KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti serius kecelakaan di Nagrek, Bandung oleh trio oknum TNI yang berujung pembunuhan dan pembuangan mayat dua sejoli di Sungai Serayu, Banyumas, Jateng.
Kali ini, Presiden PKS Akhmad Syaikhu meminta penyidik baik dari Polri/TNI mengungkap tuntas motif di balik kasus keji tersebut, agar publik mengetahui secara gamblang dan fakta yang sebenarnya.
Pasalnya, meski kasus itu sedang viral baik di medsos ataupun di media nasional dan internasional, namun hingga sekarang motif detail mengapa ketiga oknum TNI itu tega membuang orang yang tertabrak dan masih hidup ke sungai.
“Meskipun Panglima TNI akan memecat oknum trio TNI, hal itu sah-sah saja. Hanya saja, publik ingin tahu motif sejati di balik kasus tersebut sejatinya ada apa,” ungkapnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM di sela acara Peresmian Sekolah Tani Ternak Nelayan PKS di Ngargoyoso, Karanganyar, Selasa (28/12/2021).
Menurut Syaikhu, panggilan akrabnya, untuk menjawab rasa penasaran publik tersebut penyidik harus terbuka berlaku adil dalam proses penyidikan.
Dengan begitu, pada persidangan nanti akan terungkap motif pelaku mengapa melakukan perbuatan keji tersebut.
“Artinya dalam kasus ini tidak cukup hanya cukup dipecat atau dicopot, tetapi TNI yang dalam hal ini memegang otoritas penyelidikan dan penyidikan harus care terhadap publik menjelaskan alasan pelaku melakukan perbuatan tersebut,” ujarnya.
Untuk itu, jelas Syaikhu, PKS mendorong proses hukum yang tengah berjalan dari semula penyidikan dilakukan oleh polisi dan selanjutnya dilimpahkan pada Puspom TNI.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, 3 oknum TNI salah satunya berpangkat Kolonel yakni Kolonel Inf Priyanto merupakan Kasiintel Kasrem 133/NW (Gorontalo) Kodam XIII/Mdk menabrak dua sejoli Handi Saputra (16) dan Salsabila (14) di Nagrek, Bandung.
Usai menabrak keduanya, yang satu masih hidup dimasukkan ke dalam mobil pelaku dan bukannya dibawa ke rumah sakit, namun dibuang di Sungai Serayu, Banyumas dan mayatnya baru ditemukan empat hari kemudian. Tak pelak kasus itu menjadi viral. Beni Indra