakan bakal meresmikan bendungan itu pada Selasa (21/12/2021). Karena itu, seluruh properti bakal dipersiapkan demi kelancaran peresmian Waduk Pidekso.

“Aspek-aspek ini bakal menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Wonogiri,” kata
Bupati yang beken disapa Jekek itu.

Pihaknya berkomitmen untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Aset itu juga bakal dijaga supaya bisa meminimalkan terjadinya sedimentasi di Waduk Pidekso nantinya.

Soal pembebasan lahan Jekek mengatakan tinggal mengurus tanah kas desa yang nantinya juga terendam genangan dan mencari tanah pengganti. Tanah wakaf juga tinggal tahap pembayaran.

“Praktis tidak ada persoalan di ranah sosial. Tinggal fokus di pemanfaatan,” kata Jekek.

Pada waduk yang kini tengah menanti peresmian, juga bakal dilengkapi green belt. Rencananya green belt melingkari waduk. Sesuai namanya, sabuk melingkar itu berupa tanaman hijau.

Salah satu fungsinya adalah pengendali sedimentasi. Selain itu menambah keindahan waduk sekaligus pembatas waduk

Namun di Waduk Pidekso Giriwoyo Wonogiri nantinya tidak sekedar tanaman hijau. Rencananya akan ditanami pohon buah-buahan yang hasilnya bisa dinikmati masyarakat setempat.

Project Manager PT PP Waduk Pidekso, Nur Eko mengungkapkan rencana tersebut kepada wartawan baru-baru ini. Tanaman buah-buahan di green belt Waduk Pidekso Giriwoyo Wonogiri akan dikelola kelompok-kelompok masyarakat.

“Agar bisa dimanfaatkan masyarakat,” ungkap dia.

Untuk pemanfaatan tanaman bakal dibentuk kelompok warga. Merekalah yang berhak mengelola sekaligus merawat tanaman produktif itu.

Di samping itu, sekeliling jalan dekat green belt bisa dimanfaatkan untuk penambah penghasilan warga. Yakni dengan mendirikan warung, kerajinan, pusat oleh-oleh dan usaha menjanjikan lainnya.

Adapun elevasi tertinggi apabila waduk sudah penuh mencapai 185 meter mdpl.

Di sisi lain, sekeliling Waduk Pidekso juga sedang dibangun jalan lingkar relokasi. Jalan lingkar relokasi itu untuk memberikan akses baru kepada masyarakat sekitar waduk. Pasalnya, sebagian jalan yang lama akan terendam Waduk Pidekso.

Total panjang jalan lingkar tersebut mencapai 13,3 kilometer. Terbagi atas jalan lingkar kiri sepanjang 2,8 kilometer dan jalan lingkar kanan sepanjang 10,5 kilometer. Jalan lingkar kiri melewati Desa Sendangsari, sedangkan jalan lingkar kanan melalui Desa Pidekso. Aris

Exit mobile version